Sejarah Kekaisaran Romawi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
LaninBot (bicara | kontrib)
k ibukota → ibu kota
LaninBot (bicara | kontrib)
k Perubahan kosmetik tanda baca
Baris 40:
'''[[Julius Caesar]]''' dikenang sebagai kaisar Romawi paling sempurna (walaupun Roma masih merupakan sebuah republik semasa hidupnya dan jabatan kaisar belum dibentuk hingga ia meninggal). Ia memerintah [[Republik Romawi]] beberapa tahun setelah penaklukan kekuatan terakhir bangsa galia di bukit alesia, hingga kematian tragisnya di sidang senat pada 44 SM.
 
Kekuasaan yang dimiliki ''Julius Caesar'' didapatkannya ketika ia masih menjabat sebagai salah satu anggota [[Triumvirat]] (sebuah dewan pemerintahan yang terdiri atas tiga serangkai, ketika itu : '''Caesar, Pompei dan Crassus''') sebagai pemimpin militer. Pada saat itulah ia memulai rencananya untuk merebut daerah luas di utara eropa yang dikuasai bangsa Galia dengan dukungan sahabatnya, ''Pompei'' (106-48 SM).
 
Sejak dikalahkannya '''Kartago''', sekitar satu abad sebelum Caesar lahir, Republik Roma dipenuhi dengan perang saudara, pemberontakan kekuatan militer, korupsi, dan ketidak puasan terhadap dewan Senat sebagai pusat pemerintahan. Suatu kondisi politik yang kacau di sebuah republik yang berkuasa di laut tengah. Dengan berdirinya [[Triumvirat]], beberapa masalah mampu ditangani, walaupun Caesar menyadari bahwa sistem [[republik]] sudah tidak layak dipertahankan.
Baris 88:
 
=== Pembagian Wilayah oleh Diokletianus (305). ===
Kaisar Romawi ketika itu, [[Diokletianus]] mulai mengalami kesulitan-kesulitan yang serius dalam menjalankan pemerintahannya diatas daerah yang sangat luas, kesulitan ini di antaranya :
 
* Daerah yang terlalu luas mengakibatkan koordinasi pusat dengan daerah lainnya terhambat, perlu waktu berbulan-bulan agar maklumat atau hukum dari pusat pemerintahan samapai ke daerah terpencil.
Baris 109:
Ketika ketidakpuasan merajalela, Roma dihadapkan pada sebuah revolusi yang menginkan [[Maxentius]] anak Maximianus, menjadi Augustus (akhirnya ia menjadi Augustus pada tanggal 28 Oktober 306). Berbeda dengan yang lainnya, pengangkatan Maxentius ini didukung oleh pasukan [[Praetorian]]. Hal ini menyebabkan Kekaisaran memiliki 5 pemimpin: Empat Augustus (Galerius, Konstantinus, Severus dan Maxentius) dan seorang ''Caesar'' (Maximinus)
 
Dan pada tahun 307, [[Maximianus]] juga memproklamirkan dirinya sebagai Augustus, bersebelahan dengan anaknya Maxentius (sehingga secara total, ada 6 orang Augustus di Kekaisaran Romawi yaitu : Maximinus, Maximianus, Maxitius, Galerius, Konstantinus dan Severus). Namun hal ini tidak disetujui oleh Galerius dan Severus, sehingga menimbulkan perang saudara di daerah Italia. Akhirnya, Serverus terbunuh di tangan Maxentius pada tanggal 16 September 307. Keduanya (Maximinus dan Maxentius) pun berusaha memikat Konstantinus untuk bekerjasama dengan cara menjodohkan Konstantinus dengan [[Fausta]], anak Maximianus sekaligus kakak kandung Maxentius.
 
Keadaan semakin rumit ketika [[Domitius Alexander]], Vicarius (semacam Gubernur) dari Provinsi Afrika memproklamirkan diri sebagai Augustus pada 308. Melihat perkembangan ini, maka diadakanlah [[Kongres Carnuntum]] yang dihadiri oleh Diokletianus, Maximianus, and Galerius.
Kongres ini menghasilkan keputusan antara lain :
 
* '''Galerius''' menjadi Augustus di Kekaisaran Romawi Wilayah Timur