Silat Minangkabau: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
LaninBot (bicara | kontrib)
k Walikota → Wali kota
LaninBot (bicara | kontrib)
k Perubahan kosmetik tanda baca
Baris 39:
=== Penyebaran dan pengaruh silek di dalam negeri ===
Silek yang menyebar ke daerah rantau (luar kawasan Minangkabau) ada yang masih mempertahankan format aslinya ada yang telah menyatu dengan aliran silat lain di kawasan Nusantara. Beberapa perguruan silat menyatukan unsur-unsur silat di Nusantara dan Silek Minang masuk ke dalam jenis silat yang memengaruhi gerakan silat mereka. Beberapa contoh yang dapat diberikan adalah:
* Silek 21 Hari atau dikenal juga dengan nama Silek Pusako Minang : Silat ini berkembang di wilayah perbatasan antara [[Pasaman]] dan Provinsi [[Riau]]. Silat ini masih jarang diungkapkan di dalam kajian Silek Minangkabau jadi keterangan tentang silat ini masih terbatas dan dalam penelitian. Silat ini lebih menekankan aspek spiritual dan berasal dari kalangan pengamal tarekat di Minangkabau. Saat ini masih ada keturunan Pagaruyung Minangkabau yang mengajarkan silat ini di beberapa kawasan di Provinsi Riau, seperti di Rokan Hulu (Kuntu Darussalam), Mandau Duri, Rokan Hilir, dan Perawang. Silat ini tergolong jenis yang ditakuti di daerah tersebut dan juga berkembang sampai ke Malaysia<ref>Keterangan dari alm. Syech Kudus, salah seorang guru silek 21 hari di Duri, yang disampaikan oleh salah seorang cucu dia, Feb 2010.</ref> .
* [[Silat Sabandar]] dari Tanah Sunda dikembangkan oleh perantau Minangkabau yang bernama Mohammad Kosim di Kampung Sabandar, Jawa Barat. Silek ini disegani di Tanah Sunda. Seiring dengan perkembangan dan pembauran dengan tradisi silat di Tanah Sunda, silat ini telah mengalami variasi sehingga bentuknya menjadi khas untuk daerah tersebut.
* Silat Pangian di Kuantan Singgigi, Provinsi Riau, terdiri dari Silek Pangian Jantan dan Silek Pangian Batino. Silek Pangian ini asalnya dari daerah Pangian, Lintau, Kabupaten Tanah Datar Sumatra Barat. Silek ini adalah silek yang legendaris dan disegani dari wilayah Kuantan. Di Kuantan tentu saja silek ini telah mengalami perkembangan dan menjadi ciri khas dari tradisi wilayah tersebut. Awalnya pendiri dari silek ini adalah petinggi dari kerajaan Minangkabau yang pergi ke daerah Kuantan.
Baris 49:
 
=== Penyebaran silek di luar negeri ===
* Singapura : Posisi Singapura atau dahulu disebut Tumasik yang strategis membuat wilayah ini dikunjungi oleh berbagai bangsa semenjak dahulu kala. Silek Minangkabau telah menyebar ke sana pada tahun 1160 dengan ditandainya gelombang migrasi bangsa Melayu dari Minangkabau <ref>Ferrer DS. Shadow of the Prophet : Martial Arts and Sufi Musticism. Springer . 2009 ISBN 978-1-4020-9355-5</ref>
* Malaysia: Penyebaran Silek Minangkabau di Negeri Malaysia terjadi terutama akibat migrasi penduduk Minangkabau ke Malaka pada abad ke 16 dan juga karena adanya koloni Minangkabau di Negeri Sembilan. Silek Pangian, Sitaralak, Silek Luncur juga berkembang di negeri jiran ini. Silat Cekak, salah satu perguruan silat terbesar di Malaysia juga memiliki unsur-unsur aliran silek Minangkabau, seperti silek Luncua, Sitaralak, kuncian Kumango dan Lintau di dalam materi pelajarannya.<ref>[http://www.silatcekak.org.my/index.php/persilatan/matapelajaran.html]</ref> Posisi Malaysia yang rawan dari serangan berbagai bangsa terutama bangsa Thai membuat mereka perlu merancang sistem beladiri efektif yang merupakan gabungan antara beladiri Aceh dan Minangkabau.<ref>Shadows of the prophet: Martial arts and sufi mysticism. Ed.9. Springer. 2009</ref> Beberapa perguruan silat menggunakan nama Minang atau Minangkabau di dalam nama perguruannya
* Filipina: Penyebaran Islam ke Mindanao, yang dilakukan oleh Raja Baginda, keturunan Minangkabau dari Kepulauan Sulu pada tahun 1390.<ref>http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/1990/06/23/SEL/mbm.19900623.SEL18854.id.html</ref> Penyebaran ini mungkin akan mengakibatkan penyebaran budaya Minangkabau, termasuk silat ke wilayah Mindanao. Bukti-buktinya masih perlu dikaji lebih dalam
Baris 73:
 
Beberapa contoh dari arti syarat-syarat yang dibawa itu adalah
* ''kain putiah'' (kain putih) : pakaian murid itu adalah pakaian yang bersih, silek ini akan menjadi pakaian bagi murid, merupakan pakaian yang bersih
* pisau : setelah latihan ini, maka si murid tidak akan dilukai oleh pisau, karena memiliki ilmu setajam pisau
* ''lado kutu'' (cawe rawit), garam dan ''gulo''(gula) : ilmu silat ini memakai ''raso'' (rasa), karena semakin mahir orang melakukan sesuatu biasanya mereka tidak berpikir lagi, tetapi menggunakan '''raso''' (perasaan). Contoh, ahli masak terkenal jarang menimbang bahan-bahan yang mereka butuhkan, tetapi tetap juga menghasilkan masakan yang enak dan khas, seperti itu pulalah silat nantinya pada tingkat mahir.
* '' endong sapatagak (Baju Silat satu Stel) : Untuk mengajar silat kepada anak sasiannya (murid) seorang guru memerlukan pakaian silat yang bagus yang bisa dipakai selama melatih muridnya sampai tamat (Putuih Kaji), maka sudah sepatutnya dan sepantasnya bagi seorang murid untuk menyediakan seragam latihan bagi gurunya untuk melatih para muridnya,jangan sampai malah merepotkan guru yang akan menurunkan ilmunya kepada muridnya.
* ''bareh jo pitih'' (beras dan uang) : belajar silat akan menyita waktu guru, oleh karena itu sudah menjadi kewajiban bagi murid mempertimbangkan nilai dari waktu yang dihabiskan oleh guru. Di samping itu beras yang dibawa juga akan dimakan bersama sesama anggota [[sasaran silek]] (tempat berlatih silat dinamai sasaran ada juga yang menyebut laman ). Nilai uang dan beras tidak ditentukan jumlahnya. Namun setidaknya beras itu dibawa satu atau dua liter, sedangkah untuk uang, itu terpulang kepada kemampuan ekonomi si murid untuk mempertimbangkannya.
 
==== Proses Penerimaan Murid ====
Baris 87:
* Ayam tersebut kemudian dimasak, biasanya digulai dan dihidangkan dalam acara ''mandoa'' (doa) yang dihadiri oleh guru dan para saudara seperguruan. Untuk acara ini dipanggil pula ''Urang Siak'' (sebutan untuk orang ahli agama) untuk mendoakan si murid agar mendapatkan kebaikan selama mengikuti latihan. Kemudian, pada saat makan bersama, sang guru akan mengupas kepala ayam tersebut untuk mengambil tulang rawan yang berada di bawah lidah atau rahang ayam tersebut, dari tulang rawan tersebut seorang guru juga bisa membaca sebuah pertanda tentang niat dan kemauan sang murid untuk belajar silat tersebut.
 
Biasanya di dalam ritual penerimaan seorang murid, si murid ini diambil sumpahnya untuk patuh kepada guru dan tidak menggunakan ilmu yang mereka dapatkan ini untuk berbuat keonaran. Bahkan bunyi sumpah itu keras sekali. Inilah potongan bunyi sumpah itu : ''kaateh indak bapucuak, kabawah indak baurek, ditangah-tangah digiriak kumbang'' (ke atas tidak berpucuk, ke bawah tidak berurat dan di tengah-tengah dimakan kumbang), artinya pelanggar sumpah tidak akan pernah mendapatkan hidup yang baik selama hidupnya di dunia seperti yang diibaratkan nasib suatu pohon yang merana. Ada juga prosesi dari perguruan silat tradisi waktu baru masuk perguruan tersebut dianjurkan mandi dengan tujuh macam limau/jeruk bahkan ada juga dengan 7 macam bunga. waktu mandinya ada yang sore hari dan ada juga setelah jam 12.00 malam.
 
Seperti yang berlaku pada perguruan beladiri manapun bahwa semenjak saat itu saudara seperguruan adalah seperti saudara sendiri. Di dalam istilah Minangkabau dikatakan bahwa saudara seperguruan itu ''saasok sakumayan'' (satu asap satu kemenyan) atau sabatin artinya dia adalah bagian dari diri kita dan berlaku hukum saling melindungi.
Baris 117:
|}
 
Silek Ulu Ambek menurut dia tidak tergolong ke dalam aliran Silek karena lebih menekankan kekuatan batin daripada kontak fisik. Silek Sitaralak, Lintau, Kumango, Luncua terkenal sampai ke Malaysia. Silek sitaralak (disebut juga siterlak, terlak<ref>Hamzah bin Ahmad. Silat terlak nata : pesaka hulubalang Melayu. Kuala Lumpur : Dewan Bahasa dan Pustaka, 1967. Diperoleh dari situs http://antalhaq.blogspot.com/2008/11/silat-terlak-nata_25.html.</ref>, sterlak, starlak) merupakan silat yang beraliran keras dan kuat. Ada beberapa nama aliran silat lain yang punya nama, yakni Silek Tiang Ampek, Silek Balubuih, Silek [[Pangian]] (berkembang di [[Kabupaten Kuantan Singingi]]) dan Buah Tarok dari Bayang, Pesisir Selatan. Asal usul dari aliran silat ini juga rumit dan penuh kontroversi, contoh Silek Tuo dan Sitaralak. Silek Tuo ada yang menganggap itu adalah versi silek paling tua, namun pendapat lain mengatakan bahwa silat itu berasal dari Tuanku Nan Tuo dari Kabupaten Agam. Tuanku Nan Tuo adalah anggota dari [[Harimau Nan Salapan]], sebutan lain dari [[Kaum Paderi]] yang berjuang melawan Belanda di Sumatra Barat. Hubungan sitaralak dan Silek Tuo (silat paling tua) adalah kajian yang menarik untuk dikupas lebih dalam.
 
Gerakan silek itu diambil dari berbagai macam hewan yang ada di Minangkabau, contohnya Silek Harimau, Kucing<ref>http://www.youtube.com/watch?v=b2nD4JP-6Jk&feature=related</ref> dan Silek Buayo (Buaya), namun di dalam perkembangan silek selanjutnya, ada sasaran silek, umumnya silek yang berasal dari kalangan tarekat atau ulama agama Islam menghilangkan unsur-unsur gerakan hewan di dalam gerakan silek mereka karena dianggap bertentangan dengan unsur agama versi mereka.
Baris 148:
* ''langkah tigo'' (langkah tiga, pola langkah yang membentuk segitiga). Silek yang dimainkan oleh Mak Danin Capek di Cupak Solok, Sumatra Barat, misalnya lebih menekankan penggunaan langkah tiga, sehingga dia menyebutnya sebagai ''Silek Langkah Tigo'' (silat langkah tiga).<ref>http://sahabatsilat.com/forum/aliran-pencak-silat/silek-cupak-mak-danin-capek/</ref>
* ''langkah ampek'' (langkah empat, pola langkah yang membentuk segiempat)
* ''langkah sambilan'' (langkah sembilan) : untuk mancak (pencak)
 
==== 2. ''Garak jo Garik'' (Gerak dan Gerik) ====
Baris 186:
 
==== 4. Senjata dan Pusaka Sasaran ====
Sasaran silek yang baik dan bagus biasanya memiliki senjata yang lengkap serta memiliki benda-benda pusaka yang diwariskan secara turun-temurun. Senjata-senjata yang biasanya ada adalah Karih (Keris), tumbak lado (tombak cabe), kurambik ([[kerambit]]), tumbak (tombak), ladiang (lading, golok), sabik (sabit), tungkek (tongkat), dan pisau. Tumbak lado (tombak lada) merupakan senjata asli Minangkabau menurut [[Donn F. Draeger|Draeger]]<ref>http://books.google.co.jp/books?id=g3FLFtThkU0C&pg=PA126&lpg=PA126&dq=tombak+lada&source=bl&ots=Nov0acLR9N&sig=GQcZrfvo7BcUsQXCF8XzNzNUor8&hl=ja&ei=8Tc5TN7hKY2gkQX51syvAw&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=1&ved=0CBgQ6AEwAA#v=onepage&q=tombak%20lada&f=false</ref>. Wilayah Minangkabau pada kurun waktu 1600-an sangat terkenal dengan pembuatan keris serta perlengkapan perang yang berkualitas bagus<ref>[[Donn F. Draeger]].1992. Weapons and fighting arts of Indonesia. Rutland, Vt. : Charles E. Tuttle Co. ISBN 978-0-8048-1716-5. Halaman 112</ref>. Keris misalnya yang umumnya kita tahu berasal dari Jawa, ternyata juga di produksi di Minangkabau, yang dikatakan sebagai '''crizes''' atau keris yang berasal dari ''Menancabo'' (Minangkabau) <ref>Bartholomew Leonardo de Argenfola. The Discovery and conquest of the Molucco and Philippine Islands. Translated to English from Spanish. London 1708 . hal 96. diakses dari http://books.google.com/books?id=rEkxAAAAMAAJ&pg=PA96&lpg=PA96&dq=menancabo+filipina&source=bl&ots=zXjhwJiPSL&sig=XmVT3_ynRV4LMB56x-j6jpOGc94&hl=en&ei=pTUQTaq9C4r5cZqgjeIK&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=1&ved=0CBIQ6AEwAA#v=onepage&q=menan&f=false</ref>.
 
==== 5. Alat Musik serta Perlengkapan Adat ====
Baris 195:
== Kurikulum ==
Kurikulum di dalam silek Minangkabau itu terdiri dari
* Langkah : Langkah adalah konsep dan kunci utama dari permainan silek yang baik dan benar
* Buah : Teknik praktis dalam silek yang merupakan pengembangan dari langkah.
* Isi : Aspek spiritual, penggunaan tenaga dalam, pemahaman hakikat silat atau olah rasa
* Bungo, Pancak atau Mancak (Kembangan): Aspek seni dalam silat untuk hiburan atau pertunjukan. Bungo silek ini sering dijumpai pada acara-acara resmi. Bungo silek adalah kombinasi antara langkah dan buah. Gerakan silek yang ditampilkan seindah dan sebagus mungkin dan kedua pesilat berusaha untuk tidak saling menyakiti dan biasanya diiringi dengan musik tradisional. Tuo-tuo silek sering tampil dalam acara ini sebagai penghormatan terhadap dia.
 
Baris 205:
* '''balabek''' (belebat?): mengubah gerakan tangan sesuai langkah kaki.<ref>[http://videosilat.com/video/5822de5f281e6f6/Silat-Sitaralak-Pasambahan Video yang memperlihatkan gerakan tangan atau Balabek]</ref> Balabek berfungsi sebagai pertahanan untuk tubuh bagian atas jika diserang. Biasanya tangan kanan dan tangan kiri bersilangan jika dihimpitkan. Cara memainkan balabek ini bervariasi tergantung aliran silatnya, salah satu silat di Koto Anau, Kabupaten Solok, memainkan balabek dengan cara mengepalkan tangan seperti petinju. Ada lagi balabek dengan kombinasi kepal di satu tangan dan ''sudu'' di tangan lain (lihat: sudu)
* '''langkah ka muko jo langkah suruik''' (langkah maju dan langkah mundur): langkah, mengubah posisi tubuh dengan memindahkan kaki
* '''langkah insuik''' (langkah ingsut) : melangkah dengan mengeser kaki ke depan atau ke belakang. Misalkan, kaki kanan digeser sedikit ke depan, kemudian diikuti dengan menggeser kaki kiri sedikit ke depan. Langkah insuik tidak perlu mengangkat kaki untuk berpindah, cukup digeser saja. Pola langkah ini berguna untuk memperbaiki posisi untuk bertahan ataupun menyerang. Biasanya teknik ini didapat begitu saja tanpa disadari oleh pesilat.
* '''tagak itiak''' (tegak itik) : berdiri seperti itik atau bebek dengan hanya menggunakan satu kaki
* '''babaliak''' (balik 180 derjat), balik ini bisa ''baliak suok'' (balik kanan) atau ''baliak kida'' (balik kiri)
* '''simpia''' (simpir, sapuan), serangan sapuan pada kaki.
Baris 217:
* '''melingkar''', biasanya berpasangan, biasanya sepasang dan membentuk lingkaran, lawan main diibaratkan bayangan cermin, mereka akan melangkah dan bergerak seperti kita namun dalam posisi berlawanan. Formasi lingkaran sering ditemui pada sasaran silek. Jika murid sasaran itu banyak, maka posisi melingkar ini akan membentuk lingkaran besar, jadi hampir semua murid baru bisa melakukannya dalam satu waktu.
* '''berdampingan''', Salah seorang Tuo Silek dari Pauah, Padang menyebut gerakan ini sebagai ''arak kabau gadang'', boleh jadi sasaran silek lain memiliki nama lain untuk formasi ini. Dua orang melangkah berdampingan kiri dan kanan sambil bersilat. Posisi ini tidak sering dimainkan. Guna posisi ini adalah untuk belajar menghadapi serangan dari samping kiri atau kanan. Biasanya gerakan ini diajarkan pada murid yang sudah mahir dalam melangkah dan dikombinasikan dengan tahap dua, ''maambiak buah'' (mengambil buah)
* '''lurus''' , dengan maksud mempelajari cara menghadapi serangan lawan dari depan dan atau belakang. Latihan untuk formasi lurus bisa dengan menggunakan sebilah papan disebut sebagai ''silek sabilah papan''. Silek Biruang Agam sebagai contoh, menunjukkan pola permainan lurus dengan kombinasi lingkaran.<ref>http://www.youtube.com/watch?v=BQxlkSiIKrw&feature=PlayList&p=7C998B74870104CB&playnext_from=PL&index=0</ref>
 
Kebanyakan murid tidak memahami arti pelajaran ini, sehingga mereka bosan, karena sudah berbulan belajar mereka merasa kok pelajarannya dari itu ke itu juga. Teknik melangkah yang baik dan benar ini benar-benar penting bagi pemula. Jika melangkah ini sudah mahir, maka akan mudah ''maambiak buah'' (mengambil buah) atau mempelajari gerakan-gerakan praktis dalam bersilat, karena buah itu baru bagus digunakan jika langkah sudah pas dan benar.
Baris 223:
{{br}} Ada bermacam cara berdiri di dalam silat, ada yang tinggi seperti berdiri, rendah seperti orang membungkuk dan ada sangat rendah. Posisi sangat rendah ini biasanya dipakai pada silat Harimau.
{{br}} Meskipun tidak berlaku pada semua sasaran silek, pada tahap ini beberapa murid diajarkan beberapa kato atau manto (mantera), contohnya
* '''kato palangkahan''' (mantera untuk mulai bersilat) yang bunyinya kira-kira : ''assalamu`alaikum bapakku langit/alaikum salam ibuku bumi/izinkan aku melangkah di bumi Allah taala''.
* '''doa mandi''' digunakan ketika mandi untuk menyegarkan diri dari cedera atau menghilangkan energi negatif (dalam [[chi kung]] dikenal dengan istilah "chi kotor") yang mengganggu kita akibat bermain silat atau setelah bepergian. Adapun bunyinya kira-kira : ''mandi nur, mandilah aku/mandi tubuh serta nyawa/mandi ruh, serta insan/aku mandi di dalam kandungan kalimah...''
{{br}} Tidak semua sasaran silek mengajarkan mantera. Ada sasaran silek yang menggunakan doa dalam bahasa Arab yang dikutip dari ayat Alquran atau doa-doa yang biasa dibaca oleh Nabi Muhammad SAW.
 
Baris 235:
 
* '''Teknik mempergunakan tangan'''
** ''cucuak ciek jari'' (tusukan satu jari) : target serangannya lobang pada daerah leher
** ''cotok duo jari'' (tusukan dua jari) : target serangannya mata
** ''cakiak'' (cekik) : target serangannya leher
** ''kalatiak'' (?) : gerakan seperti menampar dengan mempergunakan kuku pada ujung jari
** ''kepoh'' (tepis) : membelokkan serangan lawan dengan tangan sehingga tidak mengenai tubuh
** ''siku'' (sikuan) : target serangannya tulang iga lawan
** ''rangguik'' (renggut) : merenggut tangan, kaki, atau kepala lawan
** ''doroang, tundo, tungak'' (dorong) : mendorong tubuh lawan
** ''daga'' : menggunakan bantalan telapak tangan untuk menyerang rahang lawan
** ''sudu'' (sodokan) : menggunakan empat jari yang dirapatkan dengan target serangannya ulu hati lawan, bentuk sudu ini seperti sendok datar. Sudu dan sendok artinya sama.
** ''piuah'' (pilin) : memilin tangan, kaki, atau kepala lawan
** ''sambuik'' (sambutan) : menyambut serangan lawan, biasanya diiringi dengan mematahkan anggota tubuh lawan
** ''pakuak'' (bacok) : membacok dengan menggunakan sisi tangan sejajar kelingking target serangannya leher bagian belakang
** ''patah'' (patahan) : teknik mematahkan jari, tangan dan kaki lawan
** ''lapak'' (tamparan) : menggunakan dua tangan untuk menampar kedua telinga lawan
** ''piciak'' (pijit) : teknik menjepit dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk. Buah piciak dipergunakan untuk menyerang titik kelemahan atau [[pressure point]] yakni titik-titik tertentu pada tubuh jika dipijit atau ditekan akan menimbulkan rasa sakit dan gerakan sentak (gerak refleks) seperti kena setrum listrik. Contoh sasaran adalah wilayah dekat lipatan siku tangan atau kaki, bawah ketiak, sekitar pergelangan tangan, selaput antara ibu jari dan telunjuk. Seni ini telah dikenal oleh bangsa Jepang dengan nama kyusho. Korea dan China juga memiliki pengetahuan tentang ini, serta berbagai bangsa lain di muka bumi selama beratus-ratus tahun yang lampau. Meskipun di Minangkabau teknik ini tidak terdokumentasi selengkap di Jepang atau Korea, teknik ini dikenal baik oleh para pendekar dan sangat bermanfaat jika menghadapi lawan yang memiliki tenaga kuat. Titik kelemahan ini tidak saja diserang dengan teknik piciak, tetapi bisa dengan cucuak (tusukan satu jari) atau sudu (sodok).
* '''Teknik mempergunakan kaki'''
** ''sipak, simbek, gayuang'' (sepak): menyepak lawan, biasanya alat vitalnya. Kata ''gayuang'' itu bisa juga dipergunakan untuk serangan yang menggunakan ilmu batin
** ''hantam jo lutuik'' (hantam dengan lutut) : digunakan untuk menghantam kepala lawan atau perutnya
** ''tundo jo lutuik'' (dorong dengan lutut) : lutut bisa digunakan untuk mendorong kaki lawan agar dia jatuh
** ''sapu'' (sapuan) : digunakan untuk menyapu kaki lawan
** ''dongkak kudo'' atau sipak balakang (tendangan belakang) : tendangan berbentuk huruf T
** ''injak'' (injak): menginjak kaki lawan
** ''hantam jo tumik'' (hantam dengan tumit) : menghantam ujung ibu jari kaki lawan dengan memakai tumit.
* '''Teknik dengan menggunakan bagian tubuh lain'''
** ''sondak'' (menggunakan kepala) : untuk menghantam dada, atau rahang lawan
** ''gigik'' (menggigit lawan) : gigitan di mana saja yang didapatkan pada tubuh lawan
** ''goyang ikua'' (goyangan pinggul) : menggoyangkan pinggul, teknik ini juga digunakan pemain [[sepak bola]] untuk menjatuhkan lawannya
* '''Teknik kombinasi'''
** ''mambantiang'' (membanting) : membanting lawan dengan mempergunakan tangan dan kaki
** ''mangabek atau mangunci'' (kuncian) : Istilah lain yang biasa digunakan oleh praktisi silek adalah ''santuang'' atau ''kungkuang'' (kungkung) untuk teknik mengunci lawan dengan mempergunakan tangan dan atau kaki.
** ''mambukak kabek dan mailak dari bantiangan'' (membuka kuncian dan mengelak dari bantingan) : memlepaskan diri dari kuncian biasanya mempergunakan langkah dan gerakan tangan. Tanpa menggunakan gerakan langkah yang baik, seseorang akan susah melepaskan diri dari kuncian. Di sinilah letak pentingnya kemahiran melangkah dalam pelajaran pertama yakni teknik ''malangkah''.
 
Tujuan dari silek adalah mempertahankan diri dari serangan musuh seperti yang dikatakan oleh tuo silek, jadi sebagian teknik-teknik yang dipelajari tidak boleh digunakan di dalam pertandingan silat, karena berbahaya dan mencelakakan lawan tanding.