Bersamaan dengan karirnyakariernya dalam dunia sastra, Harriet dan Calvin Stowe saling berberbagi keyakin yang kuat terhadap abolisi. Pada tahun 1850, Kongres mengesahkan Hukum Budak Pelarian, yang lantas hal ini memicu kesusahan di komunitas-komunitas kulit hitam yang bebas dan abolisionis di Utara. Harriet memutuskan untuk mengekspresikan perasaannya melalui sastra sebagai represntasi dari perbudakan, mendasarkan karnyanya pada kehidupan Josiah Henson serta terhadap pandangannya sendiri. Pada tahun 1851, bab pertamanya, [[Pondok Paman Tom]], dipublikasi di National Era. Novel tersebut diterbitkan sebagai buku setahun kemudian dan secara cepat menjadi salah satu buku yang luarbiasa penjualannya.<ref name=":0" />
Penggambaran emosi yang dideskripsikan oleh Harriet mengenai perbudakan, terutama pada keluarga dan anak-anak, menarik perhatian bangsa. Buku dan penulisnya ini merangkul di Bagian Utara, namun membangkitkan permusuhan di Selatan. Antusias penggemar begitu besar hingga menggelar pertunjukan teater berdasarkan cerita, dengan karakter Tom, Eva dan Topsy mencapai status ikonik.