Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (- + ) |
k Perubahan kosmetik tanda baca |
||
Baris 69:
Pada tanggal 25-28 Desember 1992 diadakan Urun rembug Nasional di kampus IHD Bali (UNHI) yang merupakan istilah lain dari Pra Kongres seperti yang dimaksud dalam MIM. Urun rembug ini lebih bersifat kekeluargaan untuk lebih mematangkan Pelaksaan Kongres. Namun pada urun rembug ini kembali timbul perbedaan Visi dan persepsi tentang wadah yang akan dibentuk. KMHD UGM tetap menghendaki wadah yang bersifat informal sedang delegasi lainnya menghendaki wadah yang bersifat formal berbentuk sebuah Organisasi. Setelah melalui perdebatan yang panjang maka KMHD UGM mengambil sikap walk out.
Dalam rangka mewujudkan keinginan untuk membentuk wadah bersama secara formal, maka diputuskan
# Pelaksanaan Kongres diundur sampai bulan September 1993.
# Tempat Kongres tetap di Bali
Baris 76:
# Dibentuk Tim Investigasi yang bertugas untuk mempelajari dan mendapatkan informasi mengenai kondisi Mahasiswa Hindu di seluruh Indonesia.
Kemudian pada tanggal 8-10 dan 14-15 Februari 1993 bertempat di Sekretariat Panitia Kongres, Jl. Ir. Ida Bagus Oka No.5, diadakan Bali Informal Meeting (BIM). Hasil penting BIM adalah
# Nama Organisasi yang diusulkan pada Kongres adalah Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia, disingkat KMHDI.
# Akan diadakan pertemuan lanjutan di Bandung.
Baris 84:
# Masing-masing Perguruan Tinggi untuk mengirimkan kalender akademik, untuk mencari waktu yang tepat tentang pelaksanaan Kongres.
Untuk menindaklanjuti hasil-hasil BIM maka pada tanggal 18-20 April 1993 diadakan Pertemuan Informal Bandung (PIB) di Asrama Mahasiswa Viyata Tirta Gangga dan Ciung Wanara, dengan hasil-hasil
# Kongres tetap diadakan di Bali pada tanggal 1-4 September 1993.
Baris 97:
== Tantangan Awal Perjalanan KMHDI (1993-1999) ==
Secara de facto KMHDI lahir pada tanggal 3 September 1993, setelah AD/ART berhasil disusun dan disyahkan. Beberapa tahun setelah itu KMHDI masih belum bisa eksis di masyarakat luas. Kendala-kendala yang dihadapi adalah
# Pengurus secara personal tidak memahami tugas dan fungsinya.
# Komunikasi yang kurang antara Pimpinan Pusat dengan Pimpinan Daerah, sehingga tidak ada Koordinasi yang baik.
# Minimnya dana untuk menjalankan roda Organisasi.
Melihat segala kekurangan dan kendala yang dihadapi, KMHDI kemudian mulai melakukan koordinasi dan konsolidasi, sehingga beberapa Pimpinan daerah dan Pimpinan Cabang berhasil dibentuk. Beberapa peraturan Organisasi juga berhasil disepakati, tetapi pelaksanaannya belum seperti yang diharapkan. Kurangnya komunikasi, konsisitensi di dalam menjalankan program organisasi
Untuk menyelamatkan Oganisasi, maka beberapa tokoh pendiri dan anggota yang masih aktif bertekad untuk menyelenggarakan Mahasabha II (Kongres). Kongres yang sedianya diselenggarakan pada bulan September 1996 di Jakarta, dialihkan ke kota Malang yang pada saat itu secara kader dan persiapan lebih baik.
Di dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun kepengurusan Pimpinan Pusat KMHDI berupaya melaksanakan hasil Ketetapan Mahasabha II KMHDI Nomor
1. Bidang Organisasi
Baris 198:
Dengan mengucapkan slogan ini, maka lawan bicara atau anggota yang lain akan membalas dengan mengucapka "'''''Jaya...!'''''".
Slogan ini dikutip dari Kitab Mundaka Upanisad III.1.6
''Satyameva jayate nānṛtaṁ, satyena panthā vitato devayānaḥ, yenākramantyṛṣayo hyāptakāmā, yatra tat satyasya paramaṁ nidhānam;'' (Mundaka Upanisad III.1.6)
Artinya
Hanya kebenaran yang selalu menang bukan ketidakbenaran, Melalui jalan kebenaran Ilahi, Orang bijak yang benar-benar keinginannya terpenuhi, Yang bisa mencapai harta tertinggi dimana kebenaran berada.
|