Kubah Shakhrah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Bot: Mengganti Israel-2013(2)-Jerusalem-Temple_Mount-Dome_of_the_Rock_(SE_exposure).jpg dengan Palestine-2013(2)-Jerusalem-Temple_Mount-Dome_of_the_Rock_(SE_exposure).jpg
LaninBot (bicara | kontrib)
k Perubahan kosmetik tanda baca
Baris 23:
Umar memasuki Masjid Al Aqsha dengan berjalan. Tidak ada pertumpahan darah dan tidak ada pembunuhan oleh tentara Islam. Siapa pun yang ingin meninggalkan Baitul Maqdis dengan segala harta benda mereka, dibenarkan berbuat demikian. Siapa pun yang ingin terus tinggal, akan dijamin keselamatan nyawa, harta benda, dan tempat beribadat mereka. Semua ini terkandung dalam Perjanjian Umariyya.
 
Umar kemudian menemani Sophronious ke Gereja Makam Kudus dan ditawarkan untuk shalat di dalamnya. Umar menolak karena ditakutkan dapat membuat umat Islam memiliki alasan untuk mengubah gereja tersebut menjadi masjid di kemudian hari.<ref>Steven Runciman, ''A History of the Crusades'', vol. 1 ''The First Crusade'' (Cambridge: Cambridge University Press, 1987), 3-4.</ref> Umar lebih memilih untuk shalat di Masjid Al Aqsha yang saat itu berupa puing-puing dan memerintahkan pembersihan<ref>Michael D. Coogan [https://books.google.com/books?id=gM-tZeEO4wgC&pg=PA443 ''The Oxford History of the Biblical World,''] Oxford University Press, 2001 p.443-</ref> dan memberi akses pada umat Yahudi ke dalam kompleks tersebut.<ref>Daniel Frank, [https://books.google.com/books?id=MzqwUksGUrkC&pg=PA209 ''Search Scripture Well: Karaite Exegetes and the Origins of the Jewish Bible Commentary in the Islamic ,''] East BRILL, 2004 p.209.</ref>
 
Salah seorang mantan Yahudi yang masuk Islam, [[Ka'ab al-Ahbar|Ka'ab Al Ahbar]], memberi masukan kepada Umar agar mendirikan tempat ibadah di sebelah utara Batu Fondasi agar saat shalat, umat Islam dapat menghadap Ka'bah sekaligus batu tersebut. Namun Umar menolak gagasan tersebut dan shalat di bagian selatan masjid, membelakangi batu tersebut.<ref name="Mosaad">Mosaad, Mohamed. [http://www.godsholymountain.org/papers/bayt.pdf Bayt al-Maqdis: An Islamic Perspective] pp.3–8</ref> Saat membangun tempat ibadah, Umar sengaja membuat agar masjid yang dibangunnya, Batu Fondasi, dan Ka'bah tidak berada dalam satu garis lurus. Batu itu sendiri dibiarkan terbuka.