Kulur, Temon, Kulon Progo: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Perubahan kosmetik tanda baca |
|||
Baris 20:
Dari berbagai sumber yang telah ditelusuri dan digali, asal usul desa Kulur memiliki versi banyak cerita yang bervariatif. Hal tersebut disebabkan banyaknya tempat yang dikrematkan yang kemudian dipercaya dan dijadikan pedoman sebagai keramat orang pertama yang datang membuka suatu desa. Dari dasar diatas akhirnya legenda desa Kulur diangkat dari seorang tokoh. Karena secara umum masyarakat meyakini bahwa orang pertama yang memberi nama Kulur.
'''Versi I
Raden Ayu Pakuwati merupakan salah satu bangsawan Kraton yang diasingkan (disetrakke, jawa), atau dikucilkan oleh keluarga istana karena dianggap telah membawa aib keluarga, kemudian beliau diasingkan di salah satu bagian wilayah ADIKARTO yang waktu itu masih belum banyak penduduknya, serta belum memiliki nama wilayah.
Baris 26:
Kemudian terdengar seseorang yang juga seorang bangsawan, yang sedang melaksanakan dakwah ke wilayah yang sama, yang dikenal sebagai Kyai Mertinggi/Ki Ageng Bahu Lawe. Beliau melaksanakan dakwah di wilayah ini dan pada waktu itu telah dilaksanakan pengislaman warga secara massal, yang dilaksanakan di Nggunungan Polodadi yang hingga sekarang masih di kenang warga sebagai tempat tirakatan yang setiap setahun sekali melaksanakan upacara bersih desa yang diisi dengan kegiatan Tahlil dan pembaaan sholawat nabi.
Pertemuan Kyai Mertinggi dengan Raden Ayu Pakuwati. Raden Ayu Pakuwati mendapat saudara (sedulur), sesama bangsawan yang sekian lama berada di tempat/wilayah ini, baru sekali ini bertemu dengan seorang bangsawan. Kemudian Raden Ayu Pakuwati mengajak Kyai Mertinggi untuk tetap tinggal /menemani dengan mengatakan
Sedangkan wilayah dimana Raden Ayu Pakuwati tinggal pada akhirnya disebut sebagai SETRO, yang berasal dari kata di setrakke (jawa) yang berarti dikucilkan.
'''Versi II
Tersebut juga pada versi yang lain bahwa KULUR berasal dari kata KUWU dan LUHUR. Selain itu, tersebut juga versi lain dari asal muasal desa Kulur
[[Berkas:Makam Kyai Mertinggi-Ki Ageng Bahu Lawe.jpg|jmpl|270px|Makam Kyai Mertinggi/Ki Ageng Bahu Lawe di Desa Kulur]]
'''Kyai Mertinggi/Ki Ageng Bahu Lawe''' berasal dari majapahit yang malarikan diri dari kejaran prajurit kerajaan demak. Kyai mertinggi bersama sahabatnya bernama glagah wiro dan ki gebang, melarikan diri dari majapahit dan tibalah di desa kulur tepatnya di gunung songgo, kenapa di namakan gunung songgo? Karena penyebutan ini konon kabarnya karena mereka selalu sangga wang (bertopang dagu) meratapi nasib yang tak tentu rimbanya. Setelah berhari-hari di tempat itu merasa aman, maka mereka memutuskan untuk tinggal di tempat itu. Pada suatu hari warga sekitar berkeluh kesah karena beberapa hari warga satu persatu raib dan hilang, setelah di teliti warga yang hilang itu di makan seekor ular besar yang bernama sarpa pangan angin, wujutnya seperti belut besar hitam (keling) dan terdapat batu mustika kecubung di keningnya.
Baris 54:
Sejarah Pemerintahan Desa
Pada jaman penjajahan Belanda Desa Kulur berbentuk Kalurahan yang dipimpin seorang Lurah yang membawahi 6 padukuhan yaitu
1. Padukuhan Kaligayam
Baris 72:
Seiring dengan perkembangan jaman padukuhan Kebondalem dan Tigaron mengalami pemekaran wilayah dari dua padukuhan menjadi tiga padukuhan.
Daerah padukuhan Tigaron yang dikenal dengan sebutan Brengkel dan daerah padukuhan Kebondalem yang dikenal dengan sebutan Bojong digabung menjadi satu wilayah padukuhan dengan nama Padukuhan Bojong, sehingga Desa Kulur yang semula enam padukuhan menjadi tujuh padukuhan yaitu
1. Padukuhan Kaligayam
Baris 111:
=== Penggunaan lahan ===
Luas wilayah administrasi Desa Kulur
Tanah Pekarangan
Tanah pertanian
Tanah pegunungan
Tanah lainnya
(termasuk jalan desa, jalan Kereta api, makam, dan sungai )
Baris 130:
Dari masa berdirinya desa Kulur sampai dengan sekarang telah mengalami beberapa kali pergantian kepemimpinan Lurah / Kepala Desa.
Adapun nama Lurah / Kepala Desa Kulur adalah sebagai berikut
1. Lurah Demang Pantja
Baris 151:
=== Perangkat desa ===
* Kepala Desa
* Sekretaris Desa
* Kasi Kemasyarakatan
* Kasi Pemerintahan
* Kasi Pembangunan dan Pemberdayaan
* Kaur Perencanaan dan Keuangan
* Kaur Umum Aparatur Desa dan Aset
* Dukuh Kaligayam
* Dukuh Polodadi
* Dukuh Tigaron
* Dukuh Trukan
* Dukuh Setro
* Dukuh Kebondalem
* Dukuh Bojong
* Staff Desa 1
* Staff Desa 2
== Pembangunan Desa ==
Pembangunan di desa Kulur dapat dicatat pembangunannya pada beberapa era kepemimpinan Lurah/Kepala Desa yang masing-masing memiliki hal-hal yang menonjol anatara lain sbb
1. Masa kepemimpinan Demang Pantja
|