Munzir Al-Musawa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
LaninBot (bicara | kontrib)
k orangtua → orang tua
LaninBot (bicara | kontrib)
k Perubahan kosmetik tanda baca
Baris 42:
}}
 
'''Munzir bin Fuad al-Musawa''' atau lebih dikenal dengan '''Munzir Al-Musawa''' atau '''Munzir''' ({{lahirmati|Cipanas, Cianjur, Jawa Barat|23|2|1973|[[Jakarta]]|15|9|2013}})<ref name="basyaibanp149"/> adalah dikenal sebagai pimpinan Majelis Rasulullah {{SAW}} yang dakwahnya menjangkau berbagai wilayah di Indonesia, beberapa wilayah nusantara dan [[dunia]]. Dakwahnya yang menyentuh berbagai kalangan menjadikan ia banyak dicintai oleh Ummat Islam terutama di [[wilayah]] Jabodetabek dan di [[Nusantara]]. Munzir adalah murid yang begitu disayangi oleh gurunya Umar bin Hafidz <ref name="habibumar">{{Harv|Habib Umar bin Hafidz|2013}}.</ref><ref name="ruslan">{{Harv|Ruslan|2013}}.</ref>, sedangkan kalangan pemuda [[muslim]] yang mengenalnya tidak jarang menjadikan ia sebagai panutan ataupun [[idola]] dalam mengikuti ajaran Nabi [[Muhammad]] {{SAW}}.<ref name="damanhuri">{{Harv|Damanhuri|2013}}.</ref> Dakwahnya di Indonesia juga tercatat sering di hadiri [[tokoh]]-[[tokoh]] [[nasional]] seperti [[Presiden Republik Indonesia]], [[Susilo Bambang Yudhoyono]], [[Suryadharma Ali]] , [[Fadel Muhammad]], [[Fauzi Bowo]] dan lain-lain.
 
== Silsilah <ref name="silsilah">{{Harv|munzir|2007}}.</ref><ref name="basyaibanp159"/> ==
Baris 115:
Habib Munzir berkata '' "selepas ia menyampaikan ceramah, ia melirik saya dengan tajam, saya hanya menangis memandangi wajah sejuk itu, lalu saat ia sudah naik ke mobil bersama almarhum Alhabib Umar maula khela, maka Guru Mulia memanggil Habib Nagib Bin Syeikh Abubakar, Guru mulia berkata bahwa ia ingin saya dikirim ke Tarim Hadramaut, Yaman untuk belajar dan menjadi murid ia"''<ref name="cerita"/><ref name="basyaibanp154"/>
 
''"Guru saya Habib Nagib bin Syeikh Abubakar mengatakan saya sangat belum siap, belum bisa bahasa arab, murid baru dan belum tahu apa apa, mungkin ia salah pilih..?.Maka guru mulia menunjuk saya. Itu.. anak muda yang pakai peci hijau itu..!, itu yang saya inginkan. Maka Guru saya Habib Nagib memanggil saya untuk jumpa ia, lalu guru mulia bertanya dari dalam mobil yang pintunya masih terbuka : siapa namamu?, dalam bahasa arab tentunya, saya tak bisa menjawab karena tak paham, maka guru saya Habib Nagib menjawab : kau ditanya siapa namamu..!, maka saya jawab nama saya, lalu guru mulia tersenyum.."''<ref name="cerita"/><ref name="basyaibanp154"/>
 
Keesokan harinya Habib Munzir berjumpa lagi dengan Al-Habib Umar bin Hafidz di kediaman Almarhum Al-Habib Bagir al-Attas, saat itu banyak para [[Habib|Habaib]] dan [[Ulama]] mengajukan anaknya dan muridnya untuk bisa menjadi murid Al-Habib Umar bin Hafidz. Berkata Habib Munzir ''"maka guru mulia mengangguk angguk sambil kebingungan menghadapi serbuan mereka, lalu guru mulia melihat saya dikejauhan, lalu ia berkata pada almarhum Habib Umar Maula Khela : itu.. anak itu.. jangan lupa dicatat.., ia yang pakai peci hijau itu..!, guru mulia kembali ke Yaman, sayapun langsung ditegur guru saya Habib Nagib bin Syeikh Abubakar, seraya berkata : wahai Munzir, kau harus siap-siap dan bersungguh sungguh, kau sudah diminta berangkat, dan kau tak akan berangkat sebelum siap.."''<ref name="cerita"/><ref name="basyaibanp155">{{Harv|Basyaiban|As-Syamfuriy|2013|p=155}}.</ref>
 
== Berangkat ke Tarim ==
Baris 126:
Saat itu Habib Nagib berkata: ''"saya belum siap"''<ref name="cerita"/><ref name="basyaibanp155"/>
 
Namun Almarhum Al-Habib Umar Maula Khela dengan tegas menjawab :''"Saya tidak mau tahu, namanya sudah tercantum untuk harus berangkat, ini permintaan Al-Habib Umar bin Hafidz, ia harus berangkat dalam dua minggu ini bersama rombongan pertama"''<ref name="cerita"/><ref name="basyaibanp155"/>
 
Kemudian Habib Munzir bergegas mempersiapkan [[paspor]] dan lain-lainya. Ayahnya sempat keberatan dan berkata:''"Kau sakit-sakitan, kalau kau ke Mekkah ayah tenang, karena banyak teman disana, namun ke Hadhramaut itu ayah tak ada kenalan, disana negeri tandus, bagaimana kalau kau sakit? Siapa yang menjaminmu ?"<ref name="cerita"/><ref name="basyaibanp155"/>''
Baris 146:
 
== Guru-gurunya ==
Guru yang sangat berpengaruh terhadap ilmu, serta kepribadian Al Musawa adalah guru mulia Al Habib Al Allamah Al Hafizh Al Arifbillah Sayyidi Syarif Al Habib [[Umar bin Hafidz]] bin [[Abubakar bin Salim|Syekh Abubakar bin Salim]] <ref name="Husnul">{{Harv|Husnul|2017|p=27}}.</ref>. Habib Munzir Al Musawa menimba ilmu kepada beberapa habaib <ref name="Husnul-Syukron">{{Harv|.|loc=Muhammad Syukron Makmun, Wawancara, Jakarta, 16 Januari 2017, Lihat Husnul, 2017, hal 27}}.</ref> di antaranya , yaitu:
# Habib Umar bin Hud Alattas (Cipayung, Bogor) <ref name="Husnul-Syukron"/>;
# Habib Aqil bin Ahmad Alaydrus, Habib Umar bin Abdurrahman Assegaf <ref name="Husnul-Syukron"/>;