Muslich: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k ←Suntingan AABot (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh HsfBot
Tag: Pengembalian
LaninBot (bicara | kontrib)
k Perubahan kosmetik tanda baca
Baris 53:
===Bisnis Tanah===
 
KH Muslich yang sudah sangat kaya menginvestasikan sebagian uangnya untuk bisnis tanah di daerah Rawamangun. Pada tahun 1960 an Rawamangun baru saja menjadi daerah terbuka , setelah terbangunnya jalan by pass yang dibangun atas pinjaman dari Amerika Serikat Beribu-ribu meter ia miliki tanah kebun/ladang dan kaveling. Dari hasil bisnis tanah itu ia membangun Yayasan Perguruan Diponegoro di Jakarta, sebagai cabang perguruan yang sama yang ada di Purwokerto.Ternyata yang dibangun di Jakarta berkembang lebih maju.
 
Sebagian tanah yang dimilikinya antara lain yang dibangun asrama mahasiswa dan pelajar Islam Sunan Giri Rawamangun. Ada sekitar 4000 meter tanahnya yang dihibahkan kepada Pemda DKI Jakarta pada masa Ali Sadikin, dengan kompensasi Yayasan Diponegoro dibangunkan gedung sekolah berlantai tiga. Tanah yang dihibahkan itu digunakan untuk pembangunan Pasar Ciremai Rawamangun.
 
Perguruan Yayasan Diponegoro asuhan KH Muslich berada di Rawamangun dan Cakung Jakarta Timur. Perguruan yang menampung hampir 4000 para siswa/siswi yang belajar dari TK sampai Aliyah (SMP-SMU/Kejuruan) ini, menempati bangunan berlantai tiga , dengan 250 orang guru dan peralatan, dan laboratorium yang lengkap. Sebelum wafatnya Kiai Muslich pernah bertutur, bahwa hidup itu berjuang dan berkhidmat untuk negara dan masyarakat. Karena itu selama masih hayat dikandung badan, berjuang harus terus dikerjakan.
 
Sampai usia 70 tahun dan sejak muda KH Muslich yang berperawakan kecil namun lincah dan trampil itu, tidak pernah mengenakan bantuan kacamata untuk membaca Qur’an dan Koran.Ketika ditanya apa resepnya? Kiai Muslich mengutip pesan kakeknya, bahwa setiap hari jangan tinggal membaca al-Qur’an, dan jangan bertempat tinggal di rumah yang lebih bagus dari masjid yang ada. Kiai Muslich ternyata konsekuen, meski ia punya banyak tanah, banyak uang, tapi tetap bertempat tinggal di rumah kecil sederhana di dalam komplek Yayasan Diponegoro Rawamangun Jakarta Timur.