Syafaat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
LaninBot (bicara | kontrib)
k Perubahan kosmetik tanda baca
Baris 11:
Ada pula syafa’at yang dilakukan oleh Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam maupun para pemberi syafa’at lainnya, yaitu: Syafa’at bagi penduduk [[surga]] untuk mendapatkan tingkatan surga yang lebih tinggi dari sebelumnya, syafa’at bagi mereka yang seimbang antara amal sholihnya dengan amal buruknya untuk masuk surga, syafa’at bagi mereka yang amal buruknya lebih berat dibanding amal sholihnya untuk masuk surga, syafa’at bagi pelaku [[dosa]] besar yang telah masuk neraka untuk berpindah ke surga, syafa’at untuk masuk surga tanpa hisab dan tanpa adzab
 
Dalam keyakinan [[Ahlus sunah wal jama'ah]], tersebut suatu kisah di akhirat nanti umat [[manusia]] akan meminta syafaat kepada para nabi. Akan tetapi dari [[Nabi Adam]] sampai [[Isa]] tidak ada yang bersedia memberikan syafaat. Para nabi tersebut merekomendasikan kepada umat manusia untuk meminta syafaat kepada [[Nabi Muhammad]], sebab hanya dia yang diberi izin untuk memberikan syafaat. Maka kita sebagai umat [[Islam]] untuk meminta syafaat kepada [[Nabi Muhammad Saw]]. Sedangkan yang akan mendapatkan syafaat adalah orang-orang [[tauhid]]. Ketika [[Rasulullah]] ditanya, siapakah yang akan mendapatkan syafaatmu? Dia menjawab : yang akan mendapatkan syafaatku adalah orang yang mengucapkan La Ilaha Illalah. Syafaat tidak hanya di akhirat saja, akan tetapi juga di dunia sebab pertolongan tidak hanya di [[akhirat]].
 
Hukum Meminta Syafaat[sunting | sunting sumber]
 
Setelah kita memahami hakikat syafaat, hendaknya kita meminta syafaat hanya kepada [[Allah]]. Karena hanya Allah lah yang memiliki syafaat. Barangsiapa yang meminta syafaaat kepada selain Allah, pada hakekatnya dia telah berdoa kepada selain [[Allah]]. Ini merupakan salah satu bentuk kesyirikan, meskipun dia meminta kepada Nabi shalallhu ‘alaihi wa sallam. Dengan demikian,  salah ketika orang yang meminta syafaat mengatakan  : “Wahai Nabi, berilah aku syafaat”, atau “ Wahai Nabi, syafaatilah aku”, dan yang semisalnya.
 
Syafaat hanya milik [[Allah]] dan Nabi tidak bisa memberikan syafaat tanpa ridho dan izin dari-Nya. Sehingga, tidak boleh meminta syafaat kepada makhluk, termasuk kepada [[Nabi]] sekalipun. Mengapa? Karena meminta syafaat adalah termasuk [[doa]] permintaan. Seseorang yang meminta syafaat kepada selain [[Allah]] berarti dia telah berdoa kepada selain [[Allah]]. Doa adalah ibadah yang harus ditujukan kepada [[Allah]] dan tidak boleh ditujukan kepada selain-Nya. Barang siapa yang beribadah kepada selain [[Allah]] dia telah melakukan [[syirik]] akbar. Demikian pula bagi orang yang meminta syafaat kepada selain Allah dia telah berbuat [[syirik akbar]]. [Lihat Syarhu al Qowaaidil Arba’, Syaikh Sholeh Alu Syaikh]