Gereja Katolik Roma: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ciko (bicara | kontrib)
k benerin salah ketik
Stephensuleeman (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 7:
Yang dimaksudkan dengan "pengganti Petrus" ini adalah Uskup Roma, Paus, yang ditahbiskan tanpa terputus sejak masa [[Yesus Kristus]] pada abad pertama. Inilah identitas yang kelihatan dari Gereja Katolik.
 
Berdasarkan tata cara beribadahnya, Gereja Katolik Roma dapat digolongkan menjadi dua [[ritus]]: [[ritus Barat]] (atau Latin) dan [[ritus Timur]]. Gereja Katolik di [[Indonesia]] mengikuti [[ritus]] Barat]].
 
== Gereja tertentu dalam Gereja Katolik Roma ==
Baris 21:
Para penguasa VOC beragama [[Protestan]], maka mereka mengusir imam-imam Katolik yang berkebangsaan [[Portugis]] dan menggantikan mereka dengan pendeta-pendeta Protestan dari [[Belanda]]. Banyak umat Katolik yang kemudian menjadi Protestan saat itu.
 
Imam-imanimam Katolik diancam hukuman mati, kalau ketahuan berkarya di wilayah kekuasaan VOC. Pada [[1924]], Pastor Egidius d'Abreu SJ dibunuh di Kastel Batavia pada zaman pemerintahan Gubernur Jenderal [[JP Coen]], karena mengajar agama dan merayakan Misa Kudus di penjara.
 
Pastor A. de Rhodes, seorang [[JesuitYesuit]] Perancis, pencipta huruf abjad [[Vietnam]], dijatuhi hukuman berupa menyaksikan pembakaran salibnya dan alat-alat ibadat Katolik lainnya di bawah tiang gantungan, tempat dua orang pencuri baru saja digantung, lalu Pastor A. de Rhodes diusir (1646).
 
Yoanes Kaspas Kratx, seorang [[Austria]], terpaksa meninggalkan [[Batavia]] karena usahanya dipersulit oleh pejabat-pejabat VOC, akibat bantuan yang ia berikan kepada beberapa imam Katolik yang singgah di pelabuhan Batavia. Ia pindah ke [[MacaMacau]]u, masuk Serikat Jesus dan meninggal sebagai seorang martir di [[Vietnam]] pada 1737.
 
Pada akhir abad ke-18 Eropa Barat diliputi perang dahsyat antara [[Perancis]] dan [[Inggris]] bersama sekutunya masing-masing. Simpati orang Belanda terbagi, ada yang memihak Perancis dan sebagian lagi memihak Inggris, sampai negeri Belanda kehilangan kedaulatannya. Pada tahun [[1806]], [[Napoleon Bonaparte]] mengangkat adiknya, [[Lodewijk]] atau [[Louis Napoleon]], seorang Katolik, menjadi raja Belanda. Pada tahun [[1799]] VOC bangkrut dan dinyatakan bubar.
 
* '''Era Hindia-Belanda'''
Dengan adanya perubahanPerubahan politik di Belanda, khususnya kenaikan tahta Raja Lodewijk, seorang Katolik, membawa pengaruh yang cukup positif. Kebebasan umat beragama mulai diakui pemerintah. Pada tanggal [[8 Mei]] [[1807]] pimpinan gerejaGereja Katolik di [[Roma]] mendapat persetujuan Raja Louis Napoleon untuk mendirikan Prefektur Apostolik Hindia Belanda di Batavia (lihat: [[Gereja Katedral Jakarta#Sejarah|Sejarah Gereja Katedral Jakarta]])
 
Pada tanggal 4 April 1808, dua orang Imam dari Negeri Belanda tiba di Jakarta, yaitu Pastor Jacobus Nelissen, Pr dan Pastor Lambertus Prisen, Pr. Yang diangkat menjadi Prefek Apostolik pertama adalah Pastor J. Nelissen, Pr.
Baris 39:
Misi Katolik di daerah ini diawali oleh Pastor F. [[van Lith]], SJ yang datang ke Muntilan pada tahun [[1896]]. Pada awalnya usahanya tidak membuahkan hasil yang memuaskan, akan tetapi pada tahun 1904 tiba-tiba 4 orang kepala desa dari daerah Kalibawang datang ke rumah Romo dan mereka minta untuk diberi pelajaran agama. Sehingga pada tanggl [[15 Desember]] [[1904]], rombongan pertama orang Jawa berjumlah 178 orang dibaptis di sebuah mata air Semagung yang terletak diantara dua batang pohon sono. Tempat bersejarah ini sekarang menjadi tempat ziarah [[Sendangsono]].
 
Romo van Lith juga mendirikan sekolah guru di Muntilan yaitu ''NormmlschoolNormaalschool'' di tahun [[1900]] dan ''Kweekschool'' (Sekolah Pendidikan Guru) di tahun [[1904]]. Pada tahun [[1918]] sekolah-sekolah Katolik dikumpulkan dalam satu yayasan, yaitu [[Yayasan Kanisius]]. Para imam dan Uskup pertama di Indonesia adalah bekas siswa Muntilan. Pada permulaan abad ke-20 gereja Katolik berkembang pesat.
 
Pada [[1911]] Van Lith mendirikannyamendirikan Seminari Menengah. Tiga dari enam calon generasi pertama dari tahun 1911-1914 ditahbiskan menjadi imam pada tahun [[1926]] dan [[1928]], yaitu RamaRomo F.X.Satiman, SJ, A. [[Djajasepoetra]], SJ, dan Alb. [[Soegijapranta]], SJ.
 
* '''Era Perjuangan Kemerdekaan'''
[[Albertus Soegijapranata]] menjadi Uskup Indonesia yang pertama ditahbiskan pada tahun [[1940]].
 
Tanggal [[20 Desember]] [[1948]] [[Romo Sandjaja]] terbunuh bersama Frater Hermanus Bouwens, SJ di dusun Kembaran dekat Muntilan, ketika penyerangan pasukan Belanda ke Semarang yang berlanjut ke Yogyakarta dalam Agresi Militer Belanda II. Romo SandjayaSandjaja dikenal sebagai martir pribumi dalam sejarah gerejaGereja Katolik Indonesia.
 
Mgr. Soegijapranata bersama Uskup Willekens SJ menghadapi penguasa pendudukan pemerintah Jepang dan berhasil mengusahakan agar Rumah Sakit St. Carolus dapat berjalan terus.
 
Banyak diantaradi antara pahlawan-pahlawan nasional yang beragama Katolik, seperti [[A. Adisucipto]] (1947), [[I. Slamet Riyadi]] (1945) dan [[Yos Sudarso]] (1961).
 
* '''Era Kemerdekaan'''
Baris 60:
*[http://www.vatican.va/roman_curia/congregations/cfaith/documents/rc_con_cfaith_doc_28051992_communionis-notio_en.html Surat Uskup Gereja Katolik 28 Mei 1992]
 
[[categoryKategori:Kristen]]
[[categoryKategori:Katolik|*]]
 
[[af:Rooms-Katolieke Kerk]]