Dagpo Rinpoche: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: VisualEditor mengosongkan halaman [ * ]
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 37:
Marpa lahir tahun 1012 di Tibet dalam sebuah keluarga petani yang berada. Tokoh yang sangat menarik yang mana beliau mempunyai 9 istri dan banyak anak. Beliau punya banyak tanah, berkarakter pemarah, dan bertengkar terus dengan para tetangga. Tetapi beliau juga seorang berpengetahuan tinggi dan guru agung. Karena tidak tahan dengan sifat pemarahnya, ayahnya menitipkan anaknya yang masih muda kepada seorang guru yaitu Brokmi Lotsawa, yang mengajarkannya bahasa Sanskerta. Kemudian, karena beliau tidak bisa membayar uang emas kepada gurunya tersebut sebagai imbalan, beliau pergi ke India untuk mencari guru yang kurang menuntut dan berpengetahuan lebih tinggi. Beliau berguru antara lain kepada Naropa, seorang petapa. Gurunya tersebut mentransmisikan banyak transmisi lisan kepada beliau -sesuai dengan tradisi- dan kemudian beliau membawa banyak silsilah ajaran ke Negeri Tibet serta mentransmisikan lagi ajaran-ajaran tersebut kepada murid-muridnya sambil mengurus ladang dan peternakannya.
 
Seperti yang dilakukan Lama Serlingpa kepada Yang Mulia Atisha, Marpa – sebelum meninggal pada tahun 1097- mengajarkan semua pengetahuannya kepada [[Milarepa|Jetsun Milarepa]] (1040-1123) setelah beliau memberikan banyak cobaan yang sangat berat kepada muridnya tersebut, untuk memperkuat imannya dan membersihkan karma buruknya. Contohnya, Milarepa harus membangun banyak menara seorang diri dan setiap kali dia hampir menyelesaikan tugas itu, Marpa memberitahukan bahwa bentuk menara itu tidak sesuai dengan keinginannya dan muridnya tersebut harus mulai membangun yang baru. Milarepa patuh dan menjalankan permintaan baru dari gurunya itu tanpa putus asa. Milarepa tinggal di gua-gua, hidup sebagai petapa di gunung-gunung, menjadi yogi dan memulai salah satu aliran [[Kagyu]] bernama Dagpo Kagyu. Beliau berhasil mencapai tingkat Kebuddhaan dalam satu kehidupan dan mempunyai banyak murid yang tertarik oleh teladan hidupnya, yang juga memprakarsai terbentuknya satu aliran baru yaitu [[Gelug|Gelugpa]]pa. Seperti kisah San Fransiscus Asisi, beliau menarik perhatian dan melindungi binatang-binatang yang dikejar oleh para pemburu. Para pemburu terkesima oleh kebajikannya dan lalu menjadi murid-murid beliau, seperti yang diceritakan oleh penulis biografi dari Marpa dan Milarepa.
 
Marpa dianggap sebagai salah seorang guru Tibet yang paling penting dan juga sebagai penerjemah yang luar biasa. Beliau menerjemahkan banyak kitab penting seperti sutra-sutra dari Sang Buddha, dari bahasa Sanskerta ke dalam bahasa Tibet, dan mentransmisikan pula kepada muridnya banyak silsilah ajaran Marpa merupakan guru utama dari Milarepa. Beliau adalah tokoh utama dari aliran Dagpo Kagyu, dan dihormati oleh semua orang Buddhis di Tibet