Sarip Tambak Oso: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Borgx (bicara | kontrib)
k {{rapikan}}
Antapurwa (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
'''Sarip Tambak Oso''' adalah sebuah legenda populer di [[Jawa Timur]] yang sering dipentaskan dalam pertunjukan [[Ludruk]], terutama di daerah [[Surabaya]] dan [[Sidoarjo]]. Kisahnya tentang seorang pencuri budiman bernama Sarip yang berani menentang pemerintahan kolonial [[Hindia Belanda]] di daerahnya.
{{rapikan}}
 
Tambak-Oso adalah sebuah desa yang melahirkan anak-anak negerinya dalam kebodohan dan kemiskinan karena penjajahan Belanda. Namun demikian, di sana ada Sarip, pemuda yang tegar hati, berwatak keras, pantang menyerah terhadap ketidakadilan. Sarip bangkit disebabkan perasaan terjepit dan dendam; ia disokong oleh penduduk desa yang menaruh kebencian terhadap kesewenang-wenangan punggawa pangrehpraja. Adalah Mbok Rini, seorang janda, yang mematrikan semangat juang di dada putranya, melalui belahan jiwa dan ruhnya. Dengan semangat itu Sarip bangkit dan terus bertempur sehingga beratus-ratus tentara Belanda menemui ajalnya di ujung cundrik pemuda Tambak-Oso ini. Karena kewalahan, Belanda akhirnya memasang jeratnya. Mereka menangkap Samin, kakak Sarip, seorang laki-laki pendiam dan perasa yang taat beribadah, tapi lemah jiwanya. Dengan membujuk pemuda inilah pihak Belanda berhasil menyingkap rahasia kekuatan Sarip, untuk kemudian menumpasnya. Meskipun akhirnya tewas bersama teman-teman seperjuangannya, namun Sarip sempat menoreh lembaran sejarah desa Tambak-Oso dengan darah dan nyawanya.
==Kisah Sarip==
Sarip adalah pemuda jagoan dari desa Tambak Oso yang berhati keras, mudah marah, namun sangat menyayangi kaum miskin, terutama kepada ibunya yang seorang janda. Di tengah kemiskinan dan kebodohan, Sarip bertindak sebagai maling budiman yang mencuri di rumah-rumah orang Belanda, saudagar kikir, dan para lintah darat, untuk dibagi-bagikan kepada warga miskin.
 
Sarip juga terlibat pembunuhan terhadap lurah Gedangan yang telah menyiksa ibunya dalam rangka menarik pajak. Untuk dapat menangkap Sarip, mantri polisi meminta bantuan kakaknya yang bernama Mualim untuk membongkar rahasia Sarip. Akhirnya, Sarip pun dapat ditewaskan setelah dibunuh menggunakan peluru emas yang direndam dalam darah babi.