Abdullah bin Nuh: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 105:
Teman Rd. Abdulah bin Nuh yang bersama-sama belajar di Mesir yang masih ada di Kota Surabaya sekarang, dialah AI-Ustadz Abdul Razak AI-‘Amudi di kompleks IAIN Wonocolo. Ialah yang menyandang gelar: Syahadatul Aalimiyah dari “Jami’atul Azhar” dan Deblum Daril ‘Ulumil ‘Ulya dari Madrasah Darul ‘Ulumul ‘Ulya.
==
Bertepatan dengan didudukinya Kota [[Makkah]]
=== Jami’atul Azhar ( [[Syari’ah]] ) ===
=== Madrasah Darul’ Ulum AI-‘Ulya (
Lama belajar 4 tahun mendapat gelar: '''Deblum Daril ‘Ulumil ‘Ulya''' Syarat-syarat masuk Jami’atul Azhar di antaranya harus hafal AI-Qur’an 30 Juz. Tetapi murid-murid yang dibawa oleh
Siang dan malam
AI-Ustadz Rd. Abdullah bin Nuh di [[Mesir]] sudah tidak mempelajari [[bahasa Arab]] lagi, karena ia ketika masih di [[Indonesia]] sudah benar-benar pandai dan ahli, menguasai berbagai bahasa. Ia di Mesir hanya belajar fak. Fiqih (ini menurut cerita ia kepada salah seorang muridnya, katanya dalam bahasa Sunda "Mama mah di Mesir teh mung diajar ilmu fiqih wungkul”. Selanjutnya ia bertanya
Dengan berkah ketekunan dan kesungguh-sungguhan, maka AI-Ustadz Abdullah bin Nuh di Mesir telah kelihatan sebagai seorang Pelajar yang paling cakap di dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan. AI-Ustadz Abdur Rozzaq berpendapat: “Sebabnya Abdullah itu mempunyai kelainan daripada teman-
AI-Ustadz Abdullah bin Nuh belajar di Mesir hanya selama dua tahun, dikarenakan putra gurunya yang ia temani tidak merasa betah dan gurunya pulang ke Hadrolmaut, maka
== MADRASAH P.S.A. ==
|