Depok Dua Timur: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 17:
 
== Sejarah ==
Perumahan yang dibangun pertama kali oleh pemerintah adalah perumahanPerumahan nasionalNasional ([[perumnasPerumnas]]) di Depok. Perumahan tersebut mulai dibangun tahun [[1976]] dengan lokasi di [[Beji, Depok|Beji]] atau sering disebut Depok I. Pada tahun [[1977]] dibangun lagi di Sukmajaya disebut Depok II Tengah. Luas tanah perumahan Depok II Tengah [[117]] Ha. Pada tahun [[1978]] dibangun lagi di atas lahan seluas [[170]] Ha di Sukmajaya di [[Depok II Timur/Depok Timur|Depok II Timur]]. Lokasi.Lokasi perumahan perumnas ini kini berada di pusat Kota Depok.<ref name="Perumnas">[http://www.bekamsteriljakarta.com/2012/08/perumnas-depok-perumahan-nasional.html Perumnas Depok Perumahan Nasional Pertama di Indonesia] bekamsteriljakarta.com, Diakses 8 April 2012</ref>
 
Pengembang yang membangun perumnas di Depok itu adalah [[Perusahaan umum|Perusahaan Umum]] Pembangunan Perumahan Nasional (Perum Perumnas) suatu [[Badan Usaha Milik Negara]] ([[BUMN]]) yang bergerak di bidang perumahan yang didirikan pada tahun [[1974]]. Kini BUMN tersebut telah membangun perumahan dan pemukiman di [[400]] lokasi di Indonesia dengan total 500.000 unit rumah.
 
== Akses jalan ==
Baris 27:
Dahulu akses jalan di wilayah Depok II Timur dan [[Depok II Tengah]] tidak seperti sekarang ini, bagi masyarakat yang tinggal di [[Depok II Timur/Depok Timur|Depok II Timur]] maupun Depok II Tengah bila ingin menuju ke Jalan [[Margonda]], selalu mengarah ke jalan [[Tole Iskandar]] maupun jalan [[Siliwangi]].
 
Karena jalanJalan toleTole iskandarIskandar dan siliwangiJalan Siliwangi hanya satu-satunya jalan yang aksesnya sangat dekat dengan Depok II Tengah maupun Depok II Timur, maka bisa dibayangkan kondisi lalu lintas waktu itu, sungguh luar biasa macetnya.
 
Kondisi ini terjadi karena tidak ada alternatif jalan lain menuju akses jalan margonda selain melewati Jalan Tole Iskandar maupun Jalan Siliwangi. Dahulu setiap pagi, siang maupun sore hari, Jalan Tole Iskandar dan Jalan Siliwangi selalu macet parah.