Persib Bandung: Perbedaan antara revisi

[revisi terperiksa][revisi tidak terperiksa]
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
Aansaep1 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 26:
'''Persib Bandung''' (Persatuan Sepak Bola Indonesia Bandung) ([[Aksara Sunda Baku]]: ᮕᮦᮁᮞᮤᮘ᮪ ᮘᮔ᮪ᮓᮥᮀ, ''Pérsib Bandung'') adalah sebuah klub sepak bola Indonesia yang berdiri pada [[14 Maret]] [[1933]], klub ini berbasis di [[Bandung]], [[Jawa Barat]]. Persib saat ini bermain di [[Liga 1 2019|Liga 1 2019 Indonesia]]. Julukan mereka adalah [[Maung Bandung]] dan [[Pangeran|Pangeran Biru]]. Sponsor utama dan terbesar masih di pegang [[Indofood]] dan ''apparel jersey'' yang terbaru adalah Sportama.
 
Sebagai tim yang dikenal baik, Persib juga sering menjadi penyumbang pemain ke tim nasional baik junior maupun senior. Sederet nama seperti [[Ade Dana]], [[Emen Suwarman]], [[Aang Witarsa]], [[Max Timisela]], [[Risnandar Soendoro]], [[Nandar Iskandar]], [[Adeng Hudaya]], [[Herry Kiswanto]], [[Ajat Sudrajat]], [[Yusuf Bachtiar]], [[Dadang Kurnia]], [[Robby Darwis]], [[Budiman]], [[Nur'alim]], [[Yaris Riyadi]] hingga generasi [[Erik Setiawan]], [[Eka Ramdani]], [[Gian Zola]], dan [[Febri Hariyadi]], merupakan sebagian pemain [[Tim nasional sepak bola Indonesia|timnas]] hasil binaan Persib.
 
== Sejarah ==
Baris 38:
 
=== Masa-masa Awal ===
Sebelum hadirnya Persib Bandung, di [[Kota Bandung]] berdiri klub sepakbola Bandoeng Inlandsche Voetbal Bond (BIVB) pada sekitar tahun [[1923]]. BIVB ini merupakan salah satu organisasi perjuangan kaum nasionalis pada masa itu. Tercatat sebagai Ketua Umum BIVB adalah [[Mr. Syamsudin]] yang kemudian diteruskan oleh putra pejuang wanita [[Dewi Sartika]], yakni [[R. Atot]]. Atot ot pulalah yang tercatat sebagai Komisaris Daerah [[Jawa Barat]] yang pertama. BIVB memanfaatkan [[lapangan Tegallega]] di depan [[tribun]] [[pacuan kuda]]. Tim BIVB ini beberapa kali mengadakan pertandingan di luar [[kota]] seperti [[Yogyakarta]] dan [[Jatinegara]], [[Jakarta]].<ref name=":0">{{Cite web|url=http://persib.co.id/clubs/history|title=Official Persib Web|website=persib.co.id|access-date=2019-07-13}}</ref>
 
Pada tanggal [[19 April]] [[1930]], BIVB bersama dengan VIJ Jakarta, SIVB ([[Persebaya]]), MIVB ([[PPSM Magelang]]), MVB ([[PSM Madiun]]), VVB ([[Persis Solo]]), dan PSM ([[PSIM Yogyakarta]]) turut membidani kelahiran [[PSSI]] dalam pertemuan yang diadakan di Societeit Hadiprojo Yogyakarta. BIVB dalam pertemuan tersebut diwakili oleh Mr. Syamsuddin. Setahun kemudian kompetisi tahunan antar kota/perserikatan diselenggarakan.
 
BIVB kemudian menghilang dan muncul dua perkumpulan lain yang juga diwarnai nasionalisme Indonesia yakni Persatuan Sepak bola Indonesia Bandung (PSIB) dan National Voetball Bond (NVB). Pada tanggal [[14 Maret]] 1933, kedua perkumpulan itu sepakat melakukan fusi dan lahirlah perkumpulan yang bernama Persib yang kemudian memilih [[Anwar St. Pamoentjak]] sebagai Ketua Umum. Klub-klub yang bergabung ke dalam Persib adalah SIAP, Soenda, Singgalang, Diana, Matahari, OVU, RAN, HBOM, JOP, MALTA, dan Merapi.<ref name=":0" />
 
=== 1930-1994 : Era Perserikatan ===
Baris 62:
 
==== Dekade 1950an ====
Pada dekade [[1950-an|50-an]], prestasi Persib tidak begitu mencuat. Tahun [[1950]], Persib hanya mampu menjadi ''runner-up'' dalam kejuaraan yang bersamaan dengan Kongres PSSI di [[Semarang]]. Persib gagal tampil sebagai juara setelah dikalahkan Persebaya. Beberapa nama pemain yang membela Persib saat itu antara lain Aang Witarsa, Amung, Anda, Ganda, Freddy Timisella, Sundawa, Toha, Leepel, Smith, Jahja, dan Wagiman. Anas dan Aang adalah anggota skuad Timnas Indonesia dalam [[Asian Games 1951]].<ref name=":0" /> Karena gagal bersaing dengan Persija di tingkat zona, pada tahun [[1951]], Persib gagal lolos ke putaran final.

Setelah hanya mampu menempati peringkat ketiga pada tahun [[1952]] di [[Surabaya]], [[1954]] di [[Jakarta]] dan [[1957]] di [[Padang]], Persib mulai menggeliat pada tahun [[1959]]. Sayang, kesempatan untuk meraih gelar juara hilang ketika pada pertandingan terakhir dikalahkan PSM Makassar 1-2 di Lapangan Ikada, Jakarta. Dalam pertandingan itu, Persib sempat unggul lebih dulu lewat gol cepat Omo Suratmo, sebelum PSM membalikkan keadaan melalui dua gol Ramang dan Suwardi Arlan. Sebelum pertandingan penentuan melawan PSM itu, Persib tampil mengesankan dengan membekap Persija 3-1 melalui gol-gol Kiat Shek (menit 7), Parhim (17), Omo Suratmo (72), dan mencukur Persebaya 6-0 lewat sumbangan gol Aang Witarsa, Ade Dana, Kiat Shek, Omo (2 gol) dan Atik di Lapangan Ikada Jakarta. Selanjutkan

Selanjutnya, ketika bertanding di Padang, Persib mempermalukan tuan rumah PSP 3-2. Namun, pada saat memainkan partai home di Stadion Siliwangi melawan PSIS Semarang, Persib justru menyerah 1-2. Gol Omo pada menit 40, tidak mampu membantu Persib meraih kemenangan atas PSIS. Persib kembali membuka persaingan dengan PSM yang belum terkalahkan setelah mencukur PSMS Medan 8-1 lewat dua gol yang masing-masing dicetak Omo dan Unang, hattrick Parhim serta satu gol tambahan dari Kiat Shek. Perjuangan Persib rupanya berhasil, sehingga di Bandung hanya ada satu perkumpulan sepak bolaklub yakni Persib yang dilandasi semangat [[nasionalisme]]. Untuk kepentingan pengelolaan organisasi, dekade [[1950-an|50-an]] ini pun mencatat kejadian penting.

Pada periode [[1953]]-[[1957]] itulah Persib mengakhiri masa pindah-pindah sekretariat. Wali Kota Bandung saat itu [[R. Enoch]], membangun Sekretariat Persib di [[Cilentah]]. Sebelum akhirnya atas upaya [[R. Soendoro]], Persib berhasil memiliki sekretariat Persib yang sampai sekarang berada di [[Jalan Gurame]].
 
==== Dekade 1960an ====
Pada awal masa ini, materi pemain Persib antara lain Hehanusa, Iwan (kiper), Sulaeman, Hafid, Akbar, Rukma, Nandang, Atik, Parhim, Kiat Shek, Omo Suratmo, Sukarna, Aang Witarsa, Ade Dana, dan Unang. Penantian panjang Persib untuk kembali menjuarai Kompetisi Perserikatan berakhir pada tahun [[1961]].<ref>{{Cite web|url=https://www.indosport.com/sepakbola/20171116/persib-era-50an-yang-mengharumkan-nama-timnas/ade-dana|title=Persib Era 50an Yang Mengharumkan Nama Timnas|last=INDOSPORT.com|date=2017-11-16|website=INDOSPORT.com|language=en|access-date=2019-07-13}}</ref> Berbeda dengan musim sebelumnya, kali ini Persib memenangkan persaingan dengan PSM. Di putaran final yang diikuti tujuh kontestan, Persib mencatat 5 kali menang dan sekali imbang untuk mengumpulkan nilai 11, atau satu angka lebih baik ketimbang PSM. Anggota skuat Persib yang mengakhiri paceklik gelar Persib pada tahun [[1961]]saat itu adalah [[Simon Hehanusa]], [[Hermanus]], [[Juju]] (kiper), [[Ishak Udin]], Iljas Hadade, Rukma, Fatah Hidayat, Sunarto, Him Tjhiang, Ade Dana, Hengki Timisela, Wowo Sunaryo, Nazar, Omo Suratmo, Suhendar, dan PiecePietje Timisela<ref name=":0" />
 
Lima kemenangan yang diraih Persib pada putaran final dicatat pada saat menghantam Persema Malang 7-1 di Makassar, PSMS Medan 5-3, PSIS Semarang 6-2 di Bandung, Persebaya 2-1 dan Persija 3-1 di Semarang. Satu-satunya hasil imbang yang dicatat Wowo Sunaryo dan kawan-kawan adalah ketika bermain 0-0 dengan PSM dalam sebuah pertandingan yang diwarnai kerusuhan di Makassar. Pertandingan melawan PSM ini terpaksa dihentikan pada menit 85, karena penonton tuan rumah tidak bisa menerima keputusan wasit yang memberikan hukuman penalti setelah seorang pemain belakang mereka menyentuh bola dengan tangan di kotak terlarang.
 
Setelah itu, prestasi Persib kembali melorot dan gagal mempertahankan gelar pada Kompetisi Perserikatan 1964 dan 1965 di Jakarta. Setahun berikutnya, Persib harus puas menjadi ''runner up'', karena harus kembali mengakui keunggulan PSM Makassar di Jakarta.<ref Begituname=":0" juga/> pada tahun 1967, ketika PSMS tampil sebagai juara dengan menyisihkan Persebaya Surabaya.
 
==== Dekade 1970an ====
Baris 92 ⟶ 98:
Namun, Persib yang tergabung di Grup D babak “6 Besar:, gagal kembali ke Divisi Utama, karena hanya mampu bermain imbang 0-0 dengan PSKB Binjai dan dikalahkan Persipura 1-2. Dalam pertandingan ini, dua gol Persipura dicetak Panus Korwa menit ke-2 dan Hengky Heipon menit 4. Sedangkan gol balasan Persib dicetak Atik pada menit 75.
 
Pada musim berikutnya, pengurus Persib melakukan terobosan dengan mendatangkan pelatih asal Polandia, Marek Janota. Ketika itu, Marek diberiJanota tugasditugasi untuk membina para pemain muda Persib secara berkesinambungan. Sobur, Boyke Adam, Adeng Hudaya, Bambang Sukowiyono, Giantoro, Encas Tonif, Dede Iskandar, dan Irwan Sunarya adalah para pemain yang diorbitkan Janota<ref name=":1">{{Cite web|url=https://www.pikiran-rakyat.com/persib/2016/03/29/sejarah-singkat-persib-bandung-dari-masa-ke-masa|title=Sejarah Singkat Persib Bandung dari Masa ke Masa|last=digital|first=pikiran rakyat|website=Pikiran Rakyat|language=id|access-date=2019-07-13}}</ref>. Kelak, pemain-pemain tersebut akan menjadi tulang punggung Persib senior. Sementara itu, tim Persib senior yang dipimpin Manajer H.M. Ruchiyat dan pelatih Risnandar serta dibantu dua sistennya, Wowo Sunaryo dan Suhendar terus berusaha bangkit.
 
Juara Surya Cup (Surabaya) [[1978]] digapai usai mematahkan perlawanan Persija 1-0. Gol emas itu disumbangkan [[Max Timesela]]. Dua tahun sebelumnya, gelar yang sama juga dipetik jagoan Bandung. Yusuf Cup [[1975]] dan [[1977]] juga dipuncaki anak-anak Bandung.
 
Juara Surya Cup (Surabaya) [[1978]] digapai usai mematahkan perlawanan Persija 1-0. Gol emas itu disumbangkan [[Max Timesela]]. Dua tahun sebelumnya, gelar yang sama juga dipetik jagoan Bandung. Yusuf Cup [[1975]] dan [[1977]] juga dipuncaki anak-anak Bandung. Bahkan, usai jadi runner-up Yusuf Cup VIII/1979, setahun kemudian Persib mencuri gelar juara di turnamen kebanggaan masyarakat Ujung Pandang. Masih pada tahun yang sama, Piala Gubernur Sumatera Selatan juga masuk ke lemari prestasi Persib meski jagoan Bandung hanya nangkringberada di peringkat ketiga3.
 
“Sepanjang ingatan saya, hanya turnamen Marah Halim Cup (Medan) yang tidak pernah bisa di raih Persib. Tapi di turnamen lainnya yang tersebar di banyak daerah, macam Yusuf Cup (Makasar) dan Tugu Muda (Semarang), Persib sempat tampil sebagai juara,” cerita [[Encas Tonif]], mantan pemain Persib era [[1970-an|70-an]]/[[1980-an|80-an]].
Baris 111 ⟶ 115:
Persib dikenal bersaing ketat dengan [[PSMS Medan]] dalam perebutan gelar juara Perserikatan. Pertemuan mereka yang pertama di laga pamungkas Perserikatan terjadi pada tahun 1983. Tiada gol tercipta pada 90 menit pertandingan dan tambahan waktu, namun PSMS mampu mengalahkan Persib dengan keunggulan 3-2. Final tahun 1985 yang dihelat di [[Stadion Utama Gelora Bung Karno]], yang saat itu masih bernama Stadion Senayan pada 23 Februari 1985 dikenang sebagai partai yang ditonton 150.000 orang, catatan yang hingga kini belum dapat tersaingi. Persib kembali ditekuk PSMS lewat adu penalti lagi-lagi yang berakhir 3-2 setelah skor 2-2 hingga akhir perpanjangan waktu laga itu.<ref>https://bola.kompas.com/read/2017/03/25/11131398/jelang.psms.vs.persib.kenangan.rekor.150.000.penonton.di.senayan?page=all</ref>
 
Dua kegagalan pada musim [[1982]]/[[1983]] dan [[1983]]/[[1984]], tidak membuat Persib patah arang. Pada tahun [[1986]], [[Adeng Hudaya]] dan kawan-kawan akhirnya bisa membumikan Piala Presiden di Bandung setelah di final mengalahkan Perseman Manokwari 1-0 lewat gol tunggal Djadjang Nurdjaman.<ref>{{Cite web|url=https://www.pikiran-rakyat.com/persib/2016/03/29/sejarah-singkat-persib-bandung-dari-masa-ke-masa|title=Sejarah Singkat Persib Bandung dari Masa ke Masa|last=digital|first=pikiran rakyat|website=Pikiran Rakyat|language=id|access-date=2019-07-13}}</ref>
 
Para pemain yang sukses mengakhiri penantian panjang Persib selama seperempat abad itu sebagian besar merupakan hasil binaan Marek Janota. Ketika itu skuat Persib dihuni Sobur, Boyke Adam, Wawan Hermawan (penjaga gawang), Wawan Karnawan, Ade Mulyono, Suryamin, Ujang Mulyana, Sarjono, Adeng Hudaya, Robby Darwis, Yoce Roni, Kornelis, Ajid Hermawan, Ajat Sudradjat, Yana Rodiana, Sam Triawan, Iwan Sunarya, Dede Rosadi, Djadjang Nurdjaman, Bambang Sukowiyono, Suhendar, Kosasih dan Djafar Sidik. Pemain-pemain berbakat itu ditangani pelatih Nandar Iskandar.
Baris 119 ⟶ 123:
Tahun [[1986]], usai Persib memuncaki kompetisi Perserikatan Divisi Utama, Piala Sultan Khasanah Bolkiah berhasil dibawa pulang ke Bumi Pajajaran. Di partai final, Persib yang mendapat tenaga tambahan dari libero terbaik Indonesia saat itu Herry Kiswanto, mengalahkan tim nasional Malaysia. Gol kemenangan jagoan Bandung dilesakan Yusuf Bachtiar, yang kemudian melegenda sebagai dirijen utama Persib di Liga Indonesia. “Kita bisa menjadi juara di Piala Sultan Hasanal Bolkiah karena Persib memang sedang di puncak prestasi. Dan memenuhi pra syarat sebagai tim juara. Di semua lini permainan tidak ada sama sekali celah yang bisa mengandaskan impian kami dalam mengibarkan sepak bola prestasi. Teknis dan non teknis jempolan. Tidak ada sama sekali ganjalan untuk menjadi the champion. Juara memang tinggal menunggu waktu saja,” ungkap [[Bambang Sukowiyono]].
 
Persib menerima kunjungan klub Belanda [[PSV Eindhoven]] pada 11 Juni 1987 di Stadion Siliwangi dalam sebuah laga persahabatan. Klub yang nantinya akan menjuarai [[Piala Champions]] 1987-88 itu memenangkan laga dengan skor 6-0 dengan gol dari Rene van der Gijp (menit 8), hattrick [[Eric Viscaal]] ('15, '40, '51) dan Jurrie Koolhof ('58, '63).<ref>{{Cite web|url=https://panditfootball.com/klasik/200840/sejarah-persib-bandung-dalam-5-ribu-kata|title=Sejarah Persib Bandung dalam 5 Ribu Kata|last=redaksi|date=2016-03-14|website=Pandit Football Indonesia|access-date=2019-07-13}}</ref><ref>{{Cite web|url=http://www.infobdg.com/v2/stadion-siliwangi-tempat-berbagai-sejarah-persib-terukir/|title=Stadion Siliwangi, Tempat Berbagai Sejarah Persib Terukir|last=Abidin|first=Ahmad Fadhil|date=2016-09-25|website=infobdg.com|language=en-US|access-date=2019-07-13}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://www.mengbal.com/2013/06/postmatch-persib-vs-psv-eindhoven-1987-%e2%80%9cbintang-sepakbola-dunia-mencicipi-siliwangi-%e2%80%9d/|title=Post Match Persib VS PSV Eindhoven (1987): “Bintang Sepakbola Dunia Mencicipi Siliwangi”.” {{!}} mengbal.com {{!}} Lalajo Maung|language=en-US|access-date=2019-07-13}}</ref>
Pada musim berikutnya, [[1987]]/[[1988]], Persib mencatat hasil serupa. Ketika itu, Persib kalah bersaing dengan Persebaya yang akhirnya tampil sebagai juara dan Persija. Namun, pada musim [[1989]]/[[1990]], Persib kembali unjuk gigi. Di bawah besutan pelatih Ade Dana dan dua asistennya [[Dede Rusli]] dan [[Indra M. Thohir]], Persib tampil sebagai kampiun setelah pada babak grandfinal di Stadion Utama Senayan mengalahkan PSM Makassar 2-0 lewat gol bunuh diri Subangkit dan Dede Rosadi.
 
Pada musim berikutnya, [[1987]]/[[1988]], Persib mencatat hasil serupa. Ketika itu, Persib kalah bersaing dengan Persebaya yang akhirnya tampil sebagai juara dan Persija. Namun, pada musim [[1989]]/[[1990]], Persib kembali unjuk gigi. Di bawah besutan pelatih Ade Dana dan dua asistennya [[Dede Rusli]] dan [[Indra M. Thohir]], Persib tampil sebagai kampiun setelah pada babak grandfinalgrand final di Stadion Utama Senayan mengalahkan PSM Makassar 2-0 lewat gol bunuh diri Subangkit dan Dede Rosadi.<ref name=":1" />
 
==== Dekade 1990an ====
Baris 126 ⟶ 132:
Kegagalan Persib makin lengkap ketika pada pertandingan perebutan tempat ketiga pun dikalahkan Persebaya 1-2. Bagi Persib, peringkat keempat ini menjadi prestasi terburuk sejak kebangkitan di awal dekade 80-an.
 
Tapi, seperti sudah menjadi garis tangan Persib, kegagalan itu langsung dibayar pada musim 1993/1994. Persib kembali jadi kampiun disertai catatan sejarah, karena musim 1993/1994 merupakan Kompetisi Perserikatan terakhir, sebelum dilebur menjadi Liga Indonesia (LI) pada musim 1994/1995. Persib berhasil membumikan Piala Presiden di Bandung untuk selamanya, setelah di final menjungkalkan PSM Makassar 2-0 pada tanggal 17 April 1994.<ref name=":1" /> Dua gol kemenangan Persib pada partai final yang disaksikan lebih dari 100.000 penonton itu dicetak Yudi Guntara menit ke-26 dan Sutiono Lamso menit 71. Pada partai final itu, pelatih Indra M. Thohir yang didampingi Asisten Pelatih Djadjang Nurdjaman dan Emen Suwarman menurunkan formasi terbaiknya yaitu Aris Rinaldi (kiper); Robby Darwis, Roy Darwis, Yadi Mulyadi (belakang); Dede Iskandar, Nandang Kurnaedi, Asep Kustiana, Yusuf Bachtiar, Yudi Guntara (gelandang), Kekey Zakaria, dan Sutiono Lamso (striker).<ref>{{Cite web|url=https://simamaung.com/17-april-mengenang-momen-sebagai-jawara-perserikatan-1994-bag-i/|title=17 April, Mengenang Momen Jawara Perserikatan 1994 (Bag I)|website=Persib Bandung Berita Online {{!}} simamaung.com|language=en-US|access-date=2019-07-13}}</ref>
 
=== 1994-2007: Bergulirnya Liga Indonesia ===
Sebuah catatan sejarah dibuat PSSI pada pertengahan dekade 90-an. Setelah bertahun-tahun terjadi dualisme kompetisi yaitu Perserikatan (amatir) dan Galatama (semiprofesional), mulai musim [[1994]]-[[1995]], PSSI memutuskan menggabungkan kedua kompetisi sepak bola di tanah air tersebut dan membuka keran bagi pemain asing. Sebanyak 34 tim, terdiri dari 16 eks Galatama dan 18 eks Perserikatan, tampil dalam kompetisi bernama resmi Liga Indonesia (LI).
 
Ke-34 peserta dibagi ke dalam dua wilayah, Barat dan Timur. Di Wilayah Barat bercokol Arseto Solo, Bandung Raya, BPD Jateng, Mataram Putra, Medan Jaya, Pelita Jaya Jakarta, Persib Bandung, Persija Jakarta, Persijatim Jakarta Timur, Persiku Kudus, Persiraja Banda Aceh, Persita Tangerang, PS Bengkulu, PSDS Deli Serdang, PSMS Medan, Semen Padang, dan Warna Agung. Sedangkan di Wilayah Timur, ada Arema Malang, Assyabaab Salim Grup Surabaya (ASGS), Barito Putra, Gelora Dewata, Mitra Surabaya, Persebaya Surabaya, Persegres Gresik, Persema Malang, Persiba Balikpapan, Persipura Jayapura, Petrokimia Putra Gresik, PSIM Yogyakarta, PSIR Rembang, PSIS Semarang, PSM Makassar, Pupuk Kaltim Bontang, dan Putra Samarinda.
 
Ke-17 tim yang berada di masing-masing wilayah harus bertarung secara reguler dalam 32 pertandingan ''home'' ''and'' ''away''. Empat tim teratas berhak lolos ke babak “8 Besar”, dan dua tim terbawah di masing-masing wilayah degradasi ke Divisi I.
 
==== Liga Indonesia/1994-95 ====
Kendati keran pemain asing sudah dibuka lebar-lebar oleh PSSI, namun Persib tetap mengandalkan pemain lokal pada LI I/1994-95. Meskipun demikian, dominasi Persib yang sudah dipancangkan sejak pertengahan dekade 80-an, belum tergoyahkan. Dalam kompetisi gaya baru ini, Robby Darwis dan kawan-kawan tetap menjadi yang terbaik. Di final yang berlangsung di Stadion Utama Senayan, Jakarta, Persib menjungkalkan wakil Galatama, Petrokimia Putra, dengan skor tipis 1-0 lewat gol tunggal Sutiono Lamso pada menit 76.
 
Sukses tim asuhan Indra M. Thohir menjuarai LI I ini tergolong sangat mengejutkan dan di luar perkiraan banyak pemerhati sepak bola nasional. Selain hanya mengandalkan pemain lokal, sementara tim lain kebanyakan menggunakan jasa pemain asing, Persib pun memulai kompetisi dengan hasil buruk. Pada partai pembuka, Persib dikalahkan Pelita Jaya 0-1 melalui gol tunggal pemain asing asal Yugoslavia (sekarang Serbia-Montenegro), Dejan Gluscevic.
 
Persib memulai kompetisi dengan hasil buruk. Pada partai pembuka, Persib dikalahkan [[Pelita Jaya FC|Pelita Jaya]] 0-1 melalui gol tunggal pemain asing asal [[Yugoslavia]] (sekarang [[Serbia]]), Dejan Gluscevic.Di babak reguler, dengan mengalami tiga kekalahan, Persib pun hanya lolos ke babak “8 Besar” sebagai runner-up di bawah Pelita Jaya. Setelah lolos ke Senayan, Persib membuka pertandingan Grup B, 20 Juli 1995, dengan hasil imbang tanpa gol dengan Petrokimia Putra. Dalam pertandingan ini, Petrokimia Putra menurunkan dua pemain asing andalannya, Jacksen F. Tiago (Brasil) dan penjaga gawang asal Trinidad & Tobago, Darryl Sinerine. Sementara pada pertandingan lain, ASGS membekap Medan Jaya 2-1.
 
Persib baru membuka peluang lolos ke semifinal setelah pada partai kedua, [[23 Juli]] [[1995]], menundukkan Medan Jaya 2-1 dan pada pertandingan lain, Petrokimia Putra kembali bermain imbang 2-2 dengan ASGS. Hasil ini membuat persaingan perebutan dua tiket dari Grup B semakin panas, terutama tiga tim yang masih punya peluang yaitu Persib, ASGS dan Petrokimia Putra.
Baris 150 ⟶ 154:
Pada partai puncak, [[30 Juli]] [[1995]], Persib masuk ke lapangan di bawah sorak sorai puluhan ribu bobotoh yang memadati Stadion Utama Senayan Jakarta. Seperti partai-partai sebelumnya, pada pertandingan final, pelatih Indra M. Thohir menurunkan skuad terbaiknya; Anwar Sanusi (kiper), Mulyana, Robby Darwis, Yadi Mulyadi (belakang), Dede Iskandar, Nandang Kurnaedi, [[Yudi Guntara]], [[Asep Kustiana]], [[Yusuf Bachtiar]] (tengah), Kekey Zakaria, dan Sutiono Lamso (depan).
 
Diwarnai kontroversi dianulirnya gol Jacksen F. Tiago, Persib akhirnya kembali menorehkan sejarah dengan menjuarai LI I, setelah Sutiono Lamso menjebol gawang Petrokimia Putra pada menit 76. Penyerang Petrokimia [[Jacksen F. Tiago]] sempat mencetak gol di menit 30, namun dianulir oleh wasit Zulkifli Chaniago.<ref>{{Cite web|url=https://tirto.id/kisah-petrokimia-putra-mewarnai-sepakbola-gresik-cFz9|title=Kisah Petrokimia Putra Mewarnai Sepakbola Gresik|last=Teguh|first=Irfan|website=tirto.id|language=id|access-date=2019-07-13}}</ref> Hingga pertandingan usai, Petrokimia Putra gagal membuat gol balasan, yang membuat ribuan bobotoh berpesta pora di Stadion Utama Senayan.<ref>{{Cite Jakartaweb|url=https://www.pikiran-rakyat.com/persib/2017/07/31/klipingpr-persib-juara-liga-indonesia-pertama-406401|title=#KlipingPR Persib Juara Liga Indonesia Pertama|last=digital|first=pikiran rakyat|website=Pikiran Rakyat|language=id|access-date=2019-07-13}}</ref> Pesta serupa juga terjadi di Bandung dan seantero Jawa Barat. Bagi Sutiono Lamso, golnya ke gawang Petrokimia Putra itu melengkapi koleksi golnya pada musim itu menjadi 21 gol. Sebuah rekor yang hingga saat ini belum terpecahkan oleh striker Persib lainnya.
 
Bagi Sutiono Lamso, golnya ke gawang Petrokimia Putra itu melengkapi koleksi golnya pada musim itu menjadi 21 gol. Sebuah rekor yang hingga saat ini belum terpecahkan oleh striker Persib lainnya.
 
Berkat keberhasilannya menjadi juara LI, Persib menjadi wakil Indonesia di kancah [[Liga Champions Asia|Piala Champions Asia]] (kini menjadi Liga Champions Asia). Pada gelaran musim 1995 aksi anak-anak Bandung pun gilang-gemilang. Tim besutan [[Indra M. Thohir]] membukakan mata sepak bola internasional. Bermodalkan dua kemenangan atas [[Bangkok Bank]] ([[Thailand]]) dan [[Pasay City]] ([[Filipina]]) pesaingnya di babak awal Persib yang datang dengan status tim amatir, di antara para raksasa Asia dengan sepak bola profesionalnya, mampu merangsek hingga babak perempatfinal wilayah Timur yang digelar di [[Stadion Siliwangi]].
Baris 158 ⟶ 160:
Sayang, tim pujaan masyarakat [[Tatar Pasundan]] tidak mampu berbuat lebih banyak lagi. Langkah raksasa mereka pun terhenti sampai di situ, setelah [[Verdy Kawasaki]] ([[Jepang]]) memberi luka 1-3, ditundukan [[Thai Farmers Bank]] ([[Thailand]]) 2-3, dan dihempang [[Ilhwa Chunwa]] ([[Korea Selatan]]) 1-4. Kendati begitu, Persib masih bisa tersenyum. Karena [[Indra M Thohir]], sang sutradara terpilih sebagai pelatih terbaik Asia versi [[AFC]] (Asosiasi Sepak bola Asia).
 
“Kalah dan terhenti di babak perempatfinal Wilayah Timur memang sudah diprediksi. Lawan yang kita hadapi, kualitasnya jauh di atas lawan-lawan Persib di babak penyisihan sebelumnya. Tapi, apapun adanya, langkah Persib sudah terekam dalam sejarah perhelatan Piala Champion Asia. Tim amatir tetapi mentalnya sangat profesional, sulit dilahirkan lagi dalam waktu yang relatif pendek,” jelas Asep Kustiana, yang merobek gawang Chunwa lewat titik penalti.
 
Persib tercatat pernah menghadapi [[AC Milan]] dalam laga persahabatan tanggal 4 Juni 1994 di Stadion Utama Senayan (kini [[SUGBK]]). Pasukan pimpinan pelatih legendaris Italia [[Fabio Capello]] menghajar Pangeran Biru 0-8 lewat gol [[Dejan Savićević]] ('17, '18), [[Gianlugi Lentini]] ('26), [[Paolo Baldieri]] ('27, '48, '58), Christian Antigori ('68), dan Stefano Desideri ('78).<ref>{{Cite web|url=https://www.pikiran-rakyat.com/persib/2017/06/04/klipingpr-mengenang-lagi-pertandingan-ac-milan-vs-persib-402446|title=#KlipingPR Mengenang Lagi Pertandingan AC Milan vs Persib|last=digital|first=pikiran rakyat|website=Pikiran Rakyat|language=id|access-date=2019-07-13}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://www.goal.com/id/news/5650/sejarah-hari-ini/2014/06/03/4858508/sejarah-hari-ini-4-juni-persib-bandung-vs-ac-milan-1994|title=Sejarah Hari Ini: Persib Bandung vs AC Milan, 1994 {{!}} Goal.com|website=www.goal.com|access-date=2019-07-13}}</ref>
 
==== Liga Indonesia 1995-96 ====
Baris 249 ⟶ 253:
==== Liga Indonesia 2003 ====
 
Revolusi besar-besaran yang cenderung spekulatif dilakukan pengurus Persib pada LI IX/2003. Setelah delapan musim selalu mengandalkan pelatih dan pemain lokal, pengurus Persib melakukan langkah bersejarah dengan merekrut pelatih dan pemain asing. Terinspirasi kesuksesan pelatih asal Polandia, Marek Janota, yang melahirkan banyak bintang Persib di awal dekade 80-an, pada LI IX/2003, pengurus menunjuk Marek Andrejz Sledzianowski untuk menangani “Maungsebgai Bandung”pelatih.
 
Sejarah lain yang dibuat Persib pada LI IX/2003 adalah dibukanya keran bagi pemain asing. Marek yang pada awalnya diproyeksikan untuk menangani pemain Persib U-23 yang akan tampil di Pekan Olahraga Daerah (Porda) IX/2003 di Indramayu, memboyong pemain asing yang juga berasal dari Polandia. Kwartet Polandia, Mariusz Mucharski, Pawel Bocian, Piotr Orlinski dan Maciej Dolega menjadi pemain asing pertama yang berkostum Persib.
Baris 340 ⟶ 344:
 
Kendati demikian, sebagian besar pemain yang memperkuat Persib pada LI XII/2006 tetap dipertahankan. Mereka adalah [[Cecep Supriatna]], [[Edi Kurnia]] (kiper), Edi Hafid Murtado, Gilang Angga Kusuma, Cucu Hidayat, Dicky Firasat, Yaris Riyadi, Eka Ramdani, Erik Setiawan, Salim Alaydrus dan Zaenal Arief. Namun, Persib gagal mempertahankan Usep Munandar yang memilih hengkang ke PSMS Medan. Sedangkan Charis Yulianto, Gendut Dony Christiawan, Try Sutrisno, Deden Hermawan, Enjang Ruhiman, Andi Hidayat, Angga Syatari, Antonio Claudio, Ayouck Louis Berty, dan Brahima Traore didepak karena dinilai tidak memberikan kontribusi positif buat tim.
 
Dengan materi pemain yang dimilikinya, Yossi langsung mencanangkan target kencang. Juara Liga Indonesia sekaligus mengulang prestasi emas “”Maung Bandung”” di pentas sepak bola nasional.“Saya tidak mau terperosok dua kali di lubang yang sama. Kegagalan musim lalu menjadi cambuk untuk menorehkan prestasi pada musim ini,” katanya.
 
Eka Ramdani mengatakan “Kami memang sudah lama merindukan prestasi manis. Menjejaki langkah para senior kami yang sudah pernah mencium tropi Presiden. Musim ini, dengan berserinya prestasi tim, semoga harapan yang terus bertalu di dada bisa kesampaian.”
Baris 350 ⟶ 352:
 
=== Liga Super Indonesia (2008-2015) ===
[[Liga Indonesia]] mengalami perubahan setelah dibentuknya Liga Super Indonesia (LSI) sebagai liga divisi teratas menggantikan Divisi Utama yang menjadi liga tingkat kedua. Musim [[Liga Super Indonesia 2008–2009|2008–2009]] menjadi yang pertama dalam tajuk LSI. Klub tidak lagi diperbolehkan menerima bantuan dana dari pemerintah daerah, dan didirikanlah PT. Persib Bandung Bermartabat sebagai perusahaan yang menaungi Persib.<ref>{{Cite web|url=https://www.pikiran-rakyat.com/persib/2016/03/29/sejarah-singkat-persib-bandung-dari-masa-ke-masa|title=Sejarah Singkat Persib Bandung dari Masa ke Masa|last=digital|first=pikiran rakyat|website=Pikiran Rakyat|language=id|access-date=2019-07-13}}</ref> [[Jaya Hartono]] membawa dua anak asuhnya di [[Deltras FC]], [[Hariono]] dan [[Siswanto]] ke dalam tim. Pemain muda [[Irwan Wijasmara]] dan [[Wildansyah]] ikut dipromosikan dari tim Diklat. Persib mampu berada di peringkat 3 klasemen akhir dengan raihan 66 poin, hasil dari 20 menang, 6 seri dan 8 kalah.
 
Musim selanjutnya, yaitu [[Liga Super Indonesia 2009–2010|2009-10]] Persib ditinggal [[Eka Ramdani]] yang menerima tawaran [[Persisam]]. Kepindahannya ini sempat memicu kemarahan suporter. Akan tetapi, dua pemain [[Timnas sepak bola Thailand|timnas Thailand]] [[Sinthaweechai Hathairattanakool]] dan [[Suchao Nuchnum]] direkrut Persib dengan status pinjaman. Meskipun tidak lama bermain untuk Persib, penampilan keduanya dipuji para suporter. Persib mengakhiri musim dengan duduk di peringkat 4.
 
Untuk musim [[Liga Super Indonesia 2014]], legiun asing Persib diisi oleh [[Vladimir Vujović]], [[Djibril Coulibaly]], dan [[Makan Konaté]]. Dalam sebuah laga ujicoba tanggal 14 Mei 2014 di Stadion Si Jalak Harupat, Persib menahan imbang raksasa Belanda, [[Ajax Amsterdam]] dengan skor 1-1.<ref>{{Cite web|url=https://bola.bisnis.com/read/20140515/58/227973/hasil-laga-persahabatan-persib-vs-ajax-skor-1-1-konate-hujan-pujian|title=Hasil Laga Persahabatan Persib vs Ajax Skor 1-1: Konate Hujan Pujian {{!}} Bola|website=Bisnis.com|access-date=2019-07-13}}</ref> Pada musim reguler, Persib berada dibawah juara grup A [[Arema FC|Arema]] dengan 41 poin, berbanding dengan 44 poin yang diraih Arema. Persib kemudian memasuki Babak 8 Besar, tergolong ke dalam grup B bersama PBR, Mitra Kukar dan Persebaya. Dengan raihan 4 kemenangan, dan masing masing 1 seri dan kekalahan, Persib melaju ke semi-final untuk menghadapi Arema. Laga yang berlangsung di [[Stadion Gelora Sriwijaya]] mampu dimenangkan Persib dengan skor 3-1 setelah perpanjangan waktu, lewat gol Vujovic di menit 84, Atep di menit 91, dan Konate di menit 114 yang hanya dibalas [[Alberto Gonçalves Da Costa]] di menit 46
 
Persipura adalah lawan Persib di laga final yang juga dilakoni di Gelora Sriwijaya pada 7 November 2014. [[Ian Kabes]] membuka skor dengan golnya di menit 5, namun [[Imanuel Wanggai]] menyarangkan gol ke gawangnya sendiri di menit 45+1. Persib berbalik unggul lewat [[Muhammad Ridwan (pemain sepak bola)|M. Ridwan]] di menit 52, sebelum akhirnya kembali imbang oleh [[Boaz Solossa]] di menit 79. Adu penalti dimainkan setelah tiada gol tercipta di masa perpanjangan waktu. Boaz, [[Yohanes Pahabol]], dan [[Robertino Pugliara]] dari Persipura serta Konate, [[Ferdinand Sinaga]], [[Tony Sucipto]] dan [[Supardi Nasir]] berhasil melesakkan bola ke gawang. Kegagalan [[Nelson Alom]] dan keberhasilan [[Ahmad Jufrianto]] menaklukkan [[Yoo Jae-hoon]] memastikan Persib merengkuh titel Juara LSI 2014 dengan skor 2-2 (3-5) di laga final.<ref>https://bola.kompas.com/read/2014/11/07/21261838/Lewat.Drama.Adu.Penalti.Persib.Juara.ISL.2014</ref> Striker Persib Ferdinand Sinaga dinobatkan sebagai Pemain Terbaik LSI 2014.
 
Keberhasilan Persib menjuarai LSI 2014 disambut sangat meriah oleh Bobotoh yang turun ke jalan "membirukan" jalanan kota Bandung. Ribuan orang termasuk Bobotoh dan warga biasa seakan melumpuhkan Kota Kembang pada selebrasi kemenangan yang berlangsung di Lapangan Gasibu, dengan para pemain Persib, pelatih, dan staf menaiki bus ''Bandros'' yang dikawal ketat oleh polisi.<ref>{{Cite web|url=https://republika.co.id/berita/sepakbola/liga-indonesia/14/11/09/neqe2w-persib-juara-isl-bandung-gelar-pesta-rakyat|title=Persib Juara ISL, Bandung Gelar Pesta Rakyat|date=2014-11-09|website=Republika Online|access-date=2019-07-13}}</ref>
 
=== Liga 1 (2017-sekarang) ===
Musim pertama Persib di era Liga 1 dikejutkan dengan kedatangan mantan pemain [[Timnas sepak bola Ghana|timnas Ghana]] yang pernah menjadi bintang bersama [[Chelsea F.C.|Chelsea]], [[Real Madrid C.F.|Real Madrid]] dan [[AC Milan]], [[Michael Essien]] yang didatangkan dari klub top Yunani [[Panathinaikos FC]] sebagai ''marquee player''.<ref>{{Cite web|url=https://bola.okezone.com/read/2017/03/20/49/1647536/didatangkan-dengan-harga-mahal-essien-takkan-buat-persib-rugi|title=Didatangkan dengan Harga Mahal, Essien Takkan Buat Persib Rugi : Okezone Bola|last=Okezone|website=https://bola.okezone.com/|language=id-ID|access-date=2019-07-13}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://bola.tempo.co/read/855774/ini-alasan-michael-essien-bergabung-dengan-persib-bandung|title=Ini Alasan Michael Essien Bergabung dengan Persib Bandung|last=setiawan|first=Kodrat|date=2017-03-14|website=Tempo|language=en|access-date=2019-07-13}}</ref> [[Carlton Cole]] yang pernah bermain untuk [[West Ham United F.C.|West Ham]] juga berseragam Persib, bersama [[Shohei Matsunaga]] yang kembali direkrut setelah bermain di Persib pada rentang tahun 2011-2012. Cole dilepas di pertengahan musim setelah gagal menyarangkan satupun gol ke gawang lawan<ref>{{Cite web|url=https://kumparan.com/@kumparanbola/carlton-cole-resmi-dilepas-persib|title=Carlton Cole Resmi Dilepas Persib|website=kumparan|language=id-ID|access-date=2019-07-13}}</ref>, dan pemain timnas Chad [[Ezechiel N'Douassel]] direkrut dari klub Israel [[Hapoel Tel Aviv F.C.|Hapoel Tel Aviv]] pada 7 Agustus 2017<ref>{{Cite web|url=https://republika.co.id/share/oud413409|title=Profil Striker Baru Persib, Ezechiel N'Douassel|date=2017-08-08|website=Republika Online|access-date=2019-07-13}}</ref>. Karena hasil yang tidak memuaskan, [[Djajang Nurjaman]] mengundurkan diri dari posisinya sebagai pelatih pada 16 Juli 2017 dan [[Herrie Setyawan]] menjadi pelatih sementara atau ''caretaker''<ref>{{Cite web|url=https://bola.kompas.com/read/2017/07/16/08372198/alasan-djadjang-nurdjaman-mundur-dari-kursi-pelatih-persib|title=Alasan Djadjang Nurdjaman Mundur dari Kursi Pelatih Persib|last=Media|first=Kompas Cyber|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2019-07-13}}</ref>''.'' Persib terlempar dari papan atas klasemen ke papan tengah sejak pekan ke-11 dan tak beranjak hingga akhirnya harus puas menyudahi musim di peringkat 13, yang terburuk sejak musim [[Divisi Utama Liga Indonesia 2006|2006]].
 
Pada [[Liga 1 2018|musim 2018]], terjadi perubahan skuad yang cukup signifikan. Essien dilepas, Vujovic pindah ke [[Bhayangkara FC]], Matsunaga ke [[Persela Lamongan|Persela]], sementara itu [[Ardi Idrus]], [[Ghozali Siregar]], [[Jonathan Bauman]], [[Bojan Mališić]], dan [[Oh In-Kyun]] masuk menggantikan. Selain itu, Eka Ramdani, dan [[Airlangga Sutjipto]] kembali didatangkan. Pelatih Mario Gomez asal Argentina ditunjuk untuk menangani tim di musim ini. Laga [[Derbi Indonesia]] di paruh musim kedua ternodai dengan meninggalnya Haringga Sirla, seorang suporter yang dianiaya oknum suporter lain sebelum laga dimulai.<ref>https://bola.kompas.com/read/2018/09/24/05350098/persib-vs-persija-44-pelanggaran-10-kartu-kuning-dan-1-korban-jiwa</ref> Akibat tragedi itu, Persib dihukum tak boleh bermarkas di wilayah Jawa Barat termasuk di Stadion GBLA maupun Jalak Harupat, sehingga harus memainkan laga kandang di [[Stadion Kapten I Wayan Dipta]]. Persib sempat menghuni posisi 2 klasemen menuju akhir kompetisi, namun kekalahan-kekalahan dialami dan penurunan performa ini membuat Persib hanya bisa berada di peringkat 4 klasemen akhir. Ardi Idrus terpilih masuk Tim Terbaik Liga 1 2018.<ref>https://liga-indonesia.id/berita/tim-terbaik-go-jek-liga-1-2018</ref> Eka Ramdani memutuskan pensiun di akhir musim.<ref>https://bola.kompas.com/read/2018/12/30/21294638/eka-ramdani-mantap-gantung-sepatu-karena-panggilan-hati</ref>
 
Untuk [[Liga 1 2019|musim 2019]], Mario Gomez yang tak memperpanjang kontrak digantikan [[Miljan Radović]]. Akan tetapi, hasil turnamen pramusim [[Piala Presiden 2019]] yang tak memuaskan membuatnya didepak, dan manajemen mendatangkan [[Robert Rene Alberts]] yang pernah mengantarkan Arema juara LSI 2009-10.<ref>{{Cite web|url=https://bola.kompas.com/read/2019/05/03/22000018/robert-rene-alberts-ungkap-proses-gabung-ke-persib|title=Robert Rene Alberts Ungkap Proses Gabung ke Persib|last=Media|first=Kompas Cyber|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2019-07-13}}</ref> Striker [[Artur Geworkýan]] direkrut untuk menggantikan Bauman, dan Rene Mihelic asal [[Slovenia]] melengkapi jatah legiun asing<ref>{{Cite web|url=https://www.bolasport.com/read/311700630/profil-artur-gevorkyan-rekrutan-anyar-persib-dengan-segudang-prestasi|title=Profil Artur Gevorkyan, Rekrutan Anyar Persib dengan Segudang Prestasi - Bolasport.com|last=Bolasport.com|website=www.bolasport.com|language=id|access-date=2019-07-13}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://bola.kompas.com/read/2019/05/08/10480898/profil-rene-mihelic-gelandang-baru-persib|title=Profil Rene Mihelic, Gelandang Baru Persib|last=Media|first=Kompas Cyber|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2019-07-13}}</ref>. [[Beckham Putra Nugraha]] pun dipromosikan dari Persib U19 setelah membawa tim tersebut juara Liga 1 U19 2018.<ref>{{Cite web|url=https://www.indosport.com/sepakbola/20190622/keren-beckham-jadi-pemain-termuda-persib-yang-jalani-debut-di-liga-1|title=Keren! Beckham Jadi Pemain Termuda Persib yang Jalani Debut di Liga 1|last=INDOSPORT.com|date=2019-06-22|website=INDOSPORT.com|language=en|access-date=2019-07-13}}</ref>
 
== Stadion dan Mess ==