Tambang Batu Bara Ombilin: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 14:
[[Berkas:KITLV - 94259 - Demmeni, J. - Coalmine Ombilin at Sawahlunto - circa 1915.tif|jmpl|Tambang Ombilin, Sawahlunto sekitar tahun 1915.|275px]]
 
'''Tambang Batu Bara Ombilin''' adalah tambang batu bara di dekat [[Kota Sawahlunto]], tepatnya di lembah sempit di sepanjang [[Pegunungan Bukit Barisan]], [[Sumatra Barat]], [[Indonesia]]. Letaknya sekitar {{Convert|70|km}} dari timur laut [[Kota Padang]], ibu kota provinsi. Pada 2008, tambangTambang ini diperkirakandikenal memilikisebagai cadangansitus sekitartambang 90,3&nbsp;juta ton [[batu bara]] pembuattertua di [[kokasAsia Tenggara]],. diBatu antaranyabara 43&nbsp;jutaditemukan tonpertama bisakali ditambang.<refpada name="jp230311"pertengahan />abad Tambang Ombilin dimilikike-19 oleh [[BukitWillem Asam|PTHendrik Tambangde BatubaraGreve|Willem BukitHendrik Asamd]] (PTBA) dan dikelola oleh [[PerusahaanWillem Impor-EksporHendrik Teknologide Nasional CinaGreve|Chinae National Technology Import-Export CorporationGreve]] (CNTIC).<ref name="b-inside2">{{Cite web|url=httphttps://www.b-inside-internationalthejakartapost.com/downloadtravel/infodatenbank2019/BUKIT07/09/what-ASAMto-Studie%20vom%2023.November.pdf|title=Tambang Batubara Bukit Asam|date=2004know-11about-22|publisher=Bthe-Inside International Media GmbH|format=PDF|accessombilin-date=2015coal-01mine-04}}in-sawahlunto.html</ref> Tambang ini menghasilkan sekitar 500.000 ton batu bara setiap tahunnya.<ref name="jp230311" />
 
== Sejarah ==
Batu bara di daerah ini ditemukan oleh insinyur Belanda [[Willem Hendrik de Greve|Willem Hendrik d]][[Willem Hendrik de Greve|e Greve]] pada tahun 1868. Penambangan di tambang terbuka dimulai pada tahun 1892 seiring dengan rampungnya infrastruktur pendukung jalur kereta api yang terhubung ke [[Pelabuhan Teluk Bayur]], [[Padang]]. Sebelum kemerdekaan, produksi batu bara mencapai puncaknya pada tahun 1930, dengan produksi lebih dari 620.000 ton per tahun. Pada periode 1942–1945, tambang dikendalikan oleh [[Sumatra Barat pada masa pendudukan Jepang|pemerintah pendudukan Jepang]]. Pada periode 1945–1958, tambang dikelola oleh [[Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia|Direktorat Pertambangan]] dan pada periode 1958–1968, oleh biro perusahaan pertambangan negara. Pada tahun 1968, tambang Ombilin menjadi unit produksi Ombilin dari perusahaan pertambangan batu bara negara Bukit Asam. Produksinya pernah mencapai pada tahun 1976 dengan total 1.201.846 ton per tahun.<ref name="jp230311">
{{Cite news|title=From COAL MINE to tourist spot|newspaper=[[The Jakarta Post]]|date=2011-03-23|url=http://www.thejakartapost.com/news/2011/03/23/from-coal-mine-tourist-spot.html|first=Khairul|last=Saleh|accessdate=2015-01-04}}
</ref>
 
Pada 2002, cadangan batu bara di tambang terbuka Ombilin mulai menipis. Setelah itu, hanya tambang bawah tanah yang terus beroperasi.<ref name="b-inside2">{{Cite web|url=http://www.b-inside-international.com/download/infodatenbank/BUKIT-ASAM-Studie%20vom%2023.November.pdf|title=Tambang Batubara Bukit Asam|date=2004-11-22|publisher=B-Inside International Media GmbH|format=PDF|access-date=2015-01-04}}</ref> Baru[[Perusahaan Impor-baruEkspor ini,Teknologi Nasional Cina|China National Technology Import-Export Corporation]] (CNTIC) telahpernah menginvestasikan $100 juta untuk tambang Ombilin.<ref>[http://www.accessmylibrary.com/coms2/summary_0286-22926951_ITM PT BUKIT ASAM TO EXPLOIT COAL IN OMBILIN WITH CHINESE FIRM.], April 7, 2003. </ref><ref name="b-inside2" />
 
Pada 2008, tambang ini diperkirakan memiliki cadangan sekitar 90,3&nbsp;juta ton [[batu bara]] pembuat [[kokas]], di antaranya 43&nbsp;juta ton bisa ditambang.<ref name="jp230311" /> Tambang ini menghasilkan sekitar 500.000 ton batu bara setiap tahunnya.<ref name="jp230311" /> Pada 2019, Bukit Asam menghentikan operasinya di Ombilin.
 
== Daya tarik wisata ==
Saat ini, sisa-sisa kejayaan tambang di Sawahlunto dikelola untuk menggerakkan roda perekonomian kota berbasis industri pariwisata warisan budaya. Kawasan bekas tambang dihijaukan dan infrastruktur peninggalan kolonial direvitalisasi untuk tujuan wisata. Lubang bekas galian tambang diberi pencahayaan yang cukup dan pasokan udara untuk menarik wisatawan lokal dan asing, terutama dari Malaysia dan Singapura. Wisatawan dapat masuk dengan biaya Rp30.000 (US $ 3,5) per orang.<ref name="jp230311" />