Rubah benggala: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Reproduksi |
Ancaman |
||
Baris 1:
{{Taxobox
| name = Bengal fox
Baris 50 ⟶ 49:
=== Reproduksi ===
Rubah benggala membentuk ikatan pasangan yang dapat bertahan seumur hidup, tetapi diketahui bahwa senggama ekstra pada pasangan bisa terjadi. Sepanjang sebagian besar jangkauannya, musim kawin dimulai pada musim gugur (biasanya Oktober-November) dan setelah periode kehamilan sekitar 50-60 hari, dua hingga empat anak anjing dapat dilahirkan. Kedua rubah jantan & betina berpartisipasi dalam pemeliharaan anakan. Anak-anak rubah sepenuhnya disapih sekitar 3-4 bulan setelah keluar dari sarang. Angka kematian anak rubah tinggi selama beberapa bulan pertama.<ref>{{cite journal|author1=Vanak, A.T. |author2=Gompper, M.E. |lastauthoramp=yes |year=2007|title= Effectiveness of non-invasive techniques for surveying activity and habitat use of the Bengal fox ''Vulpes bengalensis'' in southern India|journal=Wildlife Biology |volume=13|pages=219–224|doi=10.2981/0909-6396(2007)13[219:eontfs]2.0.co;2}}</ref> Anak rubah terkadang dirawat oleh beberapa betina. Pada siang hari, mereka cenderung beristirahat di bawah semak dan dalam semak-semak, kecuali di musim panas ketika mereka beristirahat di sarangnya.<ref name=ajtj/>
== Ancaman ==
Kurangnya perlindungan habitat mungkin merupakan ancaman terbesar bagi rubah benggala. Sebagai contoh, di [[India]] bagian selatan, kurang dari 2% dari potensi habitat rubah India tercakup dalam jaringan kawasan lindung yang ada di negara bagian [[Karnataka]] dan [[Andhra Pradesh]].<ref>{{cite journal|author=Vanak, A.T.|author2=Irfan-Ullah, M.|author3=Peterson, T.|last-author-amp=yes |year=2008|title=Gap analysis of Indian fox conservation using ecological niche modeling|journal=Journal of the Bombay Natural History Society |volume=105|issue=1|pages=49–54}}</ref> Perburuan kulit dan dagingnya, serta konversi habitatnya dari padang rumput menjadi pertanian, industri, dan semakin banyak perkebunan bahan bakar nabati, telah mempengaruhi kepadatan populasinya. Selain itu, bagian tubuhnya digunakan dalam pengobatan tradisional, dan di beberapa daerah daging mereka dimakan. Mereka diburu oleh suku ''narikuruva'' di India selatan.<ref name=ajtj/> Di [[Karnataka]], mereka ditangkap dalam ritual yang dilakukan selama upacara [[Sankranthi]].<ref name=mamspec/> Ancaman besar lainnya adalah penyakit seperti virus ''canine dispenter'' dan [[rabies]], yang meluas dari populasi besar anjing-anjing penjelajah bebas yang tidak divaksinasi yang ditemukan di seluruh jajaran mereka.<ref>Belsare, A. V., A. T. Vanak, and M. E. Gompper (2014). "Epidemiology of viral pathogens of free‐ranging dogs and Indian foxes in a human‐dominated landscape in central India." ''Transboundary and emerging diseases'' 61.s1 : 78-86. [http://www.rufford.org/files/%202014%20Blackwell%20Verlag%20GmbH%20%E2%80%A2%20Transboundary%20and%20Emerging%20Diseases.%2061%20(Suppl.%201)%20(2014)%2078%E2%80%9386.pdf PDF]</ref>
== Referensi ==
|