Maryam Namazie: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 29:
 
Ketika terjadi kerusuhan yang disebabkan karikatur Denmark, dia juga ambil bagian pada dua belas penandatangan Manifesto: Bersama-sama Menghadapi Totalitarianisme Baru bersama-sama dengan [[Ayaan Hirsi Ali]], Shahla Chafiq, Caroline Fourest, Bernard-Henri Lévy, [[Irshad Manji]], Mehdi Mozaffari, [[Taslima Nasrin]], [[Salman Rushdie]], Antoine Sfeir, Philippe Val, dan [[Ibn Warraq]]. Manifesto itu dimulai sebagai berikut: "Setelah mengalahkan fasisme, Nazisme, dan Stalinisme, dunia sekarang menghadapi ancaman global totaliter baru: Islamisme."<ref>{{cite news |url=http://michellemalkin.com/2006/02/28/a-manifesto-against-islamism/ |title=A Manifesto Against Islamism |author="The Twelve" |newspaper=[[Jyllands-Posten]] |date=28 February 2006 |accessdate=1 December 2013}}</ref> Namazie mengatakan dalam sebuah wawancara tahun 2006 bahwa tanggapan masyarakat 'sangat luar biasa. Banyak yang merasa manifesto seperti itu sangat tepat waktu, dan sementara itu tentu saja juga menuai pesan kebencian sebagaimana biasa dari para Islamis.'<ref>{{Cite web |url=http://maryamnamazie.blogspot.nl/2006/03/it-was-important-to-sign-manifesto.html |title=It was important to sign the manifesto |author=Maryam Namazie |publisher=''Javanan Weekly'' |date=15 March 2006 |accessdate=1 December 2013}}</ref>
 
Namazie mengecam diskriminasi yang harus dialami perempuan di bawah rezim Islam: "Dari kenyataan bahwa Anda adalah warga negara kelas dua, bahkan kesaksian Anda secara hukum bernilai setengah dari laki-laki, Anda mendapatkan setengah dari apa yang dilakukan anak laki-laki dalam warisan jika Anda seorang gadis. Anda harus berhijab jika Anda seorang gadis atau wanita, dan ada bidang-bidang pendidikan atau pekerjaan tertentu yang terlarang bagi Anda karena Anda dianggap emosional. "<ref name=TokenSkeptic>{{cite podcast|url=http://tokenskeptic.org/2013/04/29/episode-one-hundred-and-sixty-on-fitnah-interview-with-maryam-namazie/ |title=Episode One Hundred and Sixty-On Fitnah -Interview with Maryam Namazie |website=Token Skeptic |first=Kylie|last=Sturgess|date=29 April 2013 |accessdate=17 August 2014}}</ref> Ia membandingkan situasi wanita di bawah rezim Islam dewasa ini terhadap ketidaksetaraan sosial di bawah apartheid di Afrika Selatan, dan dia mengutip sebagai contoh adanya pintu masuk yang terpisah untuk wanita ke dalam kantor pemerintah dan pemisahan pria dan wanita di area kolam di Laut Kaspia oleh sebuah tirai.<ref name=TokenSkeptic/>
 
== Referansi ==