Nasib Hindania: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
Konijnsate (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 6:
Di awal cerita, Hatta memulai dengan kutipan [[Robert Owen]] yang dibacanya dari buku [[Hendrick Peter Godfried Quack]] yang berjudul De Socialisten jilid kedua. Buku tersebut memang merupakan salah satu buku bacaan awal Hatta yang diperkenalkan oleh Mak Eteb [[Ayub Rais]] saat Hatta bersekolah di Batavia tahun 1919. Hatta tampaknya sangat tertarik dengan buku berjilid enam ini walau perlu dibaca secara berkala.<ref name=":0">{{Cite book|title=Untuk negeriku : sebuah otobiografi|url=https://www.worldcat.org/oclc/708358221|publisher=Penerbit Buku Kompas|date=2011|location=Jakarta|isbn=9789797095406|oclc=708358221|last=Hatta, Mohammad, 1902-1980.}}</ref> Buku ini banyak dikutip ke dalam cerpen ini.
 
Narasi dibawakan dengan sudut pandang orang pertama, yaitu Hindania sendiri yang menjadi tokoh utama cerita. Hindania memperkenalkan namanya dan nuansa kelahirannya dengan puitis.<blockquote>"Namaku Hindania! Aku dilahirkan di matahari hidup waktu fajar lagi menyingsing, disambut oleh angin sepoi yang bertiup dari angkasa serta dinyanyikan oleh suara margasatwa yang amat merdu bunyinya."</blockquote>Hindania menyebutkan panjang usianya mengalahkan [[Nabi Nuh]] yang meninggal pada umur 950 tahun. Kemudian menceritakan dirinya yang tidak pernah bertemu langsung dengan orang tuanya. Dari berita mulut ke mulut, Hindania mendengar bahwa Ibunda yang bernama [[Matahari|Syamsu]] dan Ayahanda adalah seorang raja besar besar yang memimpin di awang-awang. Tidak diketahui tepatnya apakan deskrpsi orang tua Hindania ini secara spesifik merujuk pada [[Majapahit]] yang dikenal telah menguasai Nusantara dan memiliki logo matahari sebagai simbol kerajaannya. Kemungkinan tidak terkait bila disambung dengan kisah suaminya Sang [[Brahmana]] dari [[Hindustan]] karena berada di periode masa yang berbeda.
 
Kisah suaminya merujuk pada [[Sejarah Hindu Nusantara]]. Suaminya sebagai seorang brahmana ini mirip dengan teori J. C van Leur yang menyatakan bahwa masuknya Hindu-Buddha ke Asia Tenggara ini melalui kaum Brahmana. Dari suaminyalah Hindania mendapatkan ilmu bercocok tanam. Hindania pun dikaruniai beberapa anak meski kemudian sang suami menutup usia. Yang dimaksud dengan anak-anak Hindania kemungkinan adalah Penduduk [[Pribumi-Nusantara|Pribumi]].
Baris 16:
Kemudian Hatta mengutip syair [[Heinrich Heine]] yang berjudul Weltlauf (1851) dan Deutschland, Ein Wintermärchen (1844). Menurut [[Henk Schulte Nordholt]] yang menulis biografi Hatta dalam buku berjudul Pioniers van het Niewe Azie, Hatta mengutip syair tersebut dari buku Ch Elout Onze Politieke Partijen (1919). Tanggapan ini dibantah oleh Hatta sendiri dalam buku outobiografisnya, "...sitat Heine itu kupetik dari buku De Socialisten jilid ke empat, halaman 403."<ref name=":0" />
 
Kutipan syair pertama berjudul Weltlauf (Way of the World) yang aslinya dari buku ''Romanzero'', bagian 2. ''Zweites Buch'', di ''Lazarus'', no. 1 (1851).<blockquote>Hat Kutipanman keduaviel, berasalso dariwird syairman Deutschland,bald<br>Noch Einviel Wintermärchenmehr (Germany,dazu Abekommen.<br>Wer nur wenig hat, Winter’sdem tale)wird<br>Auch daridas tahunWenige 1844genommen.
 
Wenn du aber gar nichts hast,<br>Ach, so lasse dich begraben —<br>Denn ein Recht zum Leben, Lump,<br>Haben nur, die etwas haben. </blockquote>Yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris menjadi<blockquote>Start out rich, and life will heap<br>Even greater wealth upon you.<br>Start with little wealth, and life<br>Takes that little swiftly from you.
 
When you've not a sou to spend,<br>Ah, you might as well be buried;<br>Only wealthy people, dolt,<br>May the earth by rights inherit.<ref>{{Cite web|url=http://www.lieder.net/lieder/get_text.html?TextId=51395|title=Way of the world (Heine, set by David Leonard Blake, Caspar René Hirschfeld, Heinrich Huber, Peter Janssens, Roland Moser, Hans Georg Pflüger, Erich-Walter Sternberg, Heinz Tiessen, Adriaan de Wit) (The LiederNet Archive: Texts and Translations to Lieder, mélodies, canzoni, and other classical vocal music)|website=www.lieder.net|access-date=2019-07-27}}</ref> </blockquote>Kutipan kedua berasal dari syair Deutschland, Ein Wintermärchen (Germany, A Winter’s tale) dari tahun 1844.
 
== Teks ==
Berikut adalah teks cerpen yang diperbaru dengan ejaan[[Ejaan yangBahasa Indonesia]]. Teks asli menggunakan diperbarui[[Ejaan dariVan aslinyaOphuijsen]].
 
'''Nasib Hindania'''
 
Oleh M. H<blockquote>''The day of Peace begins to dawn''<br>''Dark Error’s night will soon be gone''<br>''Poor mortals long have been astray''<br>''And knowledge now will light the way''<br>[[Robert Owen|R. Owen]]</blockquote>Namaku Hindania! Aku dilahirkan di matahari hidup waktu fajar lagi menyingsing, disambut oleh angin sepoi yang bertiup dari angkasa serta dinyanyikan oleh suara margasatwa yang amat merdu bunyinya. Dengan sekejap mata aku pun besarlah dan umurku dipanjangkan Tuhan, lebih panjang dari umur Nabi Nuh. Akan tetapi telah beribu-ribu tahun yang telah lalu aku dilahirkan, belum juga aku bertemu dengan Ibu Bapakku seakan-akan aku ini anak yatim. Kata setengah orang Bapakku seorang Raja Besar, yang bertahta di awang-awang memerintahi seluruh alam dan Ibuku bernama Syamsu, yang sangat indah parasnya serta cahayanya gilang gemilang dan menjadi suluh bagi segala mahluk. Tempatku di tengah-tengah bumi, dimana angin sabung-menyabung.
 
Rumahku besar mengelilingi khatulistiwa, pada malam hari diterangi suluh alkamar. Pada bulan perbani awal dan akhir rumahku itu diterangi oleh berjuta-juta permata yang berkilau-kilauan cahayanya. Kata orang segala permata itu Ayahku yang empunya. Wah! Jika demikian kaya amat Ayahku itu!
Baris 29 ⟶ 33:
Setelah besar kawinlah aku dengan seorang Brahmana dari Hindustan yang mengajar aku ilmu bercocok tanam. Tiada berapa selang antaranya dapatlah aku beberapa putra, akan tetapi malang tak dapat dihindarkan pada suatu saat yang baik suamiku berpindah ke damil baka. Atas kematiannya aku anak-beranak tiadalah cemas, karena ia ada meninggalkan berjenis-jenis harta benda, sehingga dapatlah aku anak-beranak hidup dengan sederhana.
 
Halaman rumahku berpasirkan intan mutiara. Banyak tumbuh di atasnya pohon yang ajaib-ajaib yang berjenis-jenis macam buahnya. Satu di antara itu bernama [[Bebesaran|Pohon Andalas]] yang berbuah batu arang, emas, dan perak serta buah-buahan lain-lain seperti lada kopi dan lain-lain. Daunnya pun berbagai-bagai pula, ada yang diperbuat orang [[rokok|tembakau]].
 
Getahnya menyala jika dibakar, sebab itu dipakai orang pengisi damar. Demikianlah banyak juga tumbuh-tumbuhan yang ajaib-ajaib yang tak perlu rasanya kusebutkan di sini. Hartaku itu semakin lama semakin bertambah, sehingga kerajaanku melimpah-limpah kemana-mana! Anak-anakku pun sentosa hidupnya.
Baris 46 ⟶ 50:
Di bawah pemerintahannya banyaklah manusia yang sengsara, ada yang kena mati kena cemetinya dan ada pula yang mati karena lapar. Penghidupan ekonomi pun telah menjadi porak-poranda. Ditimpa oleh sang lapar, disiksa oleh Mars yang buas tumbuhlah pemberontakan dari kaum buruh yang amat diancam oleh Maharaja Mars sedangkan kaum kapitalis lagi disayanginya. Di sinilah mula bersaingan dengan hebat kaya dengan miskin, yang satu berteriak mengenal labanya dan yang satu berteriak hendak makan.
 
Di sinilah teringat kaum yang echirakhir lagu yang dinyanyikan oleh [[Heinrich Heine]] pada abad ke 19<blockquote>Hat man viel, so wird man bald<br>Noch viel mehr dazu bekommen.<br>Wer nur wenig hat, dem wird<br>Auch das Wenige genommen.
 
Wenn du aber gar nichts hast,<br>Ach, so lasse dich begraben —<br>Denn ein Recht zum Leben, Lump,<br>Haben nur, die etwas haben. </blockquote>Di sini pula lah nyata yang benar kepada beberapa mahluk, bahwa sebagai sesama hamba Allah tak harus sebagian dari manusia beroleh kesenangan. Hidup dari pada cucur peluh nya orang kecil.<blockquote>Ein neues Lied, ein besseres Lied,<br>O Freunde, will ich euch dichten!<br>Wir wollen hier auf Erden schon<br>Das Himmelreich errichten.