Lokomotif E10: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Berkas E10_60.jpg dibuang karena dihapus dari Commons oleh Jcb
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
Kembangkan lagi
Tag: VisualEditor Suntingan seluler lanjutan
Baris 1:
{{Infobox Lokomotif
|image = DKA E10 (10 16 B).jpg
|caption =E1016, di sebelah kanannya F1015, menjadi koleksi Museum Transportasi, [[Taman Mini Indonesia Indah]]
|caption ='''E10 / SSS100'''
|powertype =[[Uap]]
|serialnumber =[[E10]] /SSS SSS100100
|fueltype ={{hlist|Kayu jati,|batu Batubarabara}}
|gauge =1.067 mm
|builder ={{unbulleted list|Maschinenfabrik Esslingen, [[Jerman]];| SchweizerischeSwiss Lokomotiv-undLocomotive Maschinenfabrikand Machine Works (SLM), [[Swiss]]; |Nippon Sharyo, [[Jepang]].}}
|buildmodel ="Decapod"
|originalowner =Staatspoorwegen ter Sumatara’s Westkust (SSS)
|owner =Djawatan Kereta Api (DKA) - PT kereta Api Indonesia, Persero ([[PT KAI]])
|buildmodel =Decapod
|builddate =1922-1928<br>1964
|totalproduction =39
||aarwheels =E
|uicclass =EtE
|whytetype =0-10-0TR0
|length =1022410.224 mm
|width =250602.506 mm
| height = 3.500 mm
|weight =53,5 ton
|wheeldiameter =1000 mm
|vaporpressure =14 kg/cm²
|cylindersize =450 X 510 mm
|poweroutput =500 HPhp
|topspeed =3010 km/hs.d. di rel datar, 1030 km/h di rel menanjak bergigijam
|notes=
|railroad=[[Staatsspoorwegen ter Sumatra's Westkust]]|currentowner=[[PT Kereta Api Indonesia]]|nickname="[[kereta api Mak Itam|Mak Itam]]"}}
}}
 
'''Lokomotif E10''' adalah [[lokomotif uap]] yang diproduksi oleh [[Maschinenfabrik Esslingen]], Jerman, [[Swiss Locomotive and Machine Works]] (SLM), Swiss, serta [[Nippon Sharyo]], Jepang. Lokomotif ini dahulu merupakan ikon perkeretaapian [[Sumatra Barat]]. Sebagai lokomotif uap bergigi, karier lokomotif ini dihabiskan untuk menarik kereta api batu bara dan penumpang di jalur rel gerigi yang menghubungkan [[Kota Sawahlunto|Sawahlunto]] dengan [[Kota Padang|Padang]]. Lokomotif ini dijuluki "[[Kereta api Mak Itam|Mak Itam]]", berasal dari frasa bahasa Minangkabau yang berarti "paman hitam".
[[Staatsspoorwegen ter Sumatra's Westkust]] (SSS) pertama kali membangun jalur kereta api di pantai barat [[Sumatra]] pada tahun 1887 hingga 1896. jalur kereta api ini dipergunakan untuk menghela produk tambang batubara [[Ombilin]] ke pelabuhan [[Padang]], yakni [[Teluk Bayur]]. Namun disadari bahwa meningkatnya produksi batubara [[Ombilin]] membuat lokomotif-lokomotif lama tidak memadai, apalagi untuk jalur yang berbukit-bukit. Maka didatangkanlah lokomotif-lokomotif yang lebih besar. E1016 adalah anggota kedua lokomotif uap bergigi untuk [[Sumatra Barat]]. Setelah datangnya tiga lokomotif seri D18 pada tahun 1913, tibalah 22 lokomotif E10 antara tahun 1921 hingga 1928, buatan pabrik Esslingen dari [[Jerman]] dan SLM (Schweizerische Lokomotiv-und Maschinenfabrik) dari [[Swiss]]. Kedua pabrik ini memang terkenal dengan lokomotif uap bergiginya. Bahkan lokomotif diesel elektik bergerigi [[BB204]] yang belum lama ini disaksikan penggemar kereta api yang berkunjung ke Ranah Minang pun buatan SLM. Lokomotif E10 dipergunakan di jalur-jalur bergerigi di [[Sumatra Barat]], antara Kayutanam hingga [[Batutabal]], dan antara [[Padangpanjang]]-[[Bukittinggi]]-Payakumbuh. Medan yang berat, dengan tanjakan securam 8% ini menuntut lokomotif dengan daya yang besar. Lokomotif [[E10]] memiliki empat silinder uap,dengan dua silinder khusus untuk menggerakan roda gigi.
 
Lokomotif ini menggunakan susunan roda 0-10-0, yang artinya memiliki sepuluh roda penggerak yang digerakkan bersama-sama oleh sebuah batang penggerak. Lokomotif ini mampu menarik kereta api batu bara dengan berat muatan hingga 130 ton. Lokomotif ini memiliki empat silinder dengan dua di antaranya merupakan silinder untuk menggerakkan gigi-giginya.<ref name=":0">{{Cite web|url=https://heritage.kai.id/page/Lokomotif%20E10|title=Lokomotif E10|last=|first=|date=|website=Heritage Kereta Api Indonesia|access-date=2019-08-02}}</ref>
Saat ini, lokomotif [[E10]] hanya tersisa 2 unit, E1060 yang disimpan di [[Stasiun Sawahlunto]], dan E1016 di [[Taman Mini Indonesia Indah]].
 
== Sejarah ==
 
*=== [[DipoPembelian lokomotif]] ===
Untuk meningkatkan kebutuhan akan pengangkutan [[batu bara]] dari [[Tambang Batu Bara Ombilin|Ombilin]], [[Staatsspoorwegen ter Sumatra's Westkust]] (SSS) memutuskan mengganti lokomotif-lokomotif uap tua yang dianggap tidak mampu lagi menarik KA batu bara dengan jumlah gerbong yang banyak. Lokomotif-lokomotif besar dipilih karena kuat menanjak, berdaya besar, serta mampu menarik lokomotif uap dalam jumlah banyak. Lokomotif yang dahulunya diberi nama SSS 104–125 ini dibuat oleh Esslingen di Jerman serta SLM di Swiss. Ada 22 unit lokomotif beroperasi, dengan perincian SSS 104–112 dan 119–121 diproduksi oleh SLM, Swiss serta sisanya Esslingen, Jerman. Pengadaan lokomotif ini dilakukan pada tahun 1921, 1926, dan 1928.<ref name=":0" /><ref name=":1">{{Cite web|url=http://keretapi.tripod.com/steamroster.html|title=Steam Locomotive Roster, Page 1|website=keretapi.tripod.com|access-date=2019-08-02}}</ref> Lokomotif lainnya yang juga dimasukkan dalam kelas SSS 1''xx'' adalah [[Lokomotif D18|D18]] dengan jumlah 3 unit.
 
Pasca-kemerdekaan 17 lokomotif baru ditambahkan juga dengan nomor seri E10, sehingga total unit lokomotif ini adalah 39 unit. Sepuluh unit pertama diproduksi oleh Esslingen; 7 sisanya diproduksi pada tahun 1967 oleh Nippon Sharyo, dan dianggap sebagai lokomotif uap terakhir yang diproduksi oleh Nippon Sharyo. Lokomotif ini beroperasi untuk angkutan penumpang dan batu bara hingga pertengahan dekade 1980-an.<ref>Kautzor, 2010 Continental Ry. Jrnl. #163</ref>
 
Anehnya lagi, dalam ''roster'' yang dibuat oleh Indra Krishnamurti, tidak ada lokomotif dengan nomor E1026–50 (langsung ke E1051–67).<ref name=":1" />
 
=== Preservasi ===
Pada tahun 1984, SLM memproduksi lokomotif diesel bergigi untuk PJKA, [[Lokomotif BB204|BB204]], untuk menggantikan lokomotif E10 yang sudah dianggap tidak layak beroperasi, dan dibantai satu persatu. Pada tahun 1988, satu unit lokomotif, E1060, diboyong ke [[Museum Kereta Api Ambarawa]] untuk dipreservasi. "Saudara tuanya", E1016, diboyong ke Museum Transportasi, [[Taman Mini Indonesia Indah]], dan dijadikan pajangan di museum itu sampai saat ini.
 
Pada saat lokomotif E1060 beroperasi di Ambarawa, lokomotif ini memiliki ukuran roda gigi yang tidak sesuai dengan rel gerigi Jambu–Bedono (hanya kompatibel dengan spesies asli Ambarawa, [[Lokomotif B25|B25]]). Jika dipaksakan, lokomotif ini mudah rusak.<ref name=":0" />
 
Dalam rangka mempromosikan [[Museum Kereta Api Sawahlunto]] yang sebelumnya dibuka pada tanggal 17 Desember 2005,<ref>{{Cite web|url=https://heritage.kai.id/page/museum-sawahlunto|title=Museum Kereta Api Sawahlunto - Heritage KAI|last=|first=|date=|website=heritage.kai.id|access-date=2019-07-23}}</ref> Pemerintah Kota Sawahlunto meminta PT Kereta Api mengembalikan [[Lokomotif E10|lokomotif E1060]] ke Sumatra Barat. Pemindahan tersebut sepenuhnya terwujud pada tanggal 3 Desember 2007<ref>{{Cite web|url=https://bisniswisata.co.id/jadi-lokomotif-pariwisata-jalur-ka-mak-itam-diaktifkan/|title=Jadi Lokomotif Pariwisata, Jalur KA Mak Itam Diaktifkan – Portal Berita Bisnis Wisata|last=Poerwanto|first=Endy|language=id-ID|access-date=2019-07-23}}</ref> dan sejak saat itu, Sumatra Barat sudah kembali memiliki lokomotif uap.
 
Pada tanggal 21 Februari 2009, [[kereta api Mak Itam]] mulai dioperasikan bersama dengan [[kereta api wisata Danau Singkarak]]. Relasi kereta api Mak Itam adalah Sawahlunto–Muarakalaban, sedangkan kereta api wisata Danau Singkarak adalah Sawahlunto–Padangpanjang.<ref>{{Cite web|url=https://tekno.kompas.com/read/2009/02/23/00075542/mak.itam.dan.ka.wisata.resmi.beroperasi.di.sumbar|title=Mak Itam dan KA Wisata Resmi Beroperasi di Sumbar|last=Media|first=Kompas Cyber|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2019-07-23}}</ref>
 
Dalam catatan preservasinya, loko ini pernah dicarter untuk menyambut ajang bersepeda tahunan [[Tour de Singkarak 2012]]. Terbukti, lokomotif ini pada saat itu masih kuat menarik enam unit kereta penumpang, dengan satu kereta asli Mak Itam (warna krem-hijau) serta lima unit kereta penumpang yang biasanya dipakai untuk KA wisata Danau Singkarak.<ref>{{Cite web|url=https://www.beritasatu.com/olahraga/49239/peserta-tour-de-singkarak-akan-naik-mak-itam-ke-sawahlunto|title=Peserta Tour de Singkarak akan Naik "Mak Itam" ke Sawahlunto|last=BeritaSatu.com|website=beritasatu.com|language=id|access-date=2019-07-23}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://travel.detik.com/dtravelers_stories/u-1917435/kereta-mak-itam-siap-sambut-peserta-tour-de-singkarak-2012/2|title=Kereta Mak Itam, Siap Sambut Peserta Tour de Singkarak 2012|last=Farhan|first=Afif|website=detikTravel|language=id|access-date=2019-07-23}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://travel.kompas.com/read/2013/10/09/1938340/Mak.Itam.Tak.Lagi.Menjerit.|title=Mak Itam Tak Lagi Menjerit... Halaman all|last=Media|first=Kompas Cyber|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2019-07-23}}</ref>
 
Sayangnya, lokomotif ini dalam kondisi tidak siap beroperasi di [[Museum Kereta Api Sawahlunto]] karena kerusakan pada pipa pemanas air.<ref>{{Cite web|url=https://travel.kompas.com/read/2016/05/10/220900627/Lokomotif.Uap.Mak.Itam.Segera.Beroperasi.Lagi|title=Lokomotif Uap Mak Itam Segera Beroperasi Lagi Halaman all|last=Media|first=Kompas Cyber|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2019-08-02}}</ref> Penyelamatan atas aset lokomotif ini—meski sebenarnya merupakan lokomotif uap yang relatif muda—masih terus diupayakan, dengan membuat sendiri suku cadangnya tahun 2016 mengingat pabrik Esslingen sudah lama tutup.<ref>{{Cite web|url=https://news.detik.com/berita/d-3171773/menyelamatkan-lokomotif-mak-itam-ganti-onderdil-rusak-dengan-jeroan-handmade|title=Menyelamatkan Lokomotif 'Mak Itam', Ganti Onderdil Rusak dengan 'Jeroan' Handmade|last=Saleh|first=Yudhistira Amran|website=detiknews|access-date=2019-08-02}}</ref>
 
Agar dapat berjalan reguler, Mak Itam ini dibuatkan replikanya pada September 2018.<ref>{{Cite web|url=https://kumparan.com/langkanid/sawahlunto-hadirkan-replika-lokomotif-mak-itam-dari-mesin-diesel-1537452565877035972|title=Sawahlunto Hadirkan Replika Lokomotif Mak Itam dari Mesin Diesel|website=kumparan|language=id-ID|access-date=2019-07-23}}</ref> Replika E1060 ini memiliki panjang 4 m, lebar 1,5 m, dan menggunakan mesin empat roda yang dicomot dari truk [[Toyota Dyna]].<ref>{{Cite web|url=https://www.harianhaluan.com/news/detail/72771/operasikan%C2%A0replika-mak-itam-jalur-dan-lubang-kalam-direvitalisasi|title=Operasikan Replika 'Mak Itam', Jalur dan Lubang Kalam Direvitalisasi|website=www.harianhaluan.com|access-date=2019-07-23}}</ref>
 
== Lihat pula ==
 
* [[Kereta api ringanMak Itam]]
 
== Galeri ==
Baris 37 ⟶ 64:
</gallery>
 
== Lihat pulaReferensi ==
{{reflist}}
* [[Dipo lokomotif]]
* [[Diesel elektrik]]
* [[Industri Kereta Api]] [[Madiun]]
* [[Daftar kecelakaan kereta api di Indonesia]]
* [[Kereta Api Indonesia]]
* [[Kereta api ringan]]
 
== Pranala luar ==
* {{id}} [http://rel-keretaapi.blogspot.com/2008/07/data-teknik-lokomotif-bb-203.html Data teknik lokomotif BB 203]
* {{id}} [http://www.semboyan35.com/showthread.php?tid=259 Daftar lokomotif BB 203 yang diubah menjadi CC 201]
* {{id}} [http://www.gm-marka.web.id/f22/data-persebaran-lokomotif-diesel-elektrik-dan-diesel-hidraulik-336.html/ Alokasi Lokomotif PT. KAI di Indonesia Saat Ini]
* {{id}} [http://www.kereta-api.co.id/ Situs web resmi PT Kereta Api Indonesia (Persero)]
 
{{Daftar lokomotif Indonesia}}
{{Daftar KA penumpang Indonesia}}
 
{{lokomotif-stub}}