Benteng Baluwerti: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
Baris 35:
Plengkung Madyasura, lebih dikenal sebagai Plengkung Gondomanan di sisi timur benteng. Lokasinya berada di pertigaan yang menghubungkan Jalan Brigjend Katamso dengan Jalan Mantrigawen. Plengkung ini juga disebut sebagai "Plengkung Buntet (tersumbat)", karena plengkung ini ditutup penuh pada saat peristiwa Geger Sepoy yang memporakporandakan sisi timur benteng Keraton.<ref name=":0" /> Sejak pemerintahan [[Hamengkubuwana VIII]], plengkung ini berubah wujud menjadi gapura.
 
Plengkung Nirbaya, lebih dikenal dengan nama Plengkung Gading, berlokasi di perempatan yang menghubungkan Jalan Gading, Jalan M.T. Haryono, Jalan Mayjend Sutoyo, dan Jalan [[D.I. Pandjaitan]]. Jalan D.I. Pandjaitan ini terus mengarah ke selatan hingga [[Panggung Krapyak]]. Pada masa lalu, khusus untuk Sultan yang bertakhta, tidak diperbolehkan keluar masuk plengkung ini seumur hidupnya menjabat. Hal ini karena plengkung ini adalah jalan akses bagi jenazah Sultan yang telah mangkat menuju [[Pemakaman Imogiri]].<ref>{{Cite web|url=https://krjogja.com/web/news/read/3144/Lima_Plengkung_Kraton_yang_Sarat_Sejarah|title=Lima Plengkung Kraton yang Sarat Sejarah|website=krjogja.com|language=en|access-date=2019-08-10}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://krjogja.com/web/news/read/26484/Simpan_Banyak_Cerita_Plengkung_Wijilan_Jadi_Legenda|title=Simpan Banyak Cerita, Plengkung Wijilan Jadi Legenda|website=krjogja.com|language=en|access-date=2019-08-10}}</ref>
 
== Referensi ==