Ahmad Khātib as-Sambāsi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 74:
Ahmad Khatib as-Sambasi dilahirkan di daerah [[Lubuk Dagang, Sambas, Sambas|Kampung Dagang, Sambas]], [[Kalimantan Barat]], pada bulan Safar 1217 H. bertepatan dengan tahun 1803 M. dari seorang ayah bernama [[Abdul Ghaffar bin Abdullah bin Muhammad bin Jalaluddin]]. Ahmad Khatib terlahir dari sebuah keluarga perantau dari [[Kampung Sange]]’. Pada masa-masa tersebut, tradisi merantau memang masih menjadi bagian dari cara hidup masyarakat di [[Kalimantan Barat]].
Sebagai sebuah daerah yang dibangun oleh Raja Tengah, keturunan dari [[Daftar Sultan Brunei|Raja Brunei Darussalam]], pada tahun 1620 M. dan menobatkan diri sebagai sebuah kerajaan sepuluh tahun kemudian. Maka wilayah [[Sambas]] adalah daerah yang telah memiliki ciri-ciri kemusliman khusus sejak [[Raden Sulaiman]] yang bergelar [[Muhammad Tsafiuddin]] dinobatkan sebagai [[Daftar Sultan Sambas|Sultan Sambas pertama]].
Pada waktu itu, rakyat Sambas hidup dari garis agraris dan nelayan. Hingga ditandatanganinya perjanjian antara [[Sultan Muhammad Ali Tsafiuddin]] (1815-1828) dengan pemerintahan kolonial Belanda pada tahun 1819 M. Perjanjian ini membentuk sebuah pola baru bagi masyarakat Sambas yakni, perdagangan [[maritim]].
|