Tetralogi Buru: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ciko (bicara | kontrib)
k {{tetraburu}}
Ciko (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 2:
 
[[Gambar:DSC03563.JPG|right|thumb|150px|Sampul ''Child of All Nations'' (''Anak Semua Bangsa'' versi bahasa Inggris), Penguin, 1984.]]
==Sejarah==
Tetralogi ini bercerita tentang kehidupan Minke, putra seorang [[bupati]] yang memperoleh pendidikan [[Belanda]] pada masa pergantian [[abad ke-19]] ke [[abad ke-20]]. Latar utama tetralogi ini terjadi pada masa awal abad ke-20, tepatnya tahun [[1900]] ketika tokoh utamanya, Raden Mas Minke lahir. Nama Minke adalah nama samaran dari seorang tokoh pers generasi awal [[Indonesia]] yakni [[Raden Tirto Adhi Soeryo]] (RTAS). Cerita novel ini sebenarnya ada unsur sejarahnya, termasuk biografi RTAS tersebut yang juga nenek moyang penulis. Cerita lainnya diambil dari berbagai rekaman peristiwa yang terjadi pada lingkup waktu tersebut. Termasuk di antaranya rekaman pengadilan pertama pribumi Indonesia (Nyai Ontohsoroh) melawan suaminya seorang warga [[Belanda]] totok yang terjadi di [[Surabaya]].
Tahun 1973 Pramoedya yang ditahan di Pulau Buru diberi sedikit keleluasaan untuk melanjutkan kerja kreatif. Hasrat lama untuk menyusun siklus sejarah Indonesia dalam bentuk cerita pun kembali ditekuninya. Dengan bahan yang serba terbatas ia mulai menceritakan jilid pertama ''Bumi Manusia'' kepada tahanan yang lain di sawah-ladang maupun barak penampungan. Baru dua tahun kemudian ia mulai menulis atas jasa beberapa tahanan yang memperbaiki dan menyerahkan [[mesin tik]] tua Royal 440 untuknya.
 
Bulan April [[1980]] selepas dari tahanan, [[Hasjim Rachman]], mantan pemimpin redaksi [[Bintang Timur]], dan Pramoedya menemui [[Joesoef Isak]], mantan wartawan [[Merdeka]] yang belasan tahun mendekam di [[Rutan Salemba]]. Diskusi berkembang, dan kesepakatan dicapai untuk menerbitkan karya eks-[[tapol]] yang selama ini tidak mendapat sambutan dari penerbit lain.
Keempat cerita tersebut dibacakan secara lisan kepada tahanan-tahanan lain semasa Pramoedya diasingkan di [[Pulau Buru]] oleh pemerintah Indonesia antara tahun [[1965]]-[[1979]]. Setelah Pramoedya bebas, dia menerbitkan keempat cerita tersebut dalam bentuk novel yang dilarang peredarannya tak lama setelah diterbitkan. Pemerintah Indonesia menuduh bahwa karya-karyanya mengandung pesan [[Marxisme-Leninisme]] yang tersirat dalam kisah-kisahnya.
 
Naskah pertama terpilih untuk diterbitkan adalah ''Bumi Manusia''. Pramoedya kembali bekerja keras memilah tumpukan kertas ''doorslag'' yang berhasil diselamatkannya dari [[Pulau Buru]]. Hampir semua naskah aslinya ditahan oleh petugas penjara dan sampai tidak pernah dikembalikan. Dalam waktu tiga bulan ia berhasil menyalin kembali dan merajut tumpukan kertas lusuh yang dimakan cuaca menjadi naskah buku. Sementara itu, Hasjim dan Joesoef berkeliling menemui beberapa pejabat pemerintah, termasuk wakil presiden [[Adam Malik]], yang ternyata memberikan sambutan baik.
 
Awal Juli [[1980]] naskah ''Bumi Manusia'' dikirim ke percetakan [[Aga Press]] dengan harapan terbit menjelang peringatan [[Proklamasi Indonesia|Proklamasi]]. Cetakan pertama keluar tanggal [[25 Agustus]] 1980.
 
==Tetralogi==
Keempat cerita tersebut dibacakan secara lisan kepada tahanan-tahanan lain semasa Pramoedya diasingkan di [[Pulau Buru]] oleh pemerintah Indonesia antara tahun [[1965]]-[[1979]]. Setelah
 
Keempat cerita tersebut dibacakan secara lisan kepada tahanan-tahanan lain semasa Pramoedya diasingkan di [[Pulau Buru]] oleh pemerintah Indonesia antara tahun [[1965]]-[[1979]]. Setelah Pramoedya bebas, dia menerbitkan keempat cerita tersebut dalam bentuk novel yang dilarang peredarannya tak lama setelah diterbitkan. Pemerintah Indonesia menuduh bahwa karya-karyanya mengandung pesan [[Marxisme-Leninisme]] yang tersirat dalam kisah-kisahnya.
 
Keempat buku tersebut adalah (disertai tahun penerbitan dan pelarangan; semuanya diterbitkan [[Hasta Mitra]]):
Baris 13 ⟶ 23:
 
Di luar negeri, Tetralogi Buru diterbitkan dengan nama ''The Buru Quartet''. Penerjemah ''Bumi Manusia'' dan ''Anak Semua Bangsa'' ke dalam [[bahasa Inggris]], Max Lane, yang sejak April 1980 bertugas sebagai pegawai di Kedubes [[Australia]] di Jakarta, harus dikembalikan ke negaranya pada September 1981 karena menerjemahkan kedua buku tersebut.
 
==Sinopsis==
Tetralogi kisah [[pergerakan nasional]] Indonesia antara [[1898]]-[[1918]], ini bercerita tentang kehidupan Minke, putra seorang [[bupati]] yang memperoleh pendidikan [[Belanda]] pada masa pergantian [[abad ke-19]] ke [[abad ke-20]]. Latar utama tetralogi ini terjadi pada masa awal abad ke-20, tepatnya tahun [[1900]] ketika tokoh utamanya, Raden Mas Minke lahir. Nama Minke adalah nama samaran dari seorang tokoh pers generasi awal [[Indonesia]] yakni [[Raden Tirto Adhi Soeryo]] (RTAS). Cerita novel ini sebenarnya ada unsur sejarahnya, termasuk biografi RTAS tersebut yang juga nenek moyang penulis. Cerita lainnya diambil dari berbagai rekaman peristiwa yang terjadi pada lingkup waktu tersebut. Termasuk di antaranya rekaman pengadilan pertama pribumi Indonesia (Nyai Ontohsoroh) melawan keluarga suaminya seorang warga [[Belanda]] totok yang terjadi di [[Surabaya]].
 
==Referensi==
*{{en}} Toer, Pramoedya Ananta: ''Child of All Nations'', diterjemahkan oleh Max Lane, Penguin Books, 1984
*{{id}} [http://mkb.kerjabudaya.org/mkb-062001/mkb-rubrik-062001/profil-062001.htm HASTA MITRA: Bertarung Melawan Pembodohan]
 
{{TetraBuru}}