Kelompok Sandiwara Miss Tjitjih: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Fathulunitri (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Fathulunitri (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 5:
Sandiwara Miss Tjitjih mungkin tidak dikenal oleh masyarakat Indonesia sekarang. Tetapi waktu itu, Miss Tjitjih sudah terkenal memerankan drama horor seeprti [[Si Manis Jembatan Ancol]] atau [[Beranak Dalam Kubur (film 1972)|Beranak Dalam Kubur]] -yang sudah dimodifikasi ke dalam perfilman. Pementasan itu dilakukan oleh Miss Tjitjih biasanya dalam rentang waktu 2 - 3 jam. Miss Tjitjih cukup banyak memiliki memiliki anggota dalam setiap pementasannya, yaitu sekitaar 50 orang. Mereka dibagi masing-masing ke dalam beberapa tugas, seperti pemain panggung yang biasa disebut aktor, pemain gamelan, serta kru tata panggung yang bertugas untuk menyiapkan segala kebutuhan pementasan. Keanggotaan Miss Tjitjih ini biasanya terus ada karena diturun-temurunkan dari orang tua ke anak-anaknya, yang sebagaian dari mereka juga bekerja sebagai supir dan kondektur.
 
Pada tahun 2004, Kelompok Sandiwara Miss Tjitjih dipimpin oleh Abas Surdiana, dan Maman Sutarman sebagai sutradar ketika sandiwara ini melakukan pementasan. Ketua Yayasan Miss Tjitjih dijabat oleh [[Mayjen TNI Tubagus Hasanuddin]], mantan Kepala Staf Garnizun Jakarta. Pemerintah Provinsi Jakarta akhirnya menganggarkan dana untuk kelompok ini dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Derah (APBD) tahun 2001. Sebagian dana tersebut untuk merenovasi gedung yang dikebut hingga selesai pemugaran fisiknya pada tahun 2003. Sejak itulah Sandiwara Miss Tjitjih menempati kembali gedung yang telah terbakar tersebut, dan mendapat subsidi dari Pemprov Jakarta sebanyak Rp 300 juta untuk biaya operasional dan perawatan.<ref>{{Cite book|title=Ensiklopedi Jakarta : culture & heritage = budaya & warisan sejarah|url=https://www.worldcat.org/oclc/70850252|publisher=Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Dinas Kebudayaan dan Permuseuman|date=2005|location=[Jakarta]|isbn=9798682491|oclc=70850252|last=Yayasan Untuk Indonesia.|last2=Jakarta Raya (Indonesia). Dinas Kebudayaan dan Permuseuman.}}</ref>