Masjid Raya Al-Mashun: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi iOS |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
{{Infobox religious building
|image = Great
|caption = Kemegahan Masjid Raya Medan.
|building_name = Masjid Raya Medan<br>مسجد رايا ميدا
|location = [[
|religious_affiliation = [[Islam]]
|website =
|architect =
|architecture_type = [[Masjid]]
|architecture_style = [[Arsitektur Moor|Moor]], [[Arsitektur Mughal|Mughal]], dan [[arsitektur Spanyol|Spanyol]]
|groundbreaking = [[21 Agustus]] [[1906]] (1 [[Rajab]] 1324 [[Hijriah]])
|year_completed = [[10 September]] [[1909]] (25 [[Syaban]] 1329 [[Hijriah]])
|construction_cost =
|capacity =
Baris 19:
|minaret_height =
}}
'''Masjid Raya Medan''' atau '''Masjid Raya Al Mashun''' merupakan sebuah [[masjid]] yang terletak di [[
== Sejarah pembangunan ==
Sultan Ma’mun Al Rasyid Perkasa Alam sebagai pemimpin [[Kesultanan Deli]] memulai pembangunan Masjid Raya Al Mashun pada tanggal [[21 Agustus]] [[1906]] (1 [[Rajab]] 1324
== Arsitektural ==
Pada awalnya Masjid Raya Al Mashun dirancang oleh arsitek [[Belanda]] Van Erp yang juga merancang
[[Berkas:Interior Masjid Raya Medan.jpg|jmpl|kiri|Interior Masjid Raya Medan]]
JA Tingdeman, sang arsitek merancang masjid ini dengan denah simetris segi delapan dalam corak bangunan campuran [[Maroko]], [[Eropa]] dan [[Melayu]] dan [[Timur Tengah]]. Denah yang persegi delapan ini menghasilkan ruang bagian dalam yang unik tidak seperti masjid-masjid kebanyakan. Empat penjuru masjid masing-masing diberi beranda dengan atap tinggi berkubah warna hitam, melengkapi kubah utama di atap bangunan utama masjid. Masing-masing beranda dilengkapi dengan pintu utama dan tangga hubung antara pelataran dengan lantai utama masjid yang ditinggikan, kecuali bangunan beranda di sisi mihrab.
Bangunan masjidnya terbagi menjadi ruang utama, tempat wudhu, gerbang masuk dan menara. Ruang utama, tempat sholat, berbentuk segi delapan tidak sama sisi. Pada sisi berhadapan lebih kecil, terdapat ‘beranda’ serambi kecil yang menempel dan menjorok keluar. Jendela-jendela yang mengelilingi pintu beranda terbuat dari kayu dengan kaca-kaca patri yang sangat berharga, sisa peninggalan Art Nouveau periode 1890-1914, yang dipadu dengan kesenian Islam. Seluruh ornamentasi di dalam masjid baik di dinding, plafon, tiang-tiang, dan permukaan lengkungan yang kaya dengan hiasan bunga dan tumbuh-tumbuhan. di depan masing-masing beranda terdapat tangga. Kemudian, segi delapan tadi, pada bagian luarnya tampil dengan empat gang pada keempat sisinya, yang mengelilingi ruang sholat utama.<ref>{{cite web |url=http://www.ranselkosong.com/2010/08/history-of-medan-and-al-mashun-mosque.html | title=Sultan Deli dan Mesjid Raya Al – Ma’shun Medan |date=20 Juli 2012}}</ref>
|