Kembar siam: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 11:
Seperti halnya belahan dunia lain, kasus kembar siam juga terjadi di Indonesia. Kemajuan dan kemampuan tenaga medis Indonesia berikut peralatan kedokteran yang cukup membanggakan, membuat operasi bisa dilangsungkan di Tanah Air. Namun ada juga yang harus dibawa ke luar negeri. Berikut beberapa kasus kembar siam lainnya yang terjadi di Indonesia.
*(1) Pristian Yuliana dan Pristian Yuliani ([[Riau)]]
Operasi pemisahan kembar siam dempet kepala Pristian Yuliana dan Pristian Yuliani merupakan kesuksesan besar dalam dunia kedokteran di Tanah Air karena dempet kepala pertama yang berhasil dipisahkan di [[Indonesia.]]
Yuliana dan Yuliani lahir di RS [[Tanjung Pinang]] pada 31 Juli 1987. Kondisinya saat itu dempet kepala di bagian ubun-ubun (craniopagus vertical). Saat dioperasi selama 13 jam pada 21 Oktober 1987, mereka masih berusia 2 bulan 21 hari. Proses pemisahan yang dipimpin Prof. Dr. R.M. Padmosantjojo dengan total 96 dokter, berlangsung di RS Cipto Mangunkusomo dengan biaya Rp 42 juta. Saat ini keduanya tinggal bersama orangtuanya Tularji dan Hartini di [[Tanjungpinang, Riau.]]
Kasus mereka menjadi momentum. Ini untuk pertama dokter Indonesia berhasil memisahkan bayi kembar siam yang dempet pada tengkorak kepala. Jarang kembar siam dengan kondisi seperti mereka yang selamat dari meja operasi. Termasuk yang tidak selamat itu adalah kembar siam asal Iran Ladan-Laleh Bijani. Kelahiran bayi kembar siam memiliki rasio 1:200 ribu kelahiran, tetapi kembar dengan bagian atas kepala menyatu atau craniopagus memiliki persentasi dua persen dari rasio tersebut. Hanya 15 persen kembar craniopagus hidup hingga usia lima tahun dan hanya satu yang mencapai usia dewasa.
*(2) Anandya Yoris Safadia dan Anindya Yoris Safadia ([[Jawa Tengah]])
Bayi kembar siam Anandya Yoris Safadia dan Anindya Yoris Safadia yang dilahirkan 1 Juni 1998 dengan bagian tengah dada dan perut berdempet (thoraco-abdominopagus). Organ kedua bayi tersebut terpisah. Bagian tubuh yang menyatu hanya lapisan dalam dinding perut (peritoneum) dan lemak usus (omentum). Sedangkan jantung, hati, usus, dan organ dalam perut lainnya terpisah.
|