Stasiun Anyer Kidul: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
Pasya nanda (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android |
||
Baris 11:
| lintang = -6.070737
| close_type = PJKA
| kode =
| tinggi = +17M
| no_stasiun = 0103
| letak = km 20+640 lintas [[Stasiun Cilegon|Cilegon]]-[[Stasiun Cigading|Cigading]]-''[[Stasiun Anyer Kidul|Anyer Kidul]]''
| line =
| track = 3
| platform = 2 (satu peron sisi dan satu peron pulau yang agak rendah)
Baris 21:
| open = 20 Desember 1900
| oldname = Anjer Kidul
| close =
| operator = [[Daerah Operasi I Jakarta]]
| class =
}}
'''Stasiun Anyer Kidul (
Stasiun dan jalur ini ditutup pada tahun 1981 karena okupansi yang sepi juga prasarana sudah tua.<ref>{{Cite web|url=https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-3013064/dibangun-zaman-belanda-rel-kereta-banyak-mati-di-era-orde-baru|title=Dibangun Zaman Belanda, Rel Kereta Banyak 'Mati' di Era Orde Baru|last=Suhendra|website=detikfinance|access-date=2019-09-07}}</ref> Bangunan stasiun ini kondisinya sangat kurang terawat. Dalam buku ''Spoorwegstations op Java'' karya de Jong, stasiun ini memiliki tiga jalur kereta api semasa aktifnya, serta memiliki dua peron rendah yang kini masih tersisa bekas-bekasnya, namun relnya sendiri sudah menghilang entah ke mana.<ref>{{Cite book|title=Spoorwegstations op Java|url=https://www.worldcat.org/oclc/905471690|location=Amsterdam|isbn=9067073180|oclc=905471690|last=Ballegoijen de Jong, Michiel van, 1941-}}</ref> Stasiun ini juga memiliki pemutar rel kecil dan menara air yang masih tersisa puing-puingnya. Bangunan stasiun yang masih asli peninggalan [[Staatsspoorwegen]] ini, kini ditetapkan sebagai [[cagar budaya]] oleh Pemerintah Kabupaten Serang.<ref>{{Cite report|url=http://www.keretaanakbangsa.com/wp-content/uploads/2018/08/KISAH-PENINGGALAN-KERETA-API-BANTEN.pdf|title=Kisah Peninggalan Kereta Api Banten: Cigading-Anyer Kidul, Rangkasbitung-Labuan, Saketi-Bayah-Gunung Mandur|last=Laksana|first=A.D.|date=2016|issue=|doi=|volume=|pmid=|access-date=2019-09-07|last2=Wijokangko|first2=G.R.|first3=A.|last3=Suherman|first4=T.|last4=Rahardjo|first5=T.|last5=Hartono}}</ref>
|