Mursyidi Kresek: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
SebutirDebu (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
SebutirDebu (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 36:
|negara_makam = [[Sambirampak Kidul, Kotaanyar, Probolinggo|Probolinggo]], [[Indonesia]] {{Negara|Indonesia}}
}}
'''Kyai Mursyidi al-Karamah''' Nama asli '''Arsyad bin Ardan''' Selengkapnya '''Haddratil Marhum Shohibul Fadhilah asy-Syekh al-Hajj Mursyidi bin Ardan al-Faituni al-Irsyad al-Karamah''' (bahasa arab:حَضْرَةَاَلْمَرْحُوْمِ صَاحِبُ اَلْفَاضِلَةْ كِيَاهِي اَلْحَاجِ مُرْشِدِي بِنْ أَرْدَانْ 1886 ; M<ref name=":2">{{citeweb|last=Fakir|first=Al|url=http://www.ragamupdate.com/2017/09/kyai-mursyidi-auliya-penuh-karamah.html|title=Resensi Buku "Kyai Mursyidi, Auliya’ Penuh Karamah & ajaran Islam di Tapal Kuda"|website=ragamupdate.com|date=2017-09-18|language=id-ID|accessdate=2017-11-07}}</ref>- 1968 M.) adalah ulama’ besar Probolinggo yang berpengaruh dalam penyebaran ajaran islam di wilayah Tapal Kuda pada masanya.<ref>{{citeweb|last=Saifullah|url=http://www.ragamupdate.com/2017/09/luar-biasa-satu-bulan-mahasiswa-kkn.html|title=Luar Biasa, Satu Bulan Mahasiswa KKN INZAH Mampu Tulis 100 Halaman|website=ragamupdate.com|date=2017-09-15|language=id-ID|accessdate=2017-11-06}}</ref> Ia adalah pendiri [[Pesantren Al Irsyad Kresek]] dan [[Masjid Al Karomah]]<ref name=':2' /><ref>{{citeweb|url=http://pesantrenalirsyad.blogspot.co.id/2017/08/syekh-mursyidi-al-karomah.html|title=Kyai Mursyidi al-Karamah|date=2017-08-04|website=pesantrenalirsyad|language=id|access-date=2017-11-07}}</ref> di desa sambirampak Kidul, Kecamatan Kotaanyar, Kabupaten Probolinggo, Disamping itu ia Juga terkenal karena kekaromahannya terutama saat menentang Pemerntah Kolonial Belanda pada Masa Penjajahan.
Selain dikenal sebagai ulama’ Sufi, Ia juga dikenal dengan pemikirannya tentang Islam di Nusantara ini. Dalam Pandangannya, Islam di Nusantara ini adalah suatu wujud empiris islam yang dikembangkan di Nusantara setidaknya sejak dulu yaitu mulai abad 16 sebagai hasil interaksi, kontekstualisasi, indigenisasi, interpretasi, vernakularisasi, terhadap ajaran dan nilai islam yang universal, yang sesuai dengan realitas sosio kultural indonesia.<ref name=":2"/>
|