Saut Situmorang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Sh4rifTamim (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Igho (bicara | kontrib)
k merapikan
Baris 30:
'''Saut Situmorang''' ({{lahirmati|[[Tebing Tinggi]]|29|6|1966}}) adalah seorang [[penulis]] [[puisi]], [[cerita pendek]], dan [[esai]] asal Indonesia. Selain dikenal sebagai penyair, Situmorang adalah seorang editor dan kurator sastra. Saut dikenal lantang, contohnya, di deretan jejak langkah [[Taufiq Ismail]] yang panjang, penyair dan kritikus sastra Indonesia ini memberitakan dalam media sastra yang diempunya bersama Katrin Bandel, [[Boemipoetra]], bahwa Taufiq melakukan aksi plagiarisme atas karya penyair Amerika bernama Douglas Malloch (1877 – 1938) berjudul ''Be the Best of Whatever You Are''. {{refn|group=note|name=plagiarisme|''[[Boemipoetra]]'' didirikan Saut Situmorang dan Katrin Bandel. Dalam ''Manifesto Boemipoetra'', mereka memandang kondisi Sastra Indonesia saat ini memperlihatkan gejala berlangsungnya dominasi sebuah komunitas dan azas yang dianutnya terhadap komunitas-komunitas sastra lainnya. Dominasi itu bahkan tampil dalam bentuknya yang paling arogan, yaitu merasa berhak merumuskan dan memetakan perkembangan Sastra Indonesia menurut standar estetika dan ideologi yang dianutnya. Kondisi ini jelas meresahkan komunitas-komunitas sastra yang ada di Indonesia karena kontra-produktif dan destruktif bagi perkembangan Sastra Indonesia yang sehat, setara, dan bermartabat dalam pluralisme ideologi dan estetika.<ref>{{cite web|url=https://boemipoetra.wordpress.com/2011/03/31/plagiarisme-taufiq-ismail-2/|title=Plagiarisme Taufiq Ismail|authors=|publisher=Boemipoetra|date=1 Maret 2011|accessdate=23 Agustus 2015}}</ref>}}
 
== PerjalananLatar belakang ==
lahirSaut 29Situmorang Juni 1966lahir di kota kecil Tebing Tinggi, Sumatera Utara, 29 Juni 1966, tapi dibesarkan sebagai “anak kolong” di Asrama Kodam I/Bukit Barisan, Medan Sunggal, Medan. Gelar sarjana Sastra Inggris diperolehnyadiraihnya dari [[Victoria University of Wellington]] dan menempuh pendidikan S-2 Sastra Indonesia di [[University of Auckland]], keduanya di [[Selandia Baru]], di mana dia pernah hidup merantau sebagai imigran selama 11 tahun. PernahSaut pernah mengajar Bahasa dan Sastra Indonesia selama beberapa tahun di kedua almamaternya tersebut.
Salah seorang perintis Sastra Internet Indonesia bersama komunitasnya Cybersastra di awal tahun 2000an. Menulis dalam dua bahasa (Bahasa Indonesia dan Inggris), puisi, cerpen, esei (sastra, seni rupa dan film), dan terjemahannya sudah dipublikasikan di Indonesia, Selandia Baru, Australia, Itali, Ceko, Prancis, Jerman dan Afrika Selatan, antara lain dalam New Coin, Ginger Stardust, Anthology of New Zealand Haiku, Mutes & Earthquakes, Tongue in Your Ear, Magazine 6, TYGR! TYGR!, LE BANIAN NO 11, Bali – The Morning After, Antologi Puisi Indonesia 1997, Gelak Esai dan Ombak Sajak, Kitab Suci Digantung di Pinggir Jalan New York dan The Lontar Anthology of Indonesian Poetry.
 
==Bibliografi==
Buku kumpulan puisi tunggalnya yang sudah diterbitkan: saut kecil bicara dengan tuhan (Bentang, 2003), catatan subversif (BukuBaik, 2004), otobiografi ([sic] 2007), Perahu Mabuk (pustaha hariara, 2014 dan cetakan kedua 2017) dan dalam bahasa Prancis Les mots cette souffrance (Collection du Banian, Paris, 2012), sementara kumpulan esei-sastranya dibukukannya dalam Politik Sastra ([sic] 2009 dan edisi kedua 2018) dan cerpen-cerpennya dikumpulkan dalam buku Kotbah Hari Minggu (EA Books, 2016). Terjemahannya atas buku puisi Pablo Neruda berjudul Duapuluh Puisi Cinta dan Satu Nyanyian Putus Asa diterbitkan di akhir 2017.
SalahAwal seorangtahun perintis2000, SastraSaut Internetmerintis sastra internet di Indonesia bersama komunitasnya, Cybersastra di awal tahun 2000an. MenulisDia menulis dalam dua bahasa (Bahasabahasa Indonesia dan bahasa Inggris), berupa [[puisi]], [[cerita pendek|cerpen]], [[esei]] (sastra, seni rupa dan film), dan terjemahannya yang sudah dipublikasikan di Indonesia, Selandia Baru, [[Australia]], [[Itali]], [[Ceko]], [[Prancis]], [[Jerman]], dan [[Afrika Selatan]], antara lain dalam ''New Coin, Ginger Stardust, Anthology of New Zealand Haiku, Mutes & Earthquakes, Tongue in Your Ear, Magazine 6, TYGR! TYGR!, LE BANIAN NO 11, Bali – The Morning After, Antologi Puisi Indonesia 1997, Gelak Esai dan Ombak Sajak, Kitab Suci Digantung di Pinggir Jalan New York'', dan ''The Lontar Anthology of Indonesian Poetry''.
Mendapat “Poetry Award” untuk puisi-puisi bahasa Inggrisnya dari Victoria University of Wellington (1992) dan University of Auckland (1997) di Selandia Baru. Sebuah Haiku-nya dalam bahasa Inggris, “such boredom” -- pemenang pertama lomba “Haiku International Poetry Competition” yang diselenggarakan oleh New Zealand Poetry Society di tahun 1992 -- dikoleksi oleh sebuah museum Haiku di Kyoto, Jepang. Pada Februari 1994 diundang baca-puisi dalam program “New Wellington Poets” oleh New Zealand Poetry Society di Oriental Parade Arts Centre, Wellington, Selandia Baru. Awal tahun 2000 sebuah film dokumentasi (10-menit) tentangnya berjudul SAUT SITUMORANG dibuat oleh Peter Larsen di Auckland, Selandia Baru. Selama di Selandia Baru aktif terlibat dalam dunia poetry-reading bar dan café kota Wellington dan Auckland.
Diundang sebagai salah seorang pembicara pada Kongres Cerpen Indonesia Ke-2, Februari 2002 di Negara, Bali; diundang baca-puisi pada Maret 2003 dalam acara Sorak-sorai Identitas di Studio Budaya & Galeri Langgeng, Magelang, Jawa Tengah; diundang membacakan orasi budayanya bersama Gus Dur (Abdurrahman Wahid) di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta, 29 Juni 2004; diundang baca-puisi di kota Hamburg dan Berlin, Jerman, pada Januari 2005; diundang baca-puisi oleh Dewan Kesenian Jakarta untuk acara Tadarus Puisi di Teater Kecil TIM pada 6 Oktober 2006; diundang sebagai pembicara pada Kongres Cerpen Indonesia V di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, pada Oktober 2007; diundang sebagai pembicara pada Temu Sastrawan Indonesia 2 di Pangkalpinang, Bangka-Belitung, 30 Juli-2 Agustus 2009; diundang baca-puisi pada Aceh International Literary Festival, Banda Aceh, 5-6 Agustus 2009; diundang ke acara Sepuluh Jam Temu Sastra Indonesia di Paris, Prancis, 9 November 2012. Diundang baca puisi pada April-Mei 2013 ke What Is Poetry? Festival di Afrika Selatan dan festival HIFA di Zimbabwe, dan diundang ke acara Poetry On The Road di Bremen, Jerman pada Juni 2013. Menjadi “guest poet” pada Pesta Puisi 3 Kota (Bandung, Jogja, Denpasar) pada bulan Februari 2015. Pada Maret 2015 diundang sebagai pembicara dan baca puisi ke acara ASEAN Literary Festival 2015. Diundang sebagai salah seorang pembicara di Kongres Kebudayaan Indonesia 2018 di Jakarta. Juga sering diundang sebagai pembicara di kampus-kampus Sastra di Indonesia.
Setelah bosan bekerja 6-hari-seminggu selama hampir dua tahun sebagai editor antara lain di majalah-budaya berbahasa Inggris BALI ECHO dan majalah-surfing 3-bahasa SURF TIME di Bali, sejak akhir 2001 menetap di kota Jogjakarta sebagai penulis full-time. Pada 2003-2004 menjadi dosen-tamu (mata-kuliah “Teori Poskolonial” dan “Sastra dan Politik”) di program magister Ilmu Religi dan Budaya (IRB), Universitas Sanata Dharma Jogjakarta. Menjadi kurator Sastra pada Festival Kesenian Yogyakarta (FKY) periode 2005-2008. Menjadi kurator pada Temu Sastrawan Indonesia III di Tanjungpinang, Kepulauan Riau, 28-31 Oktober 2010 dan pada What Is Poetry? Festival, 1-13 April 2012 di 4 kota Magelang, Pekalongan, Malang, dan Surabaya. Menjadi kurator Festival Sastra Internasional Yogyakarta 2019.
 
Buku kumpulan puisi tunggalnya yang sudah diterbitkan: sautantara kecillain bicara''Saut Kecil Bicara dengan tuhanTuhan'' (Bentang, 2003), catatan'Catatan subversifSubversif'' (BukuBaik, 2004), otobiografi''Otobiografi'' ([sic] 2007), ''Perahu Mabuk'' (pustaha hariara, 2014 dan cetakan kedua 2017) dan dalam bahasa Prancis ''Les motsMots cetteCette souffranceSouffrance'' (Collection du Banian, Paris, 2012),. sementaraSementara kumpulan esei-sastranya dibukukannya dalam ''Politik Sastra'' ([sic] 2009 dan edisi kedua 2018) dan cerpen-cerpennya dikumpulkan dalam buku ''Kotbah Hari Minggu'' (EA Books, 2016). Terjemahannya atas buku puisi [[Pablo Neruda]] berjudul ''Duapuluh Puisi Cinta dan Satu Nyanyian Putus Asa'' diterbitkan di akhir 2017.
Pengalamannya sebagai freelance-editor di Selandia Baru dan Indonesia telah menghasilkan empat buku sastra dan dua buku seni rupa: Tongue in Your Ear, vol. IV (kumpulan puisi bahasa Inggris), Cyber Graffiti: Polemik Sastra Cyberpunk (kumpulan esei sastra), tujuh musim setahun (novel Clara Ng), Sastra, Perempuan, Seks (kumpulan esei sastra Katrin Bandel), Jalan/Street (performance art Made Wianta) dan Exploring Vacuum (kumpulan esei seni rupa Rumah Seni Cemeti Jogjakarta).
Beberapa puisinya telah dijadikan lagu dan komposisi musik eksperimental oleh Agoni Jogja, Doddy B. Priambodo, Han Farhani (album disebabkan oleh Saut (2018)) dan Septian Dwi Cahyo serta diikutkan dalam album Tanah Borneo (2013).
 
==Penghargaan dan kiprah kesenian==
Pada hari Kamis 8 September 2016 Saut Situmorang dijatuhi Hukuman Percobaan 10 bulan di Pengadilan Negeri Jakarta Timur karena “terbukti bersalah melakukan penghinaan dan pencemaran nama baik Fatin Hamama lewat media sosial Facebook” berdasarkan UU ITE. Kasus ini adalah buntut dari penolakannya atas terbitnya buku 33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh (2013) di mana nama "Denny JA" dimasukkan sebagai salah satu Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh tersebut.
Mendapat “PoetryPoetry Award”Award untuk puisi-puisi bahasa Inggrisnya dari Victoria University of Wellington (1992) dan University of Auckland (1997) di Selandia Baru. Sebuah Haiku-nya dalam bahasa Inggris, “such''Such boredom”Boredom” -- pemenang pertama lombaLomba “HaikuHaiku International Poetry Competition”Competition yang diselenggarakan oleh New Zealand Poetry Society di tahun 1992 -- dikoleksi oleh sebuah museum Haiku di [[Kyoto]], [[Jepang]]. Pada Februari 1994, Saut Situmorang diundang baca-puisi dalam program “NewNew Wellington Poets”Poets oleh New Zealand Poetry Society di Oriental Parade Arts Centre, Wellington, Selandia Baru. Awal tahun 2000 sebuah film dokumentasidokumenter (10-menit) tentangnya berjudul SAUT''Saut SITUMORANGSitumorang'' dibuat oleh Peter Larsen di [[Auckland]], Selandia Baru. Selama di Selandia Baru aktif terlibat dalam dunia ''poetry-reading bar'' dan café kota Wellington dan Auckland.
 
Diundang sebagai salah seorang pembicara pada Kongres Cerpen Indonesia Ke-2, Februari 2002 di Negara, Bali; diundang baca-puisi pada Maret 2003 dalam acara Sorak-sorai Identitas di Studio Budaya & Galeri Langgeng, Magelang, Jawa Tengah; diundang membacakan orasi budayanya bersama Gus Dur (Abdurrahman Wahid) di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta, 29 Juni 2004; diundang baca-puisi di kota Hamburg dan Berlin, Jerman, pada Januari 2005; diundang baca-puisi oleh Dewan Kesenian Jakarta untuk acara Tadarus Puisi di Teater Kecil TIM pada 6 Oktober 2006; diundang sebagai pembicara pada Kongres Cerpen Indonesia V di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, pada Oktober 2007; diundang sebagai pembicara pada Temu Sastrawan Indonesia 2 di Pangkalpinang, Bangka-Belitung, 30 Juli-2 Agustus 2009; diundang baca-puisi pada Aceh International Literary Festival, Banda Aceh, 5-6 Agustus 2009; diundang ke acara Sepuluh Jam Temu Sastra Indonesia di Paris, Prancis, 9 November 2012. Diundang baca puisi pada April-Mei 2013 ke What Is Poetry? Festival di Afrika Selatan dan festival HIFA di Zimbabwe, dan diundang ke acara Poetry On The Road di Bremen, Jerman pada Juni 2013. Menjadi “guest poet” pada Pesta Puisi 3 Kota (Bandung, Jogja, Denpasar) pada bulan Februari 2015. Pada Maret 2015 diundang sebagai pembicara dan baca puisi ke acara ASEAN Literary Festival 2015. Diundang sebagai salah seorang pembicara di Kongres Kebudayaan Indonesia 2018 di Jakarta. Juga sering diundang sebagai pembicara di kampus-kampus Sastra di Indonesia.
 
SetelahAkhir bosan2001, setelah bekerja 6-hari-seminggu selama hampir dua tahun sebagai editor antara lain di majalah-budaya berbahasa Inggris BALI ECHO dan majalah-surfing 3-bahasa SURF TIME di Bali, sejak akhir 2001Saut menetap di kota Jogjakarta[[Yogyakarta]] menekuni sebagai penulis full-timepenuh waktu. Pada 2003-2004 menjadi dosen-tamu (mata-kuliah “TeoriTeori Poskolonial”Poskolonial dan “SastraSastra dan Politik”Politik) di program magister Ilmu Religi dan Budaya (IRB), Universitas Sanata Dharma Jogjakarta. Menjadi kurator Sastra pada Festival Kesenian Yogyakarta (FKY) periode 2005-2008. Menjadi kurator pada Temu Sastrawan Indonesia III di [[Tanjungpinang]], [[Kepulauan Riau]], 28-31 Oktober 2010 dan pada What Is Poetry? Festival, 1-13 April 2012 di 4 kota Magelang, Pekalongan, Malang, dan Surabaya. Menjadi kurator Festival Sastra Internasional Yogyakarta 2019.
Pengalamannya sebagai ''freelance-editor'' di Selandia Baru dan Indonesia telah menghasilkan empat buku sastra dan dua buku seni rupa: ''Tongue in Your Ear, vol. IV'' (kumpulan puisi bahasa Inggris), ''Cyber Graffiti: Polemik Sastra Cyberpunk'' (kumpulan esei sastra), tujuh''Tujuh musimMusim setahunSetahun'' (novel Clara Ng), ''Sastra, Perempuan, Seks'' (kumpulan esei sastra Katrin Bandel), ''Jalan/Street'' (performance art Made Wianta), dan ''Exploring Vacuum'' (kumpulan esei seni rupa Rumah Seni Cemeti Jogjakarta).
 
==Warisan Bibliografi karya==
Beberapa puisinya telah dijadikan lagu dan komposisi musik eksperimental oleh Agoni Jogja, Doddy B. Priambodo, Han Farhani (album disebabkan oleh Saut (2018)) dan Septian Dwi Cahyo serta diikutkan dalam album Tanah Borneo (2013).
 
==Kontroversi==
* ''Saut kecil bicara pada Tuhan.'' (2003). Bentang. {{refn|group=note|name=karyasaut|Berisi kumpulan puisi tunggal.}}
Pada hari Kamis 8 September 2016 Saut Situmorang dijatuhi Hukumanhukuman Percobaanpercobaan 10 bulan di Pengadilan Negeri Jakarta Timur karena “terbuktiterbukti bersalah melakukan penghinaan dan pencemaran nama baik Fatin Hamama lewat media sosial Facebook”Facebook berdasarkan UU ITE. Kasus ini adalah buntut dari penolakannya atas terbitnya buku ''33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh'' (2013) di mana nama "[[Denny JA"'' dimasukkan sebagai salah satu Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh tersebuttokohnya.
* ''Catatan subversif.'' (2004). BukuBaik.
* ''Cyber Grafiti: Polemik Sastra Cyberpunk.'' (2004).
* ''Otobiografi: kumpulan puisi, 1987–2007.'' (2007).
* Jogja 5,9 Skala Richter: Antologi Seratus Puisi. (2006).
* ''Politik sastra.'' (2009). {{refn|group=note|name=karyasaut2|Berisi kumpulan esei-sastra.}}
* ''Les mots cette souffrance''. (2012). Collection du Banian. Paris. {{refn|group=note|name=karyasaut3|Menggunakan bahasa Prancis.}}
* ''Perahu Mabuk.'' (2014). Pustaka Hariara.
 
== Pranala luar ==