Rezim menggunakan kekerasan dan penekanan ekonomi untuk mendorong Yahudi agar secara sukarela meninggalkan Jerman.{{sfn|Longerich|2010|pp=67–69}} Usaha Yahudi tidak diberi akses ke pasar, dilarang beriklan, dan tidak diberi peluang ikut proyek pemerintah. Warga Yahudi dilecehkan dan menjadi sasaran kekerasan.{{sfn|Longerich|2010|p=41}} Banyak kota memasang rambu-rambu yang melarang masuknya Yahudi.{{sfn|Shirer|1960|p=233}}
Pada November 1938, seorang pemuda Yahudi meminta wawancara dengan duta besar Jerman di Paris dan bertemu dengan sekretaris kedutaan, yang ia tembak dan bunuh sebagai bentuk protes atas perlakuan terhadap keluarganya di Jerman. Insiden ini memberikandijadikan alasandalih bagioleh NSDAP untuk menghasut peristiwa [[pogrom]] NSDAP untukterhadap memfitnahorang Yahudi pada tanggal 9 November 1938. Anggota SA merusak atau menghancurkan rumah peribadatan dan properti Yahudi di seluruh Jerman. Paling tidak 91 Yahudi Jerman dibunuh dalam pogrom ini, yang kemudian disebut ''[[Kristallnacht]]'', Malam Kaca Pecah.{{sfn|Kitchen|2006|p=273}}{{sfn|Longerich|2010|p=112–113}} Pembatasan lebih lanjut diberlakukan terhadap Yahudi beberapa bulan berikutnya –mereka dilarang memiliki usaha atau bekerja di toko-toko ritel, mengendarai mobil, pergi ke bioskop, mengunjungi perpustakaan, atau memiliki senjata, dan siswa Yahudi dikeluarkan dari sekolah. Komunitas Yahudi didenda satu miliar mark untuk membayar kerusakan akibat ''Kristallnacht'', dan diberi tahu bahwa setiap pembayaran klaim asuransi akan disita.{{sfn|Longerich|2010|p=117}} Pada 1939, sekitar 250.000 dari 437.000 Yahudi Jerman beremigrasi ke Amerika Serikat, Argentina, Britania Raya, Palestina, dan negara lainnya.{{sfn|Longerich|2010|p=127}}{{sfn|Evans|2005|pp=555–558}} Banyak yang memilih untuk tetap tinggal di benua Eropa. Emigran Yahudi ke [[Palestina]] diizinkan membawa harta benda ke sana berdasarkan ketentuan [[Perjanjian Haavara]], tetapi sebagian besar Yahudi yang pindah ke negara lain meninggalkan hampir semua harta mereka di Jerman, yang kemudian disita oleh pemerintah.{{sfn|Evans|2005|pp=555–558}}