Kota Cirebon: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Menolak 2 perubahan teks terakhir (oleh 202.67.41.2 dan 182.1.106.162) dan mengembalikan revisi 15527306 oleh Bagas Chrisara
HALAMAN DEPAN :V
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 1:
Aku suka coly Raf$ gans
{{redireksiIndoKabKota|Cirebon|Kabupaten}}
{{Kotak info kota Indonesia
|nama=Kota Cirebon
|nama_lain={{jav|ꦏꦺꦴꦠ​ꦕꦼꦂꦧꦺꦴꦤ꧀}}<br>{{sub|Kota Cerbon}}<br>Kota Udang, Kota Petis, Kota Wali
|foto=Montage of Cirebon.jpg
|caption=Dari kiri ke kanan: Kantor Wali kota, Pemandangan Cirebon, [[Taman Sari Gua Sunyaragi|Gua Sunyaragi]], [[Masjid Agung Sang Cipta Rasa]], [[Kampung Batik Trusmi]], [[Masjid At-Taqwa Cirebon|Masjid At-Taqwa]], [[Keraton Kasepuhan]].
|lambang=Lambang Kota Cirebon.gif
|motto=Gemah Ripah Loh Jinawi
|peta=Map of West Java highlighting Cirebon City.svg
|pushpin_map=Indonesia
|latd=6 |latm=41 |lats=0 |latNS=S
|longd=108 |longm=33 |longs=0 |longEW=E
|provinsi=[[Jawa Barat]]
|walikotalink=Daftar Wali Kota Cirebon
|nama walikota = [[Nasrudin Azis|Drs. Nasrudin Azis, S.H.]]
|wakilwalikotalink=Daftar Wakil Wali Kota Cirebon
|nama wakil walikota = [[Eti Herawati|Dra. Hj. Eti Herawati]]
|tanggal={{birth date and age|1388|12|31}}
|dasar hukum=
|koordinat=108°33' BT dan 6°41' LS
|nama sekretaris daerah=
|area_rank=83
|luasref=
|luas=37,54
|luasdaratan=
|luasperairan=
|persenperairan=
|luascat=
|elevation_m=
|population_rank=37
|pendudukref=<ref name="penduduk">{{cite web
| last =
| first =
| title = Penduduk Kota Cirebon (2013)
| publisher = citypopulation.de
| date =
| url = http://www.citypopulation.de/Indonesia-Mun.html Cities & Municipalities
| accessdate = 16 April 2011}}</ref>
|penduduk=315875
|population_density_rank=11
|penduduktahun=2010
|kepadatan=8.414,36
|suku=[[Orang Cirebon|Cirebon]], [[Suku Sunda|Sunda]], [[Suku Jawa|Jawa]], [[Suku Tionghoa|Tionghoa]], [[Suku Arab|Arab]], [[Suku Minang|Minang]], [[Suku Bugis|Bugis]], [[Suku Batak|Batak]]
|agama=Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha
|bahasa=[[Bahasa Cirebon|Cirebon]]<br />[[Bahasa Sunda|Sunda]]<br />[[Bahasa Indonesia|Indonesia]]{{refn|group=note|name=bahasa|Menurut Peta Budaya Provinsi Jawa Barat, penggunaan ragam dialek bahasa Sunda terpusat di sekitar kelurahan Pekiringan, kecamatan Kesambi<ref name="gun1">Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 5 Tahun 2003</ref><ref>Peta Budaya Provinsi Jawa Barat Tahun 2011</ref>}}
|zona=WIB
|zona_utc=+7
|kecamatan=5 kecamatan
|kelurahan=22 kelurahan
|area_code= 0231
|nomor_polisi= E
| dau = Rp536.884.996.000.-
| dauref = ((2013)<ref>{{cite web|url=http://www.djpk.depkeu.go.id/regulation/27/tahun/2013/bulan/02/tanggal/04/id/873/|title=Perpres No. 10 Tahun 2013|date=2013-02-04|accessdate=2013-02-15}}</ref>
|web={{URL|http://www.cirebonkota.go.id}}
|ref=
}}
 
'''Kota Cirebon''', ([[Carakan]]: {{jav|ꦏꦶꦠ​ꦕꦺꦂꦧꦺꦴꦤ꧀}}, [[Bahasa Cirebon|Cirebon]]: ''Kita Cérbon'') adalah salah satu [[kota]] yang berada di [[Provinsi]] [[Jawa Barat]], [[Indonesia]].
 
Kota ini berada di pesisir utara Pulau Jawa atau yang dikenal dengan jalur [[pantura]] yang menghubungkan [[DKI Jakarta|Jakarta]]-Cirebon-[[Semarang]]-[[Surabaya]].
 
Pada awalnya Cirebon berasal dari kata ''sarumban''<ref>[http://lipsus.kompas.com/aff2012/read/2010/01/19/16303565/caruban.nagari.menengok.cirebon.di.masa.silam]|Caruban Nagari, Menengok Cirebon pada Masa Silam</ref>, Cirebon adalah sebuah dukuh kecil yang dibangun oleh Ki Gedeng Tapa. Lama-kelamaan Cirebon berkembang menjadi sebuah desa yang ramai yang kemudian diberi nama ''Caruban''<ref>{{cite book |last=Pangeran Arya Carbon |first= |editor= |others= |title=Purwaka Caruban nagari: (asal mula berdirinya negara Cerbon) |url= |date=1978 |publisher=Penyalur Tunggal Pustaka Nasional Sudiam |location= |chapter= }}</ref> (carub dalam [[bahasa Cirebon]] artinya bersatu padu). Diberi nama demikian karena di sana bercampur para pendatang dari beraneka bangsa diantaranya [[Sunda]], [[Jawa]], [[Tionghoa]], dan unsur-unsur budaya [[bangsa Arab]]), agama, bahasa, dan adat istiadat. kemudian pelafalan kata ''caruban'' berubah lagi menjadi ''carbon'' dan kemudian ''cerbon''.
 
Selain karena faktor penamaan tempat penyebutan kata ''cirebon'' juga dikarenakan sejak awal mata pecaharian sebagian besar masyarakat adalah nelayan, maka berkembanglah pekerjaan menangkap ikan dan rebon ''(udang kecil)'' di sepanjang pantai, serta pembuatan terasi, petis dan garam. Dari istilah air bekas pembuatan terasi atau yang dalam [[bahasa Cirebon]] disebut ''(belendrang)'' yang terbuat dari sisa pengolahan udang rebon inilah berkembang sebutan ''cai-rebon'' (bahasa sunda: air rebon), yang kemudian menjadi cirebon<ref>Hariwijaya. M. 2007. Kerajaan - Kerajaan Islam di Nusantara. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani</ref>.
 
== Geografi ==