'''Candi Klero''' atau '''Candi Tengaran''' adalah candi [[Agama Hindu|Hindu]] yang sekarang terletak di Desa Ngentak, [[Klero, Tengaran, Semarang|Kelurahan Klero]], Kecamatan Tengaran, [[KotaKabupaten Semarang|Semarang]], [[Provinsi Jawa Tengah]]. Ketika pertama kali ditemukan kembali pada tahun 1995<ref name=":0">{{Cite book|title=Candi Indonesia Seri Jawa|last=Sedyawati|first=Edi|last2=Santiko|first2=Hariani|last3=Djafar|first3=Hasan|last4=Maulana|first4=Ratnaesih|last5=Ramelan|first5=Wiwin Djuwita Sudjana|last6=Ashari|first6=Chaidir|publisher=Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman|year=2013|isbn=978-602-17669-3-4|location=Jakarta|pages=62-63}}</ref>, candi ini dalam kondisi runtuh. Akan tetapi, sekarang reruntuhan tersebut berhasil dipugar menjadi sebuah bangunan candi oleh BP3 ([[Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala]]) daerah Provinsi Jawa Tengah yang sekarang berubah menjadi BPCB (Balai Pelestarian Cagar Budaya) Jawa Tengah. Candi Klero disebut juga dengan nama Candi Tengaran oleh penduduk lokal. Penamaan Candi Klero atau Candi Tengaran ini berdasarkan lokasi candi tersebut ditemukan pada masa sekarang. Sekarang, Candi Klero terletak tidak jauh sekitar 500 meter<ref name=":1">{{Cite website|url=http://candi.perpusnas.go.id/temples/deskripsi-jawa_tengah-candi_klero|title=Candi Klero|date=|access-date=20 Oktober 2017|website=|publisher=|last=|first=}}</ref> dari Jalan Raya Solo-Semarang. Dari segi keamanan, di sekeliling Candi Klero telah terpasang pagar tembok permanen.
Bentuk bangunan candi ini unik. Morfologi Candi Klero terdiri atas bagian kaki, bagian tubuh, dan bagian atap. Bagian kaki Candi Klero adalah teras berbentuk persegi berukuran 14 meter x 14 meter x 1,4 meter.<ref name=":0" /><ref name=":1" /> Pada bagian atas teras tersebut terdapat tonjolan-tonjolan yang mengitari bagian tubuh candi. Tonjolan tersebut diduga dahulu merupakan landas (umpak) yang berfungsi untuk menyangga tiang. Pengunjung dapat menaiki teras melalui anak tangga berhias makara yang tampaknya belum selesai dikerjakan. Pada salah satu sudut dinding teras, terdapat prasasti pendek beraksara Kawi atau Jawa Kuna dalam kondisi yang sudah aus.