Ida Anak Agung Gde Agung: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
LaninBot (bicara | kontrib)
k Perubahan kosmetik tanda baca
Annietzach (bicara | kontrib)
Menambahkan keterangan sekolah hukum RHS, kategori Karir Politik, dan keterangan pro-kontra atas penganugerahan gelar pahlawan nasional.
Baris 41:
'''Dr. Ida Anak Agung Gde Agung''' ({{lahirmati|[[Gianyar]], [[Bali]]|24|7|1921||22|4|1999}}) adalah ahli sejarah dan tokoh politik Indonesia. Di Bali ia juga berposisi sebagai raja [[Gianyar]], menggantikan ayahnya [[Anak Agung Ngurah Agung]]. Anaknya, [[Anak Agung Gde Agung]], adalah Menteri Masalah-masalah Kemasyarakatan pada [[Kabinet Persatuan Nasional]].
 
Anak Agung meraih gelar Sarjana hukum (Mr.) diraihnyadari ''[[Rechtshoogeschool te Batavia]]''<ref>{{Cite web|url=https://tirto.id/rhs-kampus-hukum-pertama-di-indonesia-c8pl|title=RHS: JakartaKampus Hukum Pertama di Indonesia|website=tirto.id|language=id|access-date=2019-09-22}}</ref> dan gelar doktor diperolehnya di Universitas Utrecht, Belanda, di bidang sejarah.
 
Ide Anak Agung Gde Agung tahun 1947 menjadi Perdana Menteri Negara Indonesia Timur. Dia mau kerja sama adalah dengan Republik Indonesia. Dia ingin bekerja sama dengan Partai Republik, yang disebut " Politik Sintesis " . Dia berhasil di negara bagian untuk mengambil posisi lebih independen. Partai Republik mengakui sebagai hasilnya, pada tahun 1948, Indonesia Timur, bahkan sebagai negara. Hasilnya adalah bahwa ada Partai Republik lainnya di Eastern Indonesia bersedia bekerja sama atau setidaknya penentangan mereka terhadap negara dimoderasi. Tetapi kontras antara "federalis" dan "Unitarian" (Republiken) tetap.
== Karir Politik ==
IdePada Anak1947 Agung Gde Agung tahun 1947ia menjadi Perdana Menteri [[Negara Indonesia Timur]]. Dia mau kerja sama adalah dengan Republik Indonesia. Dia juga ingin bekerja sama dengan Partai Republik, yang disebut " Politik Sintesis " . Dia berhasil di negara bagian untuk mengambil posisi lebih independen. Partai Republik mengakui sebagai hasilnya, pada tahun 1948, Indonesia Timur, bahkan sebagai negara. Hasilnya adalah bahwa ada Partai Republik lainnya di Eastern Indonesia bersedia bekerja sama atau setidaknya penentangan mereka terhadap negara dimoderasi. Tetapi kontras antara "federalis" dan "Unitarian" (Republiken) tetap.
 
Ia pernah menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri maupun Menteri Luar Negeri pada era pemerintahan Presiden [[Soekarno]]. Selain itu ia pernah menjabat pula sebagai Dubes RI di [[Belgia]] (1951), [[Portugal]], [[Prancis]] (1953), dan [[Austria]].
 
== Gelar Pahlawan Nasional ==
Pada tanggal [[9 November]] [[2007]], almarhum dianugerahi gelar [[pahlawan nasional]] oleh Presiden [[Susilo Bambang Yudhoyono]]<ref name="DETIK09NOV07">Luhur Hertanto [http://www.detiknews.com/read/2007/11/09/100633/850347/10/9-almarhum-dapat-gelar-pahlawan-tanda-kehormatan 9 Almarhum Dapat Gelar Pahlawan & Tanda Kehormatan]. DetikNews 9 November 2007.</ref>
Pada tanggal [[9 November|6 November]] [[2007]] berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 068/TK/Tahun 2017 almarhum dianugerahi gelar [[pahlawan nasional|Pahlawan Nasional]] oleh Presiden [[Susilo Bambang Yudhoyono]]<ref name="DETIK09NOV07">Luhur Hertanto [http://www.detiknews.com/read/2007/11/09/100633/850347/10/9-almarhum-dapat-gelar-pahlawan-tanda-kehormatan 9 Almarhum Dapat Gelar Pahlawan & Tanda Kehormatan]. DetikNews 9 November 2007.</ref>.Keputusan tersebut menimbulkan pro-kontra dari beberapa pihak yang menganggap Anak Agung sebagai oportunis dan musuh Republik. Sepak-terjangnya di masa perjuangan kemerdekaan melawan penjajah dinilai menghancurkan perjuangan republikan.<ref>{{Cite web|url=https://tirto.id/penjilat-pantat-nederland-dan-kontroversi-anak-agung-gde-agung-cL1s|title=Penjilat Pantat Nederland dan Kontroversi Anak Agung Gde Agung|last=Matanasi|first=Petrik|date=28 Juni 2018|website=Tirto.id|access-date=22 September 2019}}</ref>
 
== Rujukan ==