Pulau Kemaro: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k +indeks kategori
Arisdp (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
{{Infobox tempat wisata|name=Pulau Kemaro|image=PulauKemaro.jpg|caption=Pagoda berlantai 9 di Pulau Kemaro|map_type=Palembang|latitude=-2.978951|longitude=104.817997|map_size=258|lokasi=Pulau Kemaro, Kecamatan Ilir Timur II, [[Kota Palembang]], [[Sumatera Selatan]]|negara={{flag|Indonesia}}|arsitek=|pengelola=|pembuat=|mulai_dibangun=|selesai_dibangun=|ditutup=|biaya=|jenis_wisata=Wisata Sejarah dan Agama|gaya=|luas=|fasilitas={{*}}Pagoda berlanai 9<br>{{*}}Klenteng Hok Tjing Rio}}[[Berkas:PulauKemaro02.jpg|ka|jmpl|Batu yang bercerita tentang Legenda Pulau Kamaro]]
[[Berkas:PulauKemaro02.jpg|ka|jmpl|Batu yang bercerita tentang Legenda Pulau Kamaro]]
'''Pulau Kemaro''', merupakan sebuah [[Delta]] kecil di [[Sungai Musi]], terletak sekitar 6&nbsp;km dari [[Jembatan Ampera]]. Pulau Kemaro terletak di daerah [[industri]], yaitu di antara ''[[Pupuk Sriwidjaja Palembang|Pabrik Pupuk Sriwijaya'']] dan ''[[Pertamina (Persero)|Pertamina Plaju'']] dan [[Sungai Gerong]]. Posisi Pulau Kemaro adalah agak ke timur dari pusat Kota [[Palembang]]. Pulau Kemaro adalah tempat rekreasi yang terkenal di [[Sungai Musi]]. Di tempat ini terdapat sebuah [[vihara]] cina ([[klenteng]] Hok Tjing Rio). Di Pulau Kemaro ini juga terdapat [[kuil]] [[Buddha]] yang sering dikunjungi umat [[Buddha]] untuk berdoa atau berziarah ke [[makam]]. Di sana juga sering diadakan acara [[Cap Go Meh]] setiap Tahun Baru [[Imlek]].
 
== Legenda ==
Di Pulau Kemaro juga terdapat makam dari putri Palembang, Siti Fatimah. Menurut legenda setempat yang tertulis di sebuah batu di samping Klenteng Hok Tjing Rio, pada zaman dahulu, datang seorang pangeran dari [[RRT|Negeri Cina]], bernama ''Tan Bun An'', ia datang ke Palembang untuk berdagang. Ketika ia meminta izin ke Raja Palembang, ia bertemu dengan putri raja yang bernama Siti Fatimah. Ia langsung jatuh hati, begitu juga dengan Siti Fatimah. Merekapun menjalin kasih dan berniat untuk ke pelaminan. Tan Bun An mengajak sang Siti Fatimah ke daratan Cina untuk melihat orang tua Tan Bun Han. Setelah beberapa waktu, mereka kembali ke Palembang. Bersama mereka disertakan pula tujuh guci yang berisi emas. Sesampai di muara Sungai Musi Tan Bun han ingin melihat hadiah emas di dalam Guci-guci tersebut. Tetapi alangkah kagetnya karena yang dilihat adalah sayuran sawi-sawi asin. Tanpa berpikir panjang ia membuang guci-guci tersebut ke laut, tetapi guci terakhir terjatuh di atas dek dan pecah. Ternyata di dalamnya terdapat emas. Tanpa berpikir panjang lagi ia terjun ke dalam sungai untuk mengambil emas-emas dalam guci yang sudah dibuangnya. Seorang pengawalnya juga ikut terjun untuk membantu, tetapi kedua orang itu tidak kunjung muncul. Siti Fatimah akhirnya menyusul dan terjun juga ke Sungai Musi. Untuk mengenang mereka bertiga dibangunlah sebuah kuil dan makam untuk ketiga orang tersebut<ref>[Batu Legenda disamping Klenteng Hok Tjing Rio]</ref>.
 
Baris 9 ⟶ 10:
 
== Tempat Wisata ==
[[Berkas:PulauKemaro.jpg|ka|jmpl|Pagoda berlantai 9]]
Daya tarik Kemaro adalah [[Pagoda]] berlantai 9 yang menjulang di tengah-tengah pulau. Bangunan ini baru dibangun tahun [[2006]]. Selain pagoda ada [[klenteng]] yang sudah dulu ada. Klenteng Hok Tjing Rio atau lebih dikenal Klenteng Kuan Im dibangun sejak tahun [[1962]]. Di depan klenteng terdapat makam Tan Bun An (Pangeran) dan Siti Fatimah (Putri) yang berdampingan. Kisah cinta mereka berdualah yang menjadi legenda terbentuknya pulau ini.