Baterai ion litium: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Syahman Samhan (bicara | kontrib)
k Lihat pula: Baterai Next Generation
Syahman Samhan (bicara | kontrib)
k menghilangkan tanda " salah ketik
Baris 29:
Penyebab litium ion populer yang ketiga adalah tidak memiliki ''memory effect'', yaitu karakteristik baterai yang mewajibkan untuk men-''discharge'' habis baterai sebelum dicas kembali, tidak seperti NiCd. Penyebab populeritas utama yang terakhir adalah cukup awet, ditandakan dengan jumlah siklus yang cukup banyak yaitu sekitar 400-1200 siklus. Misal pada baterai HP yang menggunakan litium ion, jika dalam satu hari melewati satu siklus cas dan ''discharge'', maka baterai HP bisa digunakan untuk sekitar 1,5 hingga 3 tahun.
 
Baterai litium ion saat ini menjadi pilihan utama di berbagai bidang mulai dari laptop, HP, ataupun mobil listrik karena rapat energi dan rapat daya listriknya yang tinggi. Namun, bukan berarti baterai ini tidak memiliki kelemahan. Saat ini, hampir seluruh baterai litium ion yang beredar di pasaran menggunakan elektrolit berupa LiPF<sub>6</sub> yang sifatnya mudah terbakar. Oleh karena itu, sedang populer riset tentang [[baterai ''all solid state]]'' di mana meggunakan semua komponen termasuk elektrolit dalam bentuk padat. Ini diharapkan menjadi salah satu solusi dari masalah keamanan LiPF<sub>6</sub>.
 
Selain itu, di bagian anoda dan katoda, material utamanya yaitu litium adalah logam alkali yang bersifat sangat reaktif. Artinya, jika segel baterai terbuka dan air masuk, logam langsung terreduksi dan baterai akan terbakar hebat. Banyak video di youtube yang mendemonstrasikan beberapa percobaan liar dengan baterai litium ion.