Wikipedia:Artikel Pilihan/44 2019: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
a priori |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
{{HU/Tepigambar|Tampak_depan_Rumah_si_Pitung_Marunda.jpg|125|Tampak depan Rumah si Pitung atau sering disebut Rumah Tinggi di Kelurahan Marunda Jakarta Utara. Rumah si Pitung merupakan rumah adat panggung khas Betawi di wilayah pesisir.|{{{selular|}}}}}
'''[[Rumah panggung Betawi|Rumah panggung]]''' adalah salah satu jenis rumah tradisional [[suku Betawi]] yang lantainya ditinggikan dari tanah dengan menggunakan tiang-tiang kayu. Rumah ini berbeda dengan [[rumah darat Betawi|rumah darat]] yang menempel ke tanah. Rumah panggung Betawi dibangun di kawasan pesisir dengan tujuan untuk menanggulangi banjir atau air pasang. Sementara itu, rumah panggung yang terletak di tepi sungai seperti di [[Bekasi]] tidak hanya dibangun untuk menghindari banjir, tetapi juga untuk keamanan dari binatang-binatang buas. Bahan untuk membangun rumah panggung Betawi diambil dari daerah sekitar, seperti kayu sawo, kayu nangka, bambu, kayu kecapi, kayu cempaka, juk, dan rumbia. Kayu-kayu lain juga dapat digunakan, seperti [[jati|kayu jati]] untuk membuat tiang. Dalam membangun rumah, orang Betawi percaya bahwa terdapat berbagai pantangan dan aturan yang perlu diikuti untuk menghindari musibah. Sebagai contoh, rumah yang dibangun sepatutnya berada di sebelah kiri rumah orang tua atau mertua. Ada pula larangan membuat atap rumah dari bahan yang mengandung unsur tanah. Rumah panggung Betawi sendiri telah dipengaruhi oleh berbagai macam budaya, dari [[budaya Jawa|Jawa]], [[budaya Sunda|Sunda]], [[suku Melayu|Melayu]], hingga [[budaya Tiongkok|Tiongkok]] dan [[budaya Arab|Arab]], dan [[Belanda]]. '''([[Rumah panggung Betawi|Selengkapnya...]])'''
{{TFAfooter
|