Baterai Padat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Syahman Samhan (bicara | kontrib)
Menulis secara singkat dan padat mengenai apa itu baterai all solid state, keunggulan, kekurangan, serta material penyusunnya secara umum.
Tag: tanpa kategori [ * ] VisualEditor
 
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 1:
Baterai all solid state atau jika diterjemahkan malam bahasa Indonesia menjadi baterai padat adalah baterai yang semua komponennya merupakan benda padat, bukan cuma elektrodanya tetapi juga elektrolitnya<ref>A. Vandervell, What is a solid-state battery? The benefits explained, Wired, 2017.</ref>. Gagasan tentang baterai padat ini sebenarnya muncul untuk mengatasi kekurangan dari baterai litium ion yang memiliki elektrolit cair dengan beberapa keterbatasan. Dua yang paling utama adalah soal keamanan dan juga rentang temperatur kerjanya. Elektrolit cair yang paling umum digunakan adalah LiPF<sub>6</sub> memiliki sifat sangat mudah terbakar ketika bereaksi dengan oksigen atau air.
 
<br />
 
== Keunggulan ==
Elektrolit padat digunakan untuk mengatasi keterbatasan tersebut karena relatif lebih aman karena elektrolit padat secara umum tidak mudah terbakar. Yang kedua, elektrolit padat memiliki rentang temperatur kerja yang lebih tinggi daripada elektrolit cair. Kemudian, baterai dengan elektrolit padat diharapkan akan memiliki kemampuan untuk mencegah tumbuhnya dendrit dan yang sangat menguntungkan adalah dapat meningkatkan rapat energi dari baterai<ref>Reddy, T. (2010). Linden's Handbook of Batteries, 4th Edition: McGraw-Hill Education.</ref>. Dendrit adalah
<br />
 
Baris 14:
Hingga 2019, beberapa material elektrolit padat yang digunakan ialah tipa perovskite (Li(La)TiO<sub>3</sub>), tipe NASICON (LATP, LAGP, dll), tipe garnet (Li<sub>7</sub>La<sub>3</sub>Zr<sub>2</sub>O<sub>12</sub>), nitrida, ''glass-ceramics'' nitrida atau sulfida, dan beberapa material polimer atau koloidal lainnya.<ref>C. Sun, J. Liu, Y. Gong, D.P. Wilkinson, J. Zhang, Recent advances in all-solid-state rechargeable lithium batteries, Nano Energy, 33 (2017) 363-386.</ref> <ref name=":0">X.G. Han, Y. Gong, K.Fu, X.F. He, G.T. Hitz, J.Q. Dai, A. Pearse, B.Y. Liu, H. Wang, G. Rubloff, Y.F. Mo, V. Thangadurai, E.D. Watchsman, L. Hu, N. Mater, DOI (2017).</ref>
 
Dari material-material inorganik, sulfida memiliki beberapa keuntungan secara konduktivitas ioniknya yang tinggi dan kemudaan model strukturnya, tetapi memiliki sifat higroskopik dan stabilitas kimianya yang buruk<ref>T. Wei, Y. Gong, X. Zhao, K. Huang, Adv. Func. Mater, 24 (2014) 5380-5384.</ref>. Pada beberapa tahun ke belakang, Li-''­''X garnet menarik perhatian karena konduktivitas ion yang tinggi dan memiliki kestabilan yang relatif baik<ref>M.H. Braga, C.M. Subramaniyam, A.J. Murchison, J.B. Goodenough, Nontraditional, Safe, High Voltage Rechargeable Cells of Long Cycle Life, Journal of American Chemical Society, 140 (2018) 6.343-346.352.</ref>.
 
Saat ini, elektrolit padat yang memiliki konduktivitas ionik paling tinggi adalah LGPS, yang mencapai angka 10<sup>-2</sup> S/cm pada suhu ruang.<ref name=":0" />