Dyah Wawa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Antapurwa (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Borgxbot (bicara | kontrib)
k Robot: Cosmetic changes
Baris 1:
'''Sri Maharaja Rakai Sumba Dyah Wawa Sri Wijayalokanamottungga''' adalah raja terakhir [[Kerajaan Medang]] ''periode Jawa Tengah'' (atau lazim disebut [[Kerajaan Mataram Kuno]]), yang memerintah sekitar tahun [[928]]–[[929]].
 
== Asal-Usul ==
Dyah Wawa naik takhta menggantikan [[Dyah Tulodhong]]. Nama Rakai Sumba tercatat dalam prasasti Culanggi tanggal [[7 Maret]] [[927]], menjabat menjabat sebagai Sang Pamgat Momahumah, yaitu semacam pegawai pengadilan. Selain bergelar Rakai Sumba, Dyah Wawa juga bergelar '''Rakai Pangkaja'''.
 
Baris 12:
Dengan demikian, Dyah Wawa tidak memiliki hak atas takhta Dyah Tulodhong. Sejarawan Boechari berpendapat bahwa Dyah Wawa melakukan [[kudeta]] merebut takhta [[Kerajaan Medang]].
 
== Riwayat Pemerintahan ==
Kemungkinan besar kudeta yang dilakukan oleh Dyah Wawa mendapat bantuan dari [[Mpu Sindok]], yang naik pangkat menjadi ''Rakryan Mapatih Hino''. Sebelumnya, yaitu pada masa pemerintahan [[Dyah Tulodhong]], Mpu Sindok menjabat sebagai ''Rakryan Halu'', sedangkan Rakai Hino dijabat oleh Mpu Ketuwijaya.
 
Peninggalan sejarah Dyah Wawa berupa prasasti Sangguran tanggal [[2 Agustus]] [[928]] tentang penetapan desa Sangguran sebagai sima swatantra (daerah bebas pajak) agar penduduknya ikut serta merawat bangunan suci di daerah Kajurugusalyan.
 
== Kehancuran Istana Medang Mataram ==
Raja sesudah Dyah Wawa adalah [[Mpu Sindok]] yang membangun istana [[Kerajaan Medang]] baru di daerah Tamwlang, dan kemudian dipindahkan ke Watugaluh. Kedua tempat tersebut saat ini masuk wilayah [[Jawa Timur]]. Mpu Sindok mengaku bahwa Kerajaan Medang di Watugaluh adalah kelanjutan dari Kerajaan Medang di Bhumi Mataram.
 
Baris 28:
Prasasti tertua atas nama Mpu Sindok yang sudah ditemukan ditulis tahun [[929]], sedangkan prasasti Dyah Wawa ditulis tahun [[928]]. Perpindahan istana Kerajaan Medang dari Jawa Tengah menuju Jawa Timur dipastikan terjadi pada salah satu tahun tersebut.
 
== Kepustakaan ==
* Marwati Poesponegoro & Nugroho Notosusanto. 1990. ''Sejarah Nasional Indonesia Jilid II''. Jakarta: Balai Pustaka
* [[Slamet Muljana]]. 2005. ''Menuju Puncak Kemegahan'' (terbitan ulang 1965). Yogyakarta: LKIS
Baris 36:
{{kotak suksesi|jabatan=Raja Kerajaan Medang|tahun=928?–929? |pendahulu=[[Dyah Tulodhong]]|pengganti=[[Mpu Sindok]]}}
{{kotak selesai}}
 
 
 
[[Kategori:Raja Mataram Kuno]]