Anti-Yudaisme: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Edik +Maklumat )
ARdhan (bicara | kontrib)
Baris 12:
Di Romawi Kuno, agama adalah bagain integral dari pemerintahan sipil (lihat [[agama di Romawi kuno]]). Beberapa [[kultus kekaisaran (Romawi kuno)|Kaisar diproklamasikan menjadi dewa atas Dunia]], dan dituntut agar disembah<ref name=lazare63>{{harvp|Lazare|1903|p=63}}</ref> di seluruh [[Kekaisaran Romawi]]. Hal ini membuat kesulitan keagamaan bagi [[Yahudi]] monoteistik dan para penyembah [[Mithras]], [[Sabazius]] dan [[gereja perdana]].<ref name=lazare64>{{harvp|Lazare|1903|p=64}}</ref> Yahudi dilarang oleh [[613 Mitzvot|perintah-perintah kitab suci]] mereka untuk menyembah allah lain selain yang ada di [[Taurat]] (lihat [[Shema]], [[Allah dalam Yudaisme]], [[Berhala dalam Yudaisme]]).
 
''Krisis di bawah [[Caligula]]'' (37-41) telah diusulkan sebagai "perpecahan terbuka pertama antara Romawi dan Yahudi", bahkan melalui masalah-masalah yang menjadi bguktibukti pada masa [[Sensus Quirinius]] pada tahun 6 Masehi dan di bawah kepemimpinan [[Sejanus]] (sebelum tahun 31).{{efn|"The reign of Gaius Caligula (37–41) witnessed the first open break between the Jews and the [[Julio-Claudian]] empire. Until then – if one accepts [[Sejanus]]' heyday and the trouble caused by the [[Census of Quirinius|census after Archelaus' banishment]] — there was usually an atmosphere of understanding between the Jews and the empire ... These relations deteriorated seriously during Caligula's reign, and, though after his death the peace was outwardly re-established, considerable bitterness remained on both sides. ... Caligula ordered that a golden statue of himself be set up in the [[Herod's Temple|Temple in Jerusalem]]. ... Only Caligula's death, at the hands of Roman conspirators (41), prevented the outbreak of a Jewish-Roman war that might well have spread to the entire [[Eastern Roman Empire|East]]."<ref>{{harvp|Ben-Sasson|1976|pp=254–256}}, ''The Crisis Under Gaius Caligula''</ref>}}
 
Setelah [[peperangan Yahudi-Romawi]] (66-135), [[Hadrian#Hadrian di Yudea|Hadrian]] mengubah nama [[provinsi Iudaea]] menjadi ''[[Syria Palaestina]]'' dan [[Yerusalem dalam Yudaisme|Yerusalem]] menjadi ''[[Aelia Capitolina]]'' dalam upaya menghapus [[sejarah Israel dan Yudea kuno pra-Romawi|hubungan sejarah bangsa Yahudi dengan kawasan tersebut]].{{efn|"In an effort to wipe out all memory of the bond between the Jews and the land, Hadrian changed the name of the province from Iudaea to Syria-Palestina, a name that became common in non-Jewish literature."<ref name="H.H. Ben-Sasson, 1976, page 334">{{harvp|Ben-Sasson|1976|p=334}}</ref>}} Selain itu, setelah tahun 70 Masehi, Yahudi dan [[Proselit]] Yahudihanya diijinkan mempraktikkan agama mereka jika mereka membayar [[Fiscus Judaicus|pajak Yahudi]], dan setelah tahun 135 Masehi, Yerusalem disegel kecuali untuk hari [[Tisha B'Av]].