Kabupaten Kuningan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ekapurnama (bicara | kontrib)
Borgxbot (bicara | kontrib)
k Robot: Cosmetic changes
Baris 27:
 
== Sejarah ==
=== Masa Pra sejarah ===
 
Diperkirakan ± 3.500 tahun sebelum masehi sudah terdapat kehidupan manusia di daerah [[Kuningan]], hal ini berdasarkan pada beberapa peninggalan kehidupan di zaman pra sejarah yang menunjukkan adanya kehidupan pada zaman Neoliticum dan batu-batu besar yang merupakan peninggalan dari kebudayaan Megaliticum. Bukti peninggalan tersebut dapat dijumpai di Kampung [[Cipari]] Kelurahan [[Cigugur]] yaitu dengan ditemukannya peninggalan pra-sejarah pada tahun 1972, berupa alat dari batu obsidian (batu kendan), pecahan-pecahan tembikar, kuburan batu, pekakas dari batu dan keramik. Sehingga diperkirakan pada masa itu terdapat pemukiman manusia yang telah memiliki kebudayaan tinggi. Hasil penelitian menunjukan bahwa [[Situs Cipari]] mengalami dua kali masa pemukiman, yaitu masa akhir Neoleticum dan awal pengenalan bahan perunggu berkisar pada tahun 1000 SM sampai dengan 500 M. Pada waktu itu masyarakat telah mengenal organisasi yang baik serta kepercayaan berupa pemujaan terhadap nenek moyang ([[animisme]] dan [[dinamisme]]). Selain itu diketemukannya pula peninggalan adat dari batu-batui besar dari zaman [[megaliticum]].
 
=== Masa Hindu ===
Dalam carita [[Parahyangan]] disebutkan bahwa ada suatu pemukiman yang mempunyai kekuatan politik penuh seperti halnya sebuah negara, bernama [[Kuningan]]. Kerajaan [[Kuningan]] tersebut berdiri setelah [[Seuweukarma]] dinobatkan sebagai Raja yang kemudian bergelar ''Rahiyang Tangkuku'' atau ''Sang Kuku'' yang bersemayam di [[Arile]] atau [[Saunggalah]].[[Seuweukarma]] menganut ajaran ''Dangiang Kuning'' dan berpegang kepada ''Sanghiyang Dharma'' (Ajaran Kitab Suci) serta ''Sanghiyang Riksa'' (sepuluh pedoman hidup). Ekspansi kekuasaan [[Kuningan]] pada zaman kekuasaan [[Seuweukarma]] menyeberang sampai ke negeri [[Melayu]]. Pada saat itu masyarakat [[Kuningan]] merasa hidup aman dan tentram di bawah pimpinan [[Seuweukarma]] yang bertahta sampai berusia lama.
Berdasarkan sumber carita [[Parahyangan]] juga, bahwa sebelum Sanjaya menguasai Kerajaan Galuh, dia harus mengalahkan dulu ''Sang Wulan'' - ''Sang Tumanggal'' - dan ''Sang Pandawa'' tiga tokoh penguasa di [[Kuningan]] (= ''Triumvirat''), yaitu tiga tokoh pemegang kendali pemerintahan di [[Kuningan]] sebagaimana konsep ''Tritangtu'' dalam konsep pemerintahan tradisional suku [[Sunda]] Buhun. ''Sang Wulan'', Tumanggal, dan Pandawa ini menjalankan pemerintahan menurut adat tradisi waktu itu, yang bertindak sebagai ''Sang Rama'', ''Sang Resi'', dan ''Sang Ratu''. ''Sang Rama'' bertindak selaku pemegang kepala adat, ''Sang Resi'' selaku pemegang kepala agama, dan ''Sang Ratu'' kepala pemerintahan. Makanya Kerajaan [[Kuningan]] waktu dikendalikan tokoh ‘Triumvirat’ ini berada dalam suasana yang gemah ripah lohjinawi, tata tentrem kerta raharja, karena masing-masing dijalankan oleh orang yang ahli di bidangnya. Tata aturan hukum/masalah adat selalu dijalankan adan ditaati, masalah kepercayaan / agama begitu juga pemerintahannya. Semuanya sejalan beriringan selangkah dan seirama.
Baris 45:
Perkembangan kerajaan [[Kuningan]] selanjutnya seakan terputus, dan baru pada 1175 masehi muncul lagi. [[Kuningan]] pada waktu itu menganut agama [[Hindu]] di bawah pimpinan ''Rakean Darmariksa'' dan merupakan daerah otonom yang masuk wilayah kerajaan [[Sunda]] yang terkenal dengan nama [[Pajajaran]]. [[Cirebon]] juga pada tahun 1389 masehi masuk kekuasaan kerajaan [[Pajajaran]], namun pada abad ke-15 [[Cirebon]] sebagai kerajaan [[Islam]] menyatakan kemerdekaannya dari [[Pakuan]] [[Pajajaran]].
 
=== Masa Islam ===
Sejarah Kuningan pada masa Islam tidak lepas dari pengaruh kesultanan [[Cirebon]]. Pada tahun 1470 masehi datang ke [[Cirebon]] seorang ulama besar agama [[Islam]] yaitu [[Syeh Syarif Hidayatullah]] putra [[Syarif Abdullah]] dan ibunya [[Rara Santang]] atau ''Syarifah Modaim'' putra ''Prabu Syarif Hidayatullah'' adalah murid ''Sayid Rahmat'' yang lebih dikenal dengan nama [[Sunan Ampel]] yang memimpin daerah ampeldenta di [[Surabaya]].
Kemudian [[Syeh Syarif Hidayatullah]] ditugaskan oleh [[Sunan Ampel]] untuk menyebarkan agama [[Islam]] di daerah [[Jawa Barat]], dan mula-mula tiba di [[Cirebon]] yang pada waktu Kepala Pemerintahan [[Cirebon]] dipegang oleh ''Haji Doel Iman''.
Baris 72:
Bagian timur wilayah kabupaten ini adalah dataran rendah, sedang di bagian barat berupa pegunungan, dengan puncaknya [[Gunung Ciremai]] (3.076 m) di perbatasan dengan Kabupaten Majalengka. Gunung [[Ciremai]] adalah gunung tertinggi di Jawa Barat.
 
== Topografi ==
Permukaan tanah Kabupaten [[Kuningan]] relatif datar dengan variasi berbukit-bukit terutama [[Kuningan]] bagian Barat dan bagian Selatan yang mempunyai ketinggian berkisar 700 meter di atas permukaan laut, sampai ke dataran yang agak rendah seperti wilayah [[Kuningan]] bagian Timur dengan ketinggian antara 120 meter sampai dengan 222 meter di atas permukaan laut.
 
Baris 156:
* Tidak Peka : 36.307,00 Ha
 
== Jenis Tanah ==
 
Berdasarkan penelitian tanah tinjau Kabupaten [[Kuningan]] memiliki 7 (tujuh) golongan tanah yaitu : Andosol, Alluvial, Podzolik, Gromosol, Mediteran, Latosol dan Regosol.
Baris 239:
</center>
 
== Demografi ==
Penduduk Kabupaten [[Kuningan]] Tahun 2007 Menurut Hasil Suseda sebanyak 1.102.354 orang dengan Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) sebesar 1,17% pertahun. Penduduk laki-laki sebanyak 549.118 orang dan penduduk perempuan sebanyak 553.236 orang dengan ''sex ratio'' sebesar 99,3 % artinya jumlah penduduk perempuan lebih banyak dibanding penduduk laki-laki. Diperkiran hampir 25% penduduk [[Kuningan]] banyak yang bermigrasi ke kota-kota besar seperti [[Jakarta]], [[Bandung]], [[Yogyakarta]] dan sebagainya.
 
Baris 321:
</center>
 
== Pendidikan ==
Menurut data Suseda tahun 2006, persentase penduduk dewasa yang melek huruf di Kabupaten [[Kuningan]] mencapai 94,75 % sedangkan hasil Suseda 2007 menunjuken adanya perbaikan menjadi 95,52%. Begitu pula rata-rata lama sekolah, pada tehun 2006, rata-rata lama sekolah penduduk Kabupaten [[Kuningan]] sekitar 7,16 tahun meningkat menjadi 7,55 tahun di tahun 2007.
 
Baris 328:
Persentase penduduk Kabupaten [[Kuningan]] usia 10 tahun ke atas yang berpendidikan SD ke bawah sebesar 72,66 persen; tamat SMP sebesar 13,73 persen; tamat SMU/SMK sebesar 10,88 persen; dan sebanyak 2,72 persen yang tamat pendidikan tinggi (Akademi/Perguruan Tinggi). Berarti dari 1.000 orang penduduk 10 tahun ke atas hanya 27 orang yang berkesempatan menyelesaikan pendldikan tinggi (Diploma, Akademi, Perguruan tinggi).
 
== Seni dan Budaya ==
Sebagai wilayah yang berada di daerah Priangan timur, kabupaten [[Kuningan]] kaya akan seni budaya [[Sunda]] yang khas, berbeda dari wilayah [[Sunda]] bagian barat. Bahkan dari segi bahasa, bahasa [[Sunda]] yang digunakan pun memiliki ciri tersendiri ( bahasa wewengkon). Berikut adalah seni budaya yang berkembang ditengah-tengah masyarakat Kabupaten [[Kuningan]]:
<center>Tabel Seni dan Budaya di wilayah Kabupaten [[Kuningan]]</center>
Baris 483:
</center>
 
== Sarana Prasarana ==
* Jalan Darat
Total jalan darat di Kabupaten [[Kuningan]] adalah sepanjang 446,10 Km
Baris 528:
 
== Tujuan Wisata ==
=== Wisata Alam ===
* [[Telaga Remis]]
* [[Taman Wisata Alam Linggajati]]
Baris 534:
* [[Pemandian air panas Sangkanurip]]
* [[Desa Sitonjul]]
=== Wisata Budaya ===
* [[Situs Purbakala Cipari|Taman purbakala Cipari]]
* [[Linggajati]]
=== Wisata Hutan ===
*[[Desa Setianegara]]
=== Wisata Ziarah ===
* [[Cibulan]]
* [[Balong Keramat Darmaloka]]
=== Wisata Adat ===
* [[Seren Taun]]
 
== Makanan Khas dan Cinderamata ==
 
=== Makanan Khas ===
 
* Peuyeum Ketan
Baris 560:
* Gemblong
 
=== Cinderamata ===
 
* Batu Onix
Baris 571:
 
== Akses Transportasi ==
=== Angkot Dalam Kota ===
* angkot 01 jurusan Pasar baru-[[Kadugede]]
* angkot 02 jurusan Pramuka-[[Kadugede]]
Baris 583:
* angkot 10 jurusan Pramuka-[[Kertawangunan]]
 
=== Bus Antar Kota ===
* [[Luragung Jaya]] jurusan [[Kuningan]]-[[Jakarta]]
* [[Setia Negara]] jurusan [[Kuningan]]-[[Jakarta]]