Ikhwanul Muslimin: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 48:
Sepeninggal Hudhaibi, Umar Tilmisani (1904—1986 M) terpilih menjadi Mursyid 'Am Ikhwan. Di bawah pimpinannya Ikhwan menuntut hak-hak jama'ah secara utuh dan mengembalikan hak milik jama'ah yang dibekukan oleh Jamal Abdunnashr. Tilmisani menempuh jalan tidak konfrontatif dengan penguasa dan berkali-kali beliau menyerukan, "Bergeraklah dengan bijak dan hindarilah kekerasan dan extremisme."
Muhammad Hamid Abu Nashr, terpilih menjadi Mursyid 'Am setelah Tilmisani. Jalan dan metode yang ditempuhnya sama dengan pendahulunya.
Di luar Mesir banyak terdapat tokoh-tokoh Ikhwan yang muncul, antara lain :
Baris 118:
'''AKAR PEMIKIRAN DAN SIFAT IDEOLOGINYA'''
Al-Ikhwan al-
Da'wah Ikhwan banyak dipengaruhi gerakan da'wah Syaikh Abdulwahhab, Sanusiyyah dan Rasyid Ridha. Pada umumnya da'wah tersebut merupakan kelanjutan dari Madrasah Ibnu Taimiyyah (wafat 728 H/1328 M), yang juga merupakan kelanjutan Madrasah Imam Ahmad bin Hambal.
Baris 126:
Hasan al-Banna merangkum semua pemahaman tersebut dalam da'wahnya. Ditambah pula dengan konsepsi-konsepsi yang sesuai dengan kebutuhan zaman dan lingkungan. Sehingga da'wahnya mampu menghadapi berbagai arus yang melanda Mesir dan kawasan lain.
Gerakan Ikhwan dimulai di Isma'iliyyah kemudian beralih ke Kairo. Dari Kairo tersebar ke berbagai pelosok dan kota di Mesir. Akhir tahun 40-an, cabang Ikhwan di Mesir sudah mencapai 3000. Tiap cabang memiliki anggota yang cukup banyak.
|