Jean-Bertrand Aristide: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 30:
Pada [[7 Februari]] [[2001]], Aristide disumpah untuk jabatan keduanya sebagai Presiden Haiti. Pada hari yang sama, CD mengambil sumpah atas [[Gerard Gourgue]] sebagai kepala pemerintahan sementara yang baru. Aristide setuju untuk memperbarui CEP, namun ia tidak mengikutsertakan para pendukung pihak oposisi di lembaga yang baru. [[Jean-Marie Chérestal]] diangkat mejadi Perdana Menteri yang baru pada Maret 2001. CD menolak kedua perubahan dan sebagai jabawannya, pemerintah berusaha menangkap Gourgue. <!--The economy suffered as political control stalled. Aristide made moves to placate the opposition — in June 2001 certain senators holding contested seats resigned — but talks between the FL and the CD repeatedly failed. There was an attempted coup in mid-December 2001 and Cherestal resigned in January [[2002]], as the economy continued to slump.
Karena keberatan dari pihak oposisi, pemilu tidak dapat dilaksanakan sesuai rencana pada akhir [[2003]]. Akibatnya, masa jabatan kebanyakan anggota parlemen berakhir pada Januari, sehingga Aristide terpaksa memerintah dengan dekrit. Ia menjanjikan pemilu dalam enam bulan, namun oposisi menolak semuanya, kecuali pengunduran diri Aristide.
Pada 2004, para wartawan yang mengkritik Aristide mengalami serangan-serangan dan ancaman. Suasana teror berlanjut dengan dibebaskannya para pelaku pembunuhan dua orang wartawan. Aristide memperluas kontrolnya terhadap televisi, namun radio tetap menjadi media berita yang paling populer.
The situation deteriorated steadily throughout the year. Aristide clung to power by relying on gang-members known as ''chimères,'' organised into militia known as "popular organisations" with the task for sustaining a climate of terror in the ranks of the opposition and the press. His regime was further discredited by the appearance of "Special Brigades," a parallel police force which, like the "Tontons Macoutes" under the Duvaliers (1957–86) and the "Attachés" under General [[Raoul Cédras]] (1991–94), did the regime’s dirty work (torture and executions) and extorted money from the population.
|