Kebun Raya Bali: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Arisdp (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Arisdp (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
{{Infobox park|name=Kebun Raya "Eka Karya" Bali|alt_name=Kebun Raya Bedugul|photo=DJI 0128 Bali Botanic Garden.jpg|photo_width=300|photo_alt=|photo_caption=Kebun Raya Bali - tampak atas|map=Indonesia Bali|map_width=|map_caption=Lokasi di Bali|type=|location=[[Kabupaten Tabanan]], [[Bali]]|lat_d=-8.281500|long_d=115.156488|region=|source=|area={{convert|157.5|ha|acre km2}}|created={{start date|1959|7|15}}|operator=[[Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia]]|visitation=|open=|embedded=|website=https://www.kebunrayabali.com/|founder=}}'''Kebun Raya "Eka Karya" Bali''' atau kadang disebut '''Kebun Raya Bedugul''' adalah sebuah [[kebun botani]] terbesar di Indonesia<ref>{{Cite web|url=https://travelingyuk.com/kebun-raya-bali/174094/|title=Jelajah Kebun Raya Bali, Kebun Botani Terbesar di Indonesia|last=|first=|date=26 Februari 2019|website=travelingyuk.com|access-date=}}</ref> yang terletak di wilayahDesa Candikuning, [[Baturiti, Tabanan|Kecamatan Baturiti]], [[Kabupaten Tabanan]], [[Bali]], berjarak sekitar 60 km dari [[Kota Denpasar|Denpasar]]. Kebun ini merupakan kebun raya pertama yang didirikan oleh putra bangsa Indonesia.<ref>{{Cite news|url=https://bali.bisnis.com/read/20190715/538/1124315/kebun-raya-eka-karya-bali-sedot-700.000-pengunjung-setiap-tahun|title=Kebun Raya Eka Karya Bali Sedot 700.000 Pengunjung Setiap Tahun|last=|first=|date=15 Juli 2019|work=bali.bisnis.com|access-date=}}</ref> Pengelolaannya dilakukan oleh [[Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia]] (LIPI) dan secara struktur organisasi berada di bawah pembinaan [[Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor]]. Kebun ini didirikan pada [[15 Juli]] [[1959]]. Pada awalnya Kebun Raya Eka Karya Bali hanya diperuntukkan bagi [[tumbuhan runjung|tetumbuhan runjung]]. Seiring dengan perkembangan dan perubahan status serta luas kawasannya, kebun yang berada pada ketinggian 1.250–1.450 m [[altitudo|dpl]] ini kini menjadi kawasan konservasi ''ex-situ'' bagi tumbuhan pegunungan [[tropika]] Kawasan Timur Indonesia. Luas kawasan Kebun Raya semula hanya 50 ha, tetapi saat ini luas kebun raya menjadi 157,5 ha.
 
== Sejarah<ref name=":0">{{Cite web|url=https://www.kebunrayabali.com/sejarahkoleksi.html|title=SejarahKoleksi Kebun Raya Bali|last=|first=|date=|website=kebunrayabali.com|access-date=}}</ref>==
Kebun ini merupakan [[kebun raya]] pertama yang didirikan oleh putra bangsa Indonesia. Pengelolaannya dilakukan oleh [[Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia]] (LIPI) dan secara struktur organisasi berada di bawah pembinaan [[Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor]]. Kebun ini didirikan pada [[15 Juli]] [[1959]]. Pada awalnya Kebun Raya Eka Karya Bali hanya diperuntukkan bagi te[[tumbuhan runjung]]. Seiring dengan perkembangan dan perubahan status serta luas kawasannya, kebun yang berada pada ketinggian 1.250–1.450 m [[altitudo|dpl]] ini kini menjadi kawasan konservasi ''ex-situ'' bagi tumbuhan pegunungan [[tropika]] Kawasan Timur Indonesia. Luas kawasan Kebun Raya semula hanya 50 ha, tetapi saat ini luas kebun raya menjadi 157,5 ha.
 
== Sejarah<ref>{{Cite web|url=https://www.kebunrayabali.com/sejarah.html|title=Sejarah Kebun Raya Bali|last=|first=|date=|website=kebunrayabali.com|access-date=}}</ref>==
Berawal dari gagasan Prof. Ir. Kusnoto Setyodiwiryo, Direktur Lembaga Pusat Penyelidikan Alam yang merangkap sebagai Kepala Kebun Raya Indonesia, dan I Made Taman, Kepala Lembaga Pelestarian dan Pengawetan Alam saat itu yang berkeinginan untuk mendirikan cabang Kebun Raya di luar Jawa, dalam hal ini Bali. Pendekatan kepada Pemda Bali dimulai tahun 1955, hingga akhirnya pada tahun 1958 pejabat yang berwenang di Bali secara resmi menawarkan kepada Lembaga Pusat Penyelidikan Alam untuk mendirikan Kebun Raya di Bali.
 
Berdasarkan kesepakatan lokasi Kebun Raya ditetapkan seluas 50 ha yang meliputi areal hutan reboisasi Candikuning serta berbatasan langsung dengan [[Cagar Alam Batukau]]. Tepat pada tanggal 15 Juli 1959 Kebun Raya “Eka Karya” Bali diresmikan oleh Prof. Ir. Kusnoto Setyodiwiryo, Direktur Lembaga Pusat Penyelidikan Alam sebagai realisasi SK Kepala Daerah Tingkat I Bali tanggal 19 Januari 1959 No. 19/E.3/2/4.
 
Nama “ Eka Karya ” untuk Kebun Raya Bali diusulkan oleh I Made Taman. “ Eka ” berarti Satu dan “ Karya ” berarti Hasil Kerja . Jadi “ Eka Karya ” dapat diartikan sebagai Kebun Raya pertama yang merupakan hasil kerja bangsa Indonesia sendiri setelah Indonesia merdeka. Kebun raya ini dikhususkan untuk mengoleksi [[Tumbuhan berbiji terbuka|Gymnospermae]] (tumbuhan berdaun jarum) dari seluruh dunia karena jenis-jenis ini dapat tumbuh dengan baik di dalam kebun raya. Koleksi pertama banyak didatangkan dari [[Kebun Raya Bogor]] dan [[Kebun Raya Cibodas]], antara lain Araucaria bidwillii, [[Cupressus sempervirens|Cupresus sempervirens]] dan Pinus masoniana . Jenis lainnya yang merupakan tumbuhan asli daerah ini antara lain Podocarpus imbricatus dan Casuarina junghuhniana.
 
Sejak resmi berdiri, perkembangan Kebun Raya “Eka Karya” Bali selalu mengalami pasang surut dengan silih bergantinya pengelolaan, yaitu antara Dinas Kehutanan Propinsi Bali dan Kebun Raya sendiri. Pengelolaan Kebun Raya sempat dua kali dititipkan pada Dinas Kehutanan Propinsi Bali, yaitu pada 15 Juli 1959 – 16 Mei 1964 dan setelah peristiwa [[Gerakan 30 September|G 30 S/PKI]] (1966 – 1975). Pengelolaan kebun secara langsung oleh staf kebun raya dilakukan juga selama 2 periode, yakni sejak 16 Mei 1964 – Desember 1965 dan 1 April 1975 hingga sekarang.
 
Sejak tahun 1964 hingga saat ini, Kebun Raya “Eka Karya” Bali telah mengalami 11 kali pergantian kepemimpinan dengan berbagai pembaharuan. Di bawah kepemimpinan I Gede Ranten, B.Sc. (1975 – 1977), luas kebun raya bertambah hingga 129,2 ha. Perluasannya diresmikan oleh Ketua Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia saat itu yaitu Prof. Dr. Ir. Tubagus Bachtiar Rifai pada tanggal 30 April 1976 yang ditandai dengan penanaman ''Chamae cyparis obtus''a.
Baris 16 ⟶ 14:
Di bawah kepemimpinan Ir. Mustaid Siregar, M.Si (2001 – 2008) luas kebun raya bertambah lagi menjadi 157,5 ha. Meski pada awal berdirinya ditujukan untuk konservasi tumbuhan berdaun jarum (Gymnospermae), kini Kebun Raya yang berada di ketinggian 1.250 – 1.450 m dpl dengan suhu berkisar antara 18 - 20&nbsp;°C dan kelembaban 70 – 90% ini berkembang menjadi kawasan konservasi ex-situ tumbuhan pegunungan tropika kawasan timur Indonesia. Statusnya saat ini adalah Unit Pelaksana Teknis Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya “Eka Karya” Bali
 
== Koleksi botani<ref name=":0" /> ==
 
Kebun Raya Bali memiliki beberapa koleksi tanaman yang dikelompokkan berdasarkan kekerabatannya. Selain dikoleksi, jenis–jenis tanaman tersebut juga diupayakan penelitian dan pengembangannya.
=== Anggrek ===
Koleksi [[Orchidaceae|anggrek]] ditata dalam sebuah taman yang pembangunannya mulai dirintis di bawah kepemimpinan Drs. Sukendar (1979 - 1980). Areal yang kini memiliki luas 0,5 ha ini terbagi dalam dua wilayah. Taman Anggrek bagian bawah merupakan daerah terbuka sebagai tempat untuk koleksi anggrek silangan, sedangkan Taman Anggrek bagian atas merupakan tempat bagi anggrek liar yang merupakan prioritas koleksi karena besarnya manfaat dalam penelitian dan upaya pelestariannya. Koleksi anggrek ini berasal dari berbagai wilayah di Indonesia, khususnya Indonesia bagian timur, antara lain Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Kalimantan dan Papua. Lebih dari 293 jenis anggrek telah menjadi koleksi Kebun Raya Bali.
 
Meski kebanyakan anggrek ini berbunga pada bulan Maret hingga Juni, namun pada bulan lainnya selalu ada saja anggrek yang berbunga. Dari banyak jenis anggrek yang telah dikoleksi, beberapa jenis sangat menarik perhatian seperti ''Vanda tricolor'' dengan bunganya yang berwarna putih dengan hiasan merah tua kecoklatan, ''Paphiopedilum javanicum'' yang merupakan salah satu jenis anggrek langka, serta dua jenis anggrek endemik Bali yaitu ''Malleola baliensis'' dan ''Calanthe baliensis''. Sebagian besar anggrek liar ini sudah jarang ditemui di alam dan keberadaannya makin terancam karena hilangnya habitat akibat konversi lahan dan penebangan hutan, atau pengambilan berlebih di alam untuk tujuan perdagangan.
 
=== Tumbuhan Paku ===
Koleksi [[tumbuhan paku]] ditata dalam areal seluas 2 ha yang disebut sebagai Taman Cyathea. Nama ini berasal dari nama Marga tumbuhan paku yang mendominasi kawasan tersebut. Lebih dari 80 jenis tumbuhan paku menjadi koleksi yang berasal dari Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Sumatera dan Papua. [[Cyatheales|Paku pohon]] ''Cyathea contaminans'' dan ''Cyathea latebrosa'' yang tumbuh alami serta paku kidang ''Dicksonia blumei'' yang berasal dari Bukit Pohen, Bali adalah beberapa jenis tumbuhan paku yang menarik di taman ini. Ketiganya merupakan jenis tumbuhan paku dilindungi yang perdagangannya sudah diatur dan diawasi oleh undang-undang internasional. Selain sebagai tanaman hias karena kesan tropis dan kuno yang ditimbulkannya, tumbuhan paku juga dimanfaatkan sebagai bahan baku kerajinan, sayuran dan obat tradisional.
 
=== Begonia ===
[[Begonia]] memiliki variasi bentuk dan warna daun yang beragam nan indah. Masyarakat pencinta tanaman hias mengenal Begonia sebagai tanaman hias daun. Keunikan jenis tanaman ini terletak pada bentuk daun yang tidak simetris (''asimetris''). Diperkirakan jumlah ''Begonia'' yang ada di dunia lebih dari 1700 jenis dan total jumlah ''Begonia'' yang ada di Indonesia sebanyak 213 jenis. ''Begonia'' Indonesia umumnya merupakan ''Begonia'' daun atau ''Begonia rex'' yang memiliki variasi bentuk daun dengan warna yang indah diantaranya berwarna perak, hijau, merah, atau variasi corak dari warna tersebut. Selain ''Begonia'' alam, ''Begonia'' hybrid juga banyak di jumpai di Taman ''Begonia'' Kebun Raya Bali. ''Begonia'' hybrid merupakan hasil persilangan dari ''Begonia'' alam (''Begonia'' spesies). Kebun Raya Bali telah menciptakan satu jenis hybrid baru yaitu ''Begonia'' "Tuti Siregar".
 
Inventarisasi terhadap koleksi ''Begonia'' terus dilakukan untuk mendukung validasi data koleksi ''Begonia''. Berdasarkan data koleksi Kebun Raya Bali Per Mei 2015 tercatat sebanyak 920 spesimen dari 94 jenis koleksi ''Begonia'' yang tertata di Taman ''Begonia'' yang bisa dinikmati oleh pengunjung yang berwisata dan memanfaatkan jasa pendidikan di Kebun Raya Bali. Kebun Raya Bali juga telah mengembangkan beberapa jenis ''Begonia'' hybrid dengan tujuan komersil.
 
=== Kaktus ===
[[Kaktus]] (Cactaceae) merupakan tumbuhan sukulen terbesar di dunia yang terdiri dari lebih 2000 species dan 130 genus. Kaktus dapat ditemukan secara alami di [[Benua Amerika]] dan telah diintroduksi di beberapa tempat di dunia yang mempunyai iklim kering dan hangat.
 
Kaktus adalah tanaman yang biasa tumbuh di daerah gurun yang panas. Dengan daun yang telah termodifikasi menjadi duri kaktus dapat hidup di daerah yang kering. Namun kaktus ternyata juga mampu tumbuh dan berkembang di daerah dataran tinggi berhawa dingin seperti Kebun Raya Bali. Beberapa jenis di antaranya bahkan dapat mencapai tinggi lebih dari 5 meter. Di Kebun Raya Bali koleksi kaktus yang terdiri dari 68 jenis ditata dalam sebuah rumah kaca seluas 500 m2 untuk mencegah dari kelembaban yang berlebihan. Selain dari Bali, koleksi kaktus yang terdapat di Rumah Kaca Kaktus ini juga berasal dari [[Meksiko]], [[Jerman]], [[Selandia Baru]] dan [[Argentina]]. Yang menarik untuk dilihat di sini antara lain koleksi ''Echinocactus grusonii'', ''Cephalocereus senilis, Mammillaria durispina, Espostoa lanata, Opuntia sp.'' dan ''Cleistocactus micropetalum.''
Beberapa koleksi yang ada di antaranya mencakup [[anggrek]], [[kaktus]], [[tumbuhan paku|paku]]/pakis, tanaman karnivora, [[bambu]],[[Koleksi Lumut]],[[Begonia]],[[Bambu]],[[Tanaman Upacara Adat]],[[Tanaman Obat]],[[Bambu]],[[Tanaman Air]] dan [[Arecaceae|palma]].
 
=== Tanaman Upacara Agama Hindu ===
<br />
== Jarak tempuh ==
Kebun Raya Bali terletak di tengah-tengah Pulau Bali, yakni berada di [[kaldera]] bekas gunung berapi.