Arie Frederik Lasut: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi iOS |
k Perbaikan kesalahan ketik ~~~~ Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi iOS |
||
Baris 24:
Pada bulan September 1945, Presiden menginstruksikan untuk mengambilalih instansi-instansi pemerintahan dari Jepang. Lasut ikutserta dalam pengambilalihan jawatan geologis dari Jepang yang berhasil dilakukan secara damai. Jawatan itu kemudian dinamakan Jawatan Pertambangan dan Geologi. Kantor jawatan terpaksa harus dipindah beberapa kali untuk menghindari agresi Belanda setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia. Kantor jawatan sempat pindah ke [[Tasikmalaya]], [[Magelang]], dan [[Yogyakarta]] dari tempat semulanya di Bandung.<ref name="grasindo">{{cite book|last=|first=|date=2007|title=Jejak-Jejak Pahlawan: Perekat Kesatuan Bangsa Indonesia|url=|location=|publisher=Grasindo|isbn=|access-date= }}</ref>{{rp|171}} Sekolah pelatihan geologis juga dibuka selama kepemimpinan Lasut sebagai kepala jawatan saat itu.
Selain usahanya di jawatan, Lasut turut aktif dalam organisasi Kebaktian Rakyat Indonesia Sulawesi (KRIS) yang bertujuan untuk membela kemerdekaan Indonesia.<ref name="grasindo" /> Dia juga adalah anggota [[Komite Nasional Indonesia Pusat]], awal mula dewan perwakilan di Indonesia. Ia bersama sejumlah tokoh nasional seperti [[Soetomo|Bung Tomo]], [[Sam Ratulangi ]] dan [[Panji Soeroso]] mendirikan [[Partai Indonesia Raya]] (Parindra) pada tahun 1935. <ref name="sosial">{{cite book|last=|first=|date=1994|title=Wajah dan Sejarah Perjuangan Pahlawan Nasional (Volume 5)|url=|location=|publisher=Departemen Sosial R.I., Direktorat Urusan Kepahlawanan dan Perintis Kemerdekaan|isbn=|access-date= }}</ref>{{rp|77}}
Lasut terus diincar oleh Belanda karena pengetahuannya tentang pertambangan dan geologi di Indonesia, tetapi ia tidak pernah mau bekerjasama dengan mereka.<ref name="grasindo2">{{cite book|last=|first=|date=1994|title=Harta Bumi Indonesia: Biografi J.A. Katili|url=|location=|publisher=Grasindo|isbn=|access-date= }}</ref>{{rp|119}} Pada pagi hari tanggal [[7 Mei]] [[1949]], Lasut diambil oleh Belanda dari rumahnya dan dibawa ke Pakem, sekitar 7 kilometer di utara Yogyakarta. Di sana ia ditembak mati. Beberapa bulan kemudian jenazahnya dipindahkan ke pekuburan Sasanalaya Jl. Ireda di Yogyakarta di samping isterinya yang telah lebih dulu meninggal pada bulan Desember 1947. Upacara penguburan dihadiri oleh Mr. [[Assaat]], pejabat presiden pada saat itu.<ref name="safwan">{{cite book|last=Safwan|first=M.|date=1976|title=Arie Fredrik Lasut: Pahlawan Nasional|url=|location=|publisher=Proyek Biografi Pahlawan Nasional, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan|isbn=|access-date= }}</ref>
|