Kurma (awatara): Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
M. Adiputra (bicara | kontrib) k ←Suntingan 112.215.220.41 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh AABot Tag: Pengembalian |
|||
Baris 50:
Akhirnya keluarlah [[Dhanwantari]] membawa kendi berisi tirta amerta. Karena para Dewa sudah banyak mendapat bagian sementara para [[asura]] dan [[rakshasa]] tidak mendapat bagian sedikit pun, maka para asura dan rakshasa ingin agar tirta amerta menjadi milik mereka. Akhirnya tirta amerta berada di pihak para asura dan rakshasa dan Gunung Mandara dikembalikan ke tempat asalnya, Sangka Dwipa.
=== Perebutan tirta amerta ==
Para Dewa kemudian terbang ke [[Wisnuloka]], kediaman Dewa Wisnu, dan di sana mereka meminum tirta amerta sehingga hidup abadi. Seorang rakshasa yang merupakan anak Sang Wipracitti dengan Sang Singhika mengetahui hal itu, kemudian ia mengubah wujudnya menjadi [[Dewa]] dan turut serta meminum tirta [[amerta]]. Hal tersebut diketahui oleh Dewa [[Aditya]] dan [[Chandra]], yang kemudian melaporkannya kepada Dewa [[Wisnu]]. Dewa Wisnu kemudian mengeluarkan senjata chakranya dan memenggal [[leher]] sang rakshasa, tepat ketika tirta amerta sudah mencapai tenggorokannya. Badan sang rakshasa mati, namun kepalanya masih hidup karena tirta amerta sudah menyentuh tenggorokannya. Sang rakshasa marah kepada Dewa [[Aditya]] dan [[Chandra]], dan bersumpah akan memakan mereka pada pertengahan bulan.
== Referensi ==
* ''[[Adiparwa]]'', buku pertama dari seri [[
* Berbagai ''[[Purana]]'': ''[[Matsyapurana]], [[Kurmapurana]],'' dan lain-lain.
|