Demokrasi Terpimpin (1959–1965): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k ←Suntingan Nirvan Manggala kelompok 6 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Bagas Chrisara
Tag: Pengembalian
Baris 4:
== Latar belakang ==
Latar belakang dicetuskannya sistem demokrasi terpimpin oleh Presiden Soekarno:
# Dari segi [[keamanan nasional]]: Banyaknya [[gerakan separatis]] pada masa [[demokrasi liberal]], menyebabkan ketidakstabilan keamanan negara.
# Dari segi [[perekonomian]]: Sering terjadinya pergantian kabinet pada masa demokrasi liberal menyebabkan program-program yang dirancang oleh kabinet tidak dapat dijalankan secara utuh dan maksimal, sehingga pembangunan [[ekonomi]] tersendat.
# Dari segi [[politik]]: Konstituante gagal dalam menyusun UUD baru untuk menggantikan [[UUDS 1950]].
 
Baris 31:
Di era Demokrasi Terpimpin, antara tahun [[1959]] dan tahun [[1965]], [[Amerika Serikat]] memberikan 64 juta [[dollar]] dalam bentuk bantuan [[militer]] untuk [[jenderal]]-jenderal militer Indonesia. Menurut laporan di [[media cetak]] "[[Suara Pemuda Indonesia]]": Sebelum akhir tahun [[1960]], Amerika Serikat telah melengkapi 43 [[batalyon]] angkatan bersenjata Indonesia. Tiap tahun AS melatih perwira-perwira militer [[sayap kanan]]. Di antara tahun 1956 dan 1959, lebih dari 200 perwira tingkatan tinggi telah dilatih di AS, dan ratusan perwira angkatan rendah terlatih setiap tahun. Kepala Badan untuk Pembangunan Internasional di Amerika pernah sekali mengatakan bahwa bantuan AS, tentu saja bukan untuk mendukung Soekarno dan bahwa AS telah melatih sejumlah besar perwira-perwira angkatan bersenjata dan orang sipil yang mau membentuk kesatuan militer untuk membuat Indonesia sebuah "negara bebas".
 
== Dampak-Dampak ke situasi politik ==
* Era "Demokrasi Terpimpin" diwarnai kolaborasi antara kepemimpinan PKI dan kaum [[borjuis]] nasional dalam menekan pergerakan-pergerakan independen kaum [[buruh]] dan [[petani]] Indonesia. Kolaborasi ini tetap gagal memecahkan masalah-masalah politis dan ekonomi yang mendesak Indonesia kala itu. Pendapatan [[ekspor]] Indonesia menurun, cadangan [[devisa]] menurun, [[inflasi]] terus menaik dan [[korupsi]] kaum [[birokrat]] dan militer menjadi wabah sehingga situasi politik Indonesia menjadi sangat labil dan memicu banyaknya [[demonstrasi]] di seluruh Indonesia, terutama dari kalangan buruh, petani, dan [[mahasiswa]].
'''Politik'''
 
* Era "Demokrasi Terpimpin" diwarnai kolaborasi antara kepemimpinan PKI dan kaum [[borjuis]] nasional dalam menekan pergerakan-pergerakan independen kaum [[buruh]] dan [[petani]] Indonesia. Kolaborasi ini tetap gagal memecahkan masalah-masalah politis dan ekonomi yang mendesak Indonesia kala itu. Pendapatan [[ekspor]] Indonesia menurun, cadangan [[devisa]] menurun, [[inflasi]] terus menaik dan [[korupsi]] kaum [[birokrat]] dan militer menjadi wabah sehingga situasi politik Indonesia menjadi sangat labil dan memicu banyaknya [[demonstrasi]] di seluruh Indonesia, terutama dari kalangan buruh, petani, dan [[mahasiswa]].
* Perkembangan politik pada masa demokrasi terpimpin seluruhnya terpusat pada presiden Soekarno dengan TNI Angkatan Darat dan PKI. Pada masa itu soekarno merencanakan konsep pentingnya persatuan antara kaum nasionalis, agama dan komunis. Konsep ini lebih populer dengan sebutan Nasakon. Dengan adanya konsep Nasakon ini, seolah-olah PKI adalah partai yang telah ditempatkan pada garis terdepan pada pelaksanaan demokrasi terpimpin. Karena PKI seolah-olah ditempatkan pada garis terdepan, PKI mulai melakukan aksi-aksi sepihak yang menyangkut masalah landreform dan aksi ini berdampak kepada keamanan masyarakat.
 
* Pada masa ini terjadi peristiwa 30 September 1965 yang disebabkan oleh kebijakan yang cenderung memihak kepada blok komunis yaitu Manipol. Peristiwa ini yang menyebabkan berakhirnya pemerintahan Soekarno atau pemerintahan Orde Lama.
 
'''Ekonomi'''
 
* Indonesia pada masa Demokrasi Terpimpin mengarah pada sistem ekonomi etatisme. Etatisme adalah sistem kegiatan ekonomi suatu negara diatur dan dikendalikan oleh pemerintah. Sistem ini mengakibatkan banyaknya prinsip dasar ekonomi yang diabaikan. Akibatnya, terjadi defisit keuangan negara yang meningkat tajam dari tahun ke tahun. Pada Januari-Agustus 1965 pengeluaran Indonesia tercatat sebesar 11 miliar rupiah, sedangkan penerimaan hanya sekitar 3.5 miliar rupiah.
 
* Dalam pelaksanaan Deklarasi Ekonomi (Dekon) berakibat pada stagnasi perekonomian Indonesia sehingga kesulitan ekonomi semakin terasa. Pada tahun 1961-1962, barang-barang pada umum nya mengalami kenaikan hingga 400%. Kondisi ini pun semakin diperparah dengan berlangsungnga konfrontasi Malaysia dengan negara-negara barat yang mempercepat kemerosotan perekonomian Indonesia.
 
== Referensi ==