Villa Isola: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Perancis +Prancis)
Perbaikan kesalahan ketik
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Baris 12:
Suatu publikasi khusus pada masa [[Hindia Belanda]] untuk villa ini ditulis oleh [[W. Leimei|Ir. W. Leimei]], seorang [[arsitek]] [[Belanda]]. Dalam publikasi ini, Leimei mengatakan bahwa di [[Batavia]] ketika urbanisasi mulai terjadi, banyak orang mendirikan villa di pinggiran kota dengan gaya arsitektur klasik tetapi selalu beradaptasi baik dengan alam dan ventilasi, jendela dan gang-gang yang berfungsi sebagai isolasi panas matahari. Hal ini juga dianut oleh Villa Isola di Bandung. Pada masa [[pendudukan Jepang]], Gedung ini sempat digunakan sebagai kediaman sementara [[Hitoshi Imamura|Jendral Hitoshi Imamura]] saat menjelang [[Perjanjian Kalijati]] dengan Pemerintah terakhir Hindia Belanda di [[Kalijati, Subang|Kalijati]], [[Subang]], Maret [[1942]]. Gedung ini dibangun atas rancangan arsitek Belanda yang bekerja di Hindia Belanda Prof. [[Charles Prosper Wolff Schoemaker]].
 
Gedung ini berarsitektur modern dengan memasukkan konsep tradisional dengan filsafat arsitektur Jawa bersumbu kosmik utara-selatan seperti halnya Gedung Utama [[ITB]] dan [[Gedung Sate]]. Orientasi kosmik ini diperkuat dengan taman memanjang di depan gedung ini yang tegak lurus dengan sumbu melintang bangunan kearangkearah Gunung [[Tangkuban Perahu]]. Bangunan berlantai tiga, dengan lantai terbawah lebih rendah dari permukaan jalan raya, disebabkan karena topografinya tidak rata. Ranah sekeliling luas terbuka, dibuat taman yang berteras-teras melengkung mengikuti permukaan tanahnya. Sudut bangunan melengkung-lengkung membentuk seperempat [[lingkaran]]. Secara keseluruhan bangunan dan taman bagaikan air bergelombang yang timbul karena benda jatuh dari atasnya, sehingga gedung ini merupakan penyesuaian arsitektural antara bangunan terhadap lingkungan.
 
Bagian villa yang menghadap utara dan selatan digunakan untuk ruang tidur, ruang keluarga, dan ruang makan; masing-masing dilengkapi jendela dan pintu berkaca lebar, sehingga penghuni dapat menikmati pemandangan indah di sekitarnya. Pemandangan indah ini juga dapat diamati dari teras yang memanfaatkan atap datar dari beton bertulang di atas lantai tiga.