Jengkol: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wikinesia (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 19:
'''Jengkol''' atau '''jering''' (''Archidendron pauciflorum'', [[sinonim]]: ''A. jiringa'', ''Pithecellobium jiringa'', dan ''P. lobatum'') adalah tumbuhan khas di wilayah [[Asia Tenggara]]. Bijinya digemari di [[Malaysia]] (disebut "jering"), [[Myanmar]] (disebut "da nyin thee'"), dan [[Thailand]] (disebut "luk-nieng" atau "luk neang").<ref>[http://www.sos-arsenic.net/english/homegarden/possi_dev.html sosarsenic.net]</ref> Masyarakat [[Indonesia]] mengenalnya sebagai bahan pangan.
 
Jengkol termasuk suku polong-polongan (''[[Fabaceae]]''). Buahnya berupa polong dan bentuknya gepeng berbelit membentuk [[spiral]], berwarna lembayung tua. Biji buah berkulit ari tipis dengan warna [[coklatCokelat (warna)|cokelat]] mengilap. Jengkol dapat menimbulkan bau tidak sedap pada [[urin]] setelah diolah dan diproses oleh [[pencernaan]], terutama bila dimakan segar sebagai [[lalap]].
 
Jengkol diketahui dapat mencegah [[diabetes]] dan bersifat [[diuretik]] dan baik untuk kesehatan [[jantung]]. Tanaman jengkol diperkirakan juga mempunyai kemampuan menyerap [[air tanah]] yang tinggi sehingga bermanfaat dalam konservasi air di suatu tempat.
 
== Karakter biji ==
Bijinya dalam keadaan matang keras, tetapi berubah menjadi lunak dan empuk setelah direbus atau sedikit liat setelah digoreng. Tekstur inilah yang membuatnya disukai, walaupun beberapa orang juga menyukai konsumsi biji mudanya dalam keadaan mentah yang jauh lebih keras dan pahit. Kulit biji memiliki getah berwarna keunguan yang meninggalkan jejak yang sulit dihapus dari pakaian. Semakin tua,warna biji akan mengarah ke warna kuning dan akhirnya merah atau coklatcokelat setelah benar-benar matang.
 
Aromanya agak menyerupai [[petai]] tetapi lebih lemah. Namun setelah dikonsumsi, tubuh akan mengeluarkan bau menyengat melalui [[urin]], [[feses]] dan keringat, yang dipercaya lebih mengganggu dibanding mengkonsumsi petai.
Baris 39:
[[Berkas:Nasi Uduk Jengkol Daging Krecek.JPG|jmpl|ka|[[Nasi uduk]] disajikan dengan [[semur]] jengkol, empal daging, dan krecek.]]
 
Biji jengkol dapat dimakan segar ataupun diolah. Olahan paling umum adalah di[[semur]], dan dikenal oleh orang [[Sunda]] sebagai ''ati maung'' atau "hati macan". Jengkol dapat pula digoreng dengan [[balado]] atau dijadikan [[gulai]]. Setelah diolah, jengkol akan mengeluarkan aroma khasnya yang bagi sebagian orang dianggap dapat menggugah selera dan memiliki citarasacita rasa yang khas; sedikit kelat dengan tekstur agak liat.
 
Selain disemur, biji jengkol juga dapat dibuat menjadi keripik seperti halnya [[emping]] dari [[melinjo]] dengan cara ditumbuk atau digencet hingga pipih, dikeringkan, kemudian digoreng. Efek negatif bau jengkol yang menyengat dapat dikurangi dengan perendaman atau perebusan.