Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kuala Lumpur: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 10:
}}
 
'''Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kuala Lumpur''' ('''KBRI Kuala Lumpur''') adalah misi diplomatik [[Indonesia]] di [[Malaysia]]. DidirikanKedutaan setelah [[Konfrontasi Indonesia-Malaysia]], kedubes tersebutini melayani sejumlah besar tenaga kerja migran Indonesia di Malaysia. Kantor diplomatik Indonesia lainnya di Malaysia meliputi empat konsulat- jenderal di [[Johor Baru]], [[Kota Kinabalu]], [[Kuching]], dan [[Penang]], dan satu konsulat di [[Tawau]].<ref>{{cite web |title = Konsulat Jenderal dan Konsulat Republik Indonesia Di Malaysia | url = https://www.kemlu.go.id/kualalumpur/id/Pages/konsulat-konsul.aspx |website publisher =kemlu.go.id Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kuala Lumpur, Malaysia |accessdate access-date = 6 September 2018 |language=id}}</ref>
 
Duta Besar Indonesia pertama untuk Malaysia adalah [[Mohamad Razif]] (1957–1963).<ref name=kbri1>{{cite web | title = Sejarah KBRI Kuala Lumpur | url = https://web.archive.org/web/20060702003317/http://www.kbrikl.org.my/main_history.html | publisher = Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kuala Lumpur, Malaysia | access-date = 2019-10-26}}</ref> Sementara Duta Besar saat ini adalah [[Rusdi Kirana]] yang bertugas sejak tahun 2017.
 
== Sejarah ==
 
Sebelum Malaysia merdeka, Indonesia telah menempatkan kantor perwakilan berstatus konsulat pada tahun 1953. Kepala perwakilan yang menjabat sebagai Konsul adalah Mohammad Rasyid Manan (1953–1956). Ia kemudian menjadi Konsul Jenderal setelah kantor perwakilan ditingkatkan menjadi konsulat jenderal menjelang kemerdekaan Malaysia (1956–1957). Setelah kemerdekaan Malaysia, status perwakilan Indonesia di Malaysia ditingkatkan lagi menjadi Kedutaan Besar Republik Indonesia. Duta Besar Indonesia pertama untuk Malaysia adalah Mohamad Razif (1957–1963).<ref name=kbri1 />
 
Hubungan diplomatik sempat terputus pada tanggal 17 September 1963 akibat terjadinya [[Konfrontasi Indonesia–Malaysia]]. Proses pemulihan hubungan diplomatik diawali dengan penandatanganan ''Bangkok Accord'' antara Menteri Luar Negeri kedua negara pada tanggal 1 Juni 1966 di [[Bangkok]]. Pertemuan berikutnya di [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]] menghasilkan "Perjanjian Pemulihan Hubungan Republik Indonesia–Malaysia" (''Jakarta Accord'') pada tanggal 11 Agustus 1966. Kemudian pada tanggal 14 September 1966 di [[Kuala Lumpur]] ditandatangani "Pengertian Bersama Tentang Persoalan-persoalan Non Militer". Pada bulan September 1967 Indonesia membuka Kantor Penghubung (''Liaison Office'') di Kuala Lumpur sebagai kantor perwakilan Indonesia.<ref name=kbri2>{{cite web | title = Kedutaan Besar RI di Kuala Lumpur | url = http://kbrikualalumpur.org/w/2017/02/24/kedutaan-besar-ri-di-kuala-lumpur/ | publisher = Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kuala Lumpur, Malaysia | access-date = 2019-10-26}}</ref> Kantor ini dikepalai Letkol [[Leonardus Benyamin Moerdani|Benny Moerdani]].<ref name=kbri1 /> Duta Besar Indonesia pertama sejak pemulihan hubungan diplomatik adalah Tan Sri HA Thalib Depati Santio Bowo yang mulai menjabat pada tahun 1968.
 
Sejak tahun 1977, kantor KBRI menempati gedung di Jalan Tun Razak No. 233. Sebelumnya kantor KBRI terletak di Jalan U-Thant.<ref name=kbri2 />
 
== Lihat pula ==
Baris 19 ⟶ 29:
 
== Referensi ==
 
{{Reflist}}
 
{{misi diplomatik Indonesia}}
 
[[Kategori{{DEFAULTSORT:Misi diplomatik Indonesia|Kuala Lumpur]]}}
[[Kategori:PerwakilanMisi diplomatik Indonesia di luar negeri|Kuala Lumpur]]
[[Kategori:Perwakilan Indonesia di luar negeri]]