Operasi penyelamatan Kapal Wakatoa: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Membuat Halaman Baru |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
Operasi Penyelamatan Kapal Wakatoa adalah Operasi penyelamatan Kapal Wakatoa yang terombang ambing di laut [[Selat Sunda]] oleh [[Skadron Udara 6]]. Kapal yang membawa 41 orang penumpang termaksud didalamnya terdapat rombongan Dirjen Pertambangan Umum Kuntoro Mangunsubroto dan Dirjen Geologi dan Sumber Daya Mineral Adjad Sudrajat dalam rangka peninjauan aktivitas [[Krakatau|gunung Krakatau.]]
Para penumpang Kapan Wakatoa dalam keadaan darurat karena sudah kehabisan makanan dan minuman. Oleh karena itu Kapal mengirimkan signal SOS dan beruntung pukul 03.30 WIB hari Minggu 1 September 1976, Komandan Skadron Udara 6 Letkol Pnb M Barkah di Lanud [[Atang Sendjaja|Atang Sandjaja]] menerima signal SOS Kapal Wakatoa.
Skadron Udara 6 langsung menyiapkan pesawat helikopter NBO-105 yang diawaki oleh Kapten Pnb Hari Mursanto dan lettu Pnb Arief Widianto untuk melaksanakan operasi SAR terhadap Kapal Wakatoa. Menyusul helikopter Sikorsky S-58 Twinpac yang diawaki Kapten Pnb Sugianto dan Kapten Pnb Agung yang dilengkapi hoist permanen dengan daya angkut 600 pon dengan membawa 4 drum bahan bakar
Heli terbang menuju sasaran dengan ketinggian 3.000 kaki. Kapten Pnb Hari Mursanto mencoba berhubungan melalui frekuensi radio : " Wakatoa, wakatoa disini heli rescue, mohon posisi anda."
Baris 19:
Setibanya di Pantai Carita pintu NBO-105 dicopot kemudian bersama Helikopter Twinpac kembali menuju Kapal Wakatoa untuk evakuasi penumpang, dilokasi ternyata penumpang sudah di evakuasi ke Kapal Gunung Batu dan dibawa ke Cidungur. Sementara satu ABK diangkut NBO-105 dan empat ABK menunggu dikapal dengan perbekalan makanan dan minuman yang cukup.
ABK yang diangkut Heli NBO-105 menerangkan penyebab mesin kapal tidak hidup karena ada penyumbatan dalam pipa bahan bakar menuju mesin. Awak tersebut dibawa ke [[Pantai Carita]] untuk mencari komponen yang rusak.
|